Sabtu, 29 Oktober 2016

Green Bean Choco Juice ala Cici

Masih ingat tulisan kemarin? Sarapan anti mainstream ala Cici. Gimana udah ada coba? Hahaha.

Tenang aja, di tulisan kali ini, Cici nggak bakal kasih tips yang "absurd" kayak kemarin lagi kok. Tapi kali ini beneran resep. Resep yang kemarin baru aja dicoba, dan hasilnya... Ulalala. Cukup memanjakan lidah. #nagih

Jumat, 28 Oktober 2016

Sarapan Anti Mainstream ala Cici

Ceritanya kemarin aku bikin lontong buat sarapan. Nah, karena pagi ini lontongnya masih ada sisa, tapi gulainya udah habis, maka aku manfaatkan saja apa yang ada. Ya ini dia... Si bubur kacang ijo--yang belum naik haji--yang jadi sasaran.

FYI, ini bubur kacang ijo yang aku buat sore semalam, jadi karena masih ada sisa juga, aku masukin kulkas, maka bertemulah si bubur dengan lontong di dalam kulkas. Tapi mereka nggak deket-deketan apalagi pegang-pegangan, soalnya bukan muhrim. *Ini sebenarnya cerita apa sih?* #PembacaKezel

Rabu, 26 Oktober 2016

Dimana kamu?

Hei... Apa itu?
Kenapa kulihat bulir bening di matamu?
Perlahan kulihat ia jatuh.
Berselancar di pipi merahmu.

Selasa, 25 Oktober 2016

Make (to the) Up

Hmm... Melihat gambar ini, apa yang sedang Anda pikirkan? #PertanyaanKepo #AlaAlaFacebook

Pic from OWOP Group

Minggu, 23 Oktober 2016

Mesin Jahit Cici

Ceritanya lebih kurang sebulan yang lalu aku lagi hunting mesin jahit bareng suami. Mulai dari hunting via online maupun offline. Di beberapa toko online emang ada yang nawarin harga di bawah harga pasar, bahkan selisihnya lumayan. Tapi, aku pribadi dan terutama suami, saat itu masih takut untuk belanja online yang jumlahnya lumayan besar, apalagi ini barang elektronik yang rentan pecah, rusak, dan lain-lain. Belanja online sih udah sering, tapi biasanya hanya berkisar nominal puluhan hingga ratusan ribu. Biasa deh, hunting-hunting perlengkapan cewek. :D

Rabu, 19 Oktober 2016

Hitam Putih

pic: malam narasi owop
Mataku tertutup.
Bukan, bukan tertutup.
Mungkin lebih tepat sengaja kututup.

Kamis, 13 Oktober 2016

Positif Saja


Entah kenapa, seminggu terakhir banyak banget dapat kabar teman-teman lagi pada hamil. Entah itu yang memang sengaja memberi tahu (berbagi kabar bahagia), atau pun yang tanpa sengaja ketika asik chatting, akhirnya memberi tahu bahwa dia sedang hamil. Alhamdulillah, benaran ikut senang. :)

Kenapa? Ya karena aku yakin, sesuatu itu menular, termasuk kehamilan. Hehehe. Entah ini mitos atau tidak, dulu para ibu-ibu komplek--waktu aku masih tinggal di komplek perumahan dan kadang ngumpul sama ibu-ibu--pernah bilang, "Eh, si A hamil ya? Wah, hati-hati nih, biasanya kalau udah hamil satu, nular ke yang lain," celetuk salah seorang ibu.

Rabu, 12 Oktober 2016

Samba Lado Pucuk Ubi


Yuhuuu... Ini dia menu sederhana yang berhasil bikin aku selera makan lagi setelah tiga hari. Ya... This is Samba Lado Pucuk Ubi ala Cici. Eh, mungkin lebih tepatnya resep mama yang dimodifikasi oleh Cici. Haha.

Langsung aja sih ya... bagi yang pengen tahu and penasaran gimana rasa maknyus-nya ini samba lado. Yuk dicoba! Gampang kok. Oh ya, tapi aku bakal cuma kasih resep samba ladonya aja ya... Karena yang sayur pucuk ubinya, itu disayur bening biasa kok. Jadi gampang. Nggak perlu diresepinlah ya... Pasti udah pada pinter semua. Hehehe *Bilang aja males, Ci* Hahaha

Let's Cekidot~

Minggu, 09 Oktober 2016

Candu

Ceritanya beberapa waktu lalu--bahkan aku udah lupa kapan waktunya--di salah satu grup menulis a.k.a One Week One Paper (OWOP), kita diminta bikin quote tentang dunia tulis menulis. Quote yang terpilih nanti, bakal dibuatin--hmm apa ya namanya--picture? poster? meme? Ah, apa-apalah namanya, yang penting salah satu qoute yang terpilih itu jadinya kayak ini. And this is one of my favorite. FYI, yang buat namanya Depi a.k.a Emib a.k.a Emaknya Ibra. #Julukanakuyangkasih Hahaha. 

Minggu, 02 Oktober 2016

Alasan

Alasan, ya aku akui, saat ini aku tengah beralasan--lebih tepatnya mencari-cari alasan. Mencari-cari alasan untuk tidak setoran tulisan, mulai dari nggak ada ide, writer block, sampai bilang (sok) sibuk. Begini pake bilang pengen nulis buku? *sodorinkacagede

Alasan. Lagi-lagi kita sebagai manusia emang sering banget beralasan. Mulai dari alasan yang masuk akal, sampai alasan yang akal-akalan, semuanya kita cari-cari, biar apa yang kita lakukan mendapat pemakluman. Kayak gini masih ngaku pengen meraih "mimpi"? *sodorin kaca lagi

Alasan. Tak hanya soal cita-cita, impian dan keinginan, alasan juga sering kita kemukan bahkan kepada Tuhan.

Senin, 26 September 2016

1 x 24

Gambar: kabarmuslimah.com 
Hari ini, lebih kurang 1x24 jam sudah,
kau menyandang status sebagai seorang istri.

Istri.
Hanya lima huruf.
I-S-T-R-I.
Lima huruf yang pencapaiannya luar biasa.
Didambakan gelarnya oleh setiap wanita,
melebihi gelar sebagai sarjana.

Sabtu, 24 September 2016

Terima Kasih, Bukan Aku.

Ceritanya tadi pagi, tepatnya ba'da subuh, aku nyempetin diri buat buka youtube.Sebenarnya nggak ada yang penting-penting amat yang harus dicari pagi buta gini, ditambah lagi beberapa kerjaan rumah sudah menanti. Tapi, demi sebuah kalimat, "Sayang, daripada mubazir nggak ke pake (red: kuota malam paket internet masih banyak tapi masa berlaku udah mau habis)," maka jadilah pagi tadi aku men-download beberapa video ceramah Aa Gym. #BukanPencitraan

So, selama lebih kurang satu jam, alhamdulillah ada tiga video yang berhasil aku download. Jadilah pagi tadi, iseng-iseng sambil bersih-bersih rumah, aku putar video yang barusan aku download. Nggak bisa nontonnya sih, tapi yang penting bisa denger suaranya. :D

Menjelang akhir sesi ceramah yang berjudul "Menyikapi Takdir" ada satu hal yang menarik dan sayang kalau aku simpen sendiri.

Jumat, 23 September 2016

Cici Banting Stir (?)

WARNING!
Tulisan ini mengandung curhat dan kata-kata "berbahaya" lainnya. Waspada terjangkit virus kangen tulisan Cici.

*Ini tulisan apa-apaan, awalnya aja udah ada warning menyebalkan. -_-
Hahaha.

Selasa, 30 Agustus 2016

Yang Terbaik

Alhamdulillah... setelah tiga minggu nggak posting, akhirnya hari ini bisa posting lagi. #Senengbanget

Hhmmm.... Ngomong-ngomong, teman-teman pernah dengar atau bahkan sering kan ya... berdo'a atau pun mendo'akan teman kita dengan kalimat kurang lebiih seperti ini,

Jumat, 05 Agustus 2016

Trik Nitip Doa (Jodoh) ala Cici

Hai reader...! Apa kabar semua? Udah pada baca postingan aku sebelumnya kan, ya? Itu tuh... yang soal jomblo. *Kedip* Bagi yang belum baca, boleh baca dulu kok, biar makin nyambung ama tulisan yang sekarang, walaupun sebenarnya dibaca terpisah juga nggak papah. Tapi, kalau pengen makin deket jodohnya, ya harus baca dua-duanya. Hehe. Klik di sini
Oke, langsung aja. Postingan kali ini juga masih berbau-bau jomblo, jodoh, dan doa. Ya, karena masalah jomblo, jodoh dan kawan-kawannya ini, emang nggak bakal ada habisnya untuk dibahas. Selalu aja jadi topik yang menarik di sana sini, termasuk di kalangan mereka yang udah punya suami/istri. Hihihi.

Senin, 25 Juli 2016

Cake Coklat Simple Tanpa Mixer

Yuhuu... Akhirnya jadi juga bikin cake kayak gini, dan ini pertama kalinya aku bikin kue sendiri. Alhamdulillah langsung berhasil. Yupppie!!! *lompat-lompat girang
#abaikantoppingyangradaberantakkan

Karena biasanya, aku cuma bantuin mama aja, cuma bantuin ngocok telur pake mixer. Bahan-bahan yang dimasukin, berapa takarannya, berapa lama manggang/ngukusnya, aku nggak pernah tahu. Yang aku tahu cuma satu. Jadwal makannya. Hahaha.

Setelah menunggu beberapa hari (karena sok sibuk), hasil tanya dan browsing sana sini, maka jadilah semalam aku memberanikan diri untuk membuat kue sendiri. Maklumlah, aku termasuk orang yang rada parno kalau diminta bikin sesuatu dengan takaran yang pass. Dan setahu aku, bikin cake-cake begini takarannya kudu pas, bahan-bahannya harus bagus, de el el. Beda banget sama resep-resep makanan (menu utama) yang biasa aku buat, aku bebas berkreasi sesuka hati. Cari resep cuma untuk gambaran umum, ujung-ujungnya... ya suka-suka. Hahaha.

Jumat, 22 Juli 2016

Menikmati Bully (Jomblo) ala Cici

Yuhuuu... Cici is back. Udah lama banget rasanya nggak update blog, ampe karatan gini. *gosok-gosok, bersihin kerak membandel* Hahaha.

Oh ya, mumpung masih bulan syawal dan suasana lebaran, mohon maaf lahir batin ya teman-teman semua. Taqaballahu minna wa minkum. :)

Ngomong-ngomong, kalau udah suasana lebaran gini, biasanya identik dengan satu kata ya... Hmm... apalagi kalau bukan "Nikahan". Di sana sini, bakal banyak banget bertaburan undangan nikah, terutama di daerah Sumatra Barat. #Berdasarkanpengamatanamatirpenulis

Senin, 13 Juni 2016

Tips Sederhana Biar Kantong Plastik dan Kosmetik Lebih Apik

Yuhuuu... Cici di sini. Kali ini mau bagi-bagi tips sederhana untuk pembaca setia.
Ya... Namanya juga tips sederhana ya... Jadi jangan berharap sesuatu yang luar biasa. Hahaha.

Jadi ceritanya ide ini muncul saat melihat tumpukkan plastik di dalam plastik #IniApaCoba yang kalau lagi butuh, susah nyarinya. Musti diubek-ubek sampe bagian terdalam, dan hal ini tentu saja membuat kantong plastik--bekas yang udah setia kamu kumpulin dan rapiin--menjadi berantakan lagi :(
So, dari pada kejadian ini terus berulang dan terkadang malah  menghabiskan waktu untuk mencari-cari ukuran yang pas #UdahKayakMilihBaju, maka terpikirlah untuk membuat kotak ajaib--yang sebenarnya nggak ajaib-ajaib amat--ini. :D

Minggu, 12 Juni 2016

Orak-arik telur sayur ala Cici

Yuhuu...
Masih ada Cici di sini. Kali ini mau bagi-bagi resep nih. Nggak ada resep spesial sih, soalnya di internet juga banyak bertaburan resep yang mirip, atau mungkin sama. Intinya jangan terlalu banyak berharap dari resep yang bakal aku bagikan. Karena (mungkin) resep ini bakal gaje. Hhahaha.

Nah, ini dia nih masakan yang akhirnya aku buat karena ada tumpukkan sayuran dan telur di kulkas. So, jadilah Orak-arik sayur ala Cici. Langsung aja, cekidot~

Sabtu, 11 Juni 2016

Lapak 1.5 x 0.5 m

Yuhuuu... Cici is back.
Seperti janji kemaren, hari ini In syaa Allah bakal mulai posting-posting cantik lagi. *kibas-kibas jilbab*

Eh, ini judulnya apa banget ya... Sampe ngomongin lapak-lapakan segala. Apa karena di sosmed sekarang pada rame yang buka lapak? *Eh, bukannya kamu juga, Ci?*
Iya, sih. Hahaha. Oke fix. Lupakan. Back to topik.

Jadi gini nih ya... Kadang kita *eh, atau aku aja?* suka ngiri liat orang-orang yang pada punya usaha. Yang usahanya udah gede dan punya cabang di mana-mana. Bisa mempekerjakan orang, bantu orang, buka sekolah gratis, de el el. Duh, pokoknya suka ngiri sih kadang ya... Jadi pengen juga punya lapak kayak mereka.

Tapi, akhir-akhir ini aku jadi berpikir. Hei! Bukankah kita masing-masing sebenarnya sudah diberi lapak oleh Allah? Lapak yang sebenarnya. Lapak yang perniagaannya nggak akan pernah rugi. Lapak yang bakal bisa mewujudkan semua mimpi. Lapak yang bisa kasih kita apa aja. Jangankan penghasilan sembilan, atau sepuluh digit per bulan, bahkan seratus digit sekali pun, bisa diwujudkan. Lapak yang nggak bakal buat kita kecewa. Lapak yang nggak perlu bayar uang sewa. Lapak yang nggak bakal direbut orang. Lapak yang nggak bakal pernah berkurang.

Jumat, 10 Juni 2016

Tulisan Nggak Penting

Aaaakkk... Udah lebih dari sebulan ini blog nggak disentuh. huuuff... *tiupin debu*
Emang gini banget ya rasanya kalau udah lama nggak nulis. Rasanya tu... K.A.K.U. Serius KAKU bener deh. Nggak tahu rasanya mau mulai dari mana, mau mulai dari "a" atau dari "si dia" #eh

Intinya tuh ya... Emang bener banget, sesuatu itu harus terus dilatih dan dibiasakan, kalau nggak... Hmm... Ya gini deh, mau mulai aja rasanya susaaaaahhhh... banget. Maka jadilah ujung-ujungnya "curhat". Eh, betewe makasi loh ya... udah ngeklik tulisan ini yang isinya cuma curhatan galau cici yang udah lama nggak nulis. Hahaha. *ditimpuk*

Etapi, tenang aja, nggak usah buru-buru close dulu. Karena, sebentar lagi kamu akan tahu sesuatu. Ya sesuatu. Sesuatu yang selama ini aku rahasiakan. Seseuatu yang banyak membuat orang penasaran.

Dan...

Sesuatu itu adalah...

Bahwa...

Sebenarnya...

Aku

Nggak

Punya






Rahasia apa-apa yang mau ditulis di sini. Hahahaha. *digorok pembaca*

Udah ah... gini aja dulu, sebagai pemansan untuk jari-jari yang udah mulai kaku dan aksara yang telah membeku.

Jangan kapok pantengin blog aku ya... In syaa Allah bsok bakal ada postingan baru untuk kamu. So, keep stay tune guys. 

Oh ya, yang belum follow blog ini, boleh kok difollow. Hehe. :D

Jumat, 29 April 2016

Khawatir

Dalam menjalani hidup ini, terkadang kita sering merasa khawatir dan takut. Khawatir kerjaan tidak beres, lalu dimarahi bos. Khawatir saat telat bayar SPP lalu alpa study. Khawatir tidak dapat jodoh. Khawatir tidak ada uang untuk makan. Khawatir ini dan itu. Bahkan, tidak jarang kekhawatiran itu hanya sekedar kekhawatiran saja, dan masih praduka belaka. Tidak ada korelasi, bahkan bukti sama sekali jika itu benar-benar akan terjadi. Ah, kita memang terkadang terlalu khawatir.

Kamis, 28 April 2016

Dear Mantan (?)

Akhir-akhir ini lagi marak banget para pengguna sosial media yang bikin meme atau ngedit picture atau sejenisnya pakai tagline "Dear Mantan" yang ditambah dengan kalimat "Maafkan aku yang dulu". Hhmmmm... Nggak perlu disebutin lah ya, contohnya yang kayak gimanaaa... tinggal buka aja tuh beranda Facebook masing-masing, bakal langsung bertebaran meme yang dimaksud. Atau bagi kamu yang nggak nemu meme yang aku maksud--karena mungkin teman FB nya anak baik semua--bisa tanya sama uncle google, tinggal ketik aja "Meme Dear Mantan", dalam sepersekian detik--kalau internet kamu lancar tentunya--bakal muncul berbagai gaya "Meme Dear Mantan".

Oke, aku nggak bakal bahas lebih lanjut tentang "Meme Dear Mantan" yang kadang bikin miris ini. Syukurlah meme yang menggambarkan betapa sebenarnya yang buat meme kayak gini masih ada rasa "ngarep" ama mantannya, pengen balikan. Atau minimal, dia pengen bilang, "Nyesel kan ninggalin gue kemaren? Liat gue yang sekarang. Gigit jari, gigit jari deh lo." Yaaah... mungkin lebih kurang gitu kali ya, yang ingin disampaikan dari meme "Dear Mantan" ini. Sungguh miris. Pamer diri yang sekarang, hanya untuk "balas dendam". Fiyuuuh *lap keringet*

Jumat, 22 April 2016

Ada Kala

Ada kala, 
saat ingin bercerita,
kau tak tahu tahu memulai dari mana.

Ada kala,
saat ingin menulis, 
tanganmu mendadak kaku, 
seolah terbelenggu, 
dan kata-kata menguap entah ke mana.

Ada kala, 
saat kau ingin pergi, 
namun hati tak ingin lari. 
hanya bisa mengatur rasa, 
agar luka tak semakin parah.

Ada kala, 
saat kau ingin berteriak, 
di tepi pantai, agar suaramu hilang ditelan ombak.

Ada kala, 
saat kau ingin berdua saja. 
Bersama seseorang yang kau cinta, 
bersamanya menghabiskan masa.

Ada kala, 
saat kau memang (benar-benar) kehilangan ide untuk menuangkan kata, 
maka saat itulah hadir tulisan yang saat ini kau baca.

Ada kala, 
saat kau tersadar telah khilaf, 
karena membaca tulisan gaje punya.

Ya. Ada kala.
Ada kala, hingga akhirnya kau ingin menimpuk seseorang yang telah membuat tulisan gaje nan abstrak ini, dengan buku yang sedang kau baca.

*ditumpuk pembaca
*tangkep bukunya

#IniTulisanApa
#GaJe
#ODOP

Rabu, 20 April 2016

Ketika Yetno Jatuh Tresno

Yetno menghempaskan badannya ke atas kasur kamar kosan. Jadwal kuliah dan beberapa agendanya hari ini cukup menguras tenaga dan pikiran. Terlebih lagi, Pak Jaka, dosen mata kuliah Hukum Pernikahan, memberikan tugas kelompok yang membuat seisi kelas kompak berekspresi "Yaaaah..." dengan muka lemas. Ya, karena tugas kelompok yang diberikan memang sulit dan payah, terlebih bagi Yetno. Bukan, bukan karena Yetno mahasiswa yang kurang cerdas dalam memahami materi, tapi yang membuat kondisi sulit bagi Yetno, karena ia harus sekelompok dengan Anggi, perempuan yang tak jarang membuat jantungnya berdebar tak karuan. Ya, Yetno menyukai Anggi, teman sekelasnya sejak awal pertemuan mereka di semester 3. Anggi adalah mahasiswi pindahan dari Universitas lain.

"Assalamu'alaikum. Maaf, ruang akademik sebelah mana, ya?" tanya seorang gadis berparas ayu dengan balutan gamis dan jilbab unggu.

Kamis, 14 April 2016

Sebuah senyuman

Aku ingin tersenyum. Selalu tersenyum. Bukan karena aku selalu merasa bahagia. Tapi, karena aku ingin bahagia.

Aku tahu, tersenyum di saat hati menangis, itu tidak mudah. Memaksakan agar bibir menarik otot-ototnya ke kiri dan ke kanan, di saat sesungguhnya ia ingin mengkerut saja, itu tak mudah.
Butuh kekuatan hati. Butuh usaha berkali-kali. Bahkan juga, bergolak dengan emosi.

Tapi biarlah. Mungkin ini terasa susah, Namun mencobanya... kurasa juga tak salah.

Karena aku tahu,
Tersenyum memang tidak akan menyelesaikan masalah.
Tapi, dengan tersenyum, semuanya akan terasa lebih mudah.

Maka,
Tersenyumlah :)

-Cici Putri-

Rabu, 13 April 2016

BC BC Gemez

Sebenarnya dari beberapa hari yang lalu udah "gatel" pengen nulis ini. Eh, apa malah dari tahun lalu ya? Ah, pokoknya udah lama sih sebenarnya kerisauan ini ingin ditulis dan disampaikan. Bukan untuk "Sok mengajari" apa lagi "menggurui". Bukan karena merasa "Paling benar" ataupun "cari tenar". Bukan, bukan karena semua itu atau pun alasan yang sejenis dengan itu. Semoga Allah menjauhkannya dariku.

Oke, sekarang langsung aja. Jadi, ceritanya beberapa hari kemarin lagi marak banget BeCa BeCe (baca: Broadcast) tentang bulan Rajab. Yang pada kebagian BC seperti ini pasti udah ngerti dong ya... BC yang dimaksud yang seperti apa. Bagi yang belum tahu, baiklah, akan aku kasih tahu. Ini dia BC-nya. (Rencana mau discreenshoot, tapi kepanjangan. Jadi dicopas aja.)

Selasa, 12 April 2016

Putri Kentang (Part 2-End)

Putri Kentang part 1, baca di sini

***
Tong sampah yang tak teralu besar di sudut kamar penuh dengan bola-bola kertas berbentuk sembarang. Bukan bola sebenarnya, mungkin lebih tepat jika menyebutnya gumpalan kertas yang diremek-remek, ini entah sudah kertas yang keberapa, dan nyaris, jika aku tak bisa mengendalikan diri, habis sudah satu rim kertas HVS, hanya untuk menulis sebuah surat, surat untuk Pini.

'Tuhaaan... Kenapa sesulit ini???' Aku meremas-remas kepalaku yang plontos.

Menulis surat. Ya, mungkin terlihat aneh dan kuno untuk zaman serba canggih seperti sekarang. Tapi, apalah dayaku, ponsel pintarku seakan tak ada gunanya bila aku berhadapan dengan Pini. Bukan karena aku menjadi gagu ketika hendak menghubunginya--walaupun sebenarnya itu salah satu alasannya--tapi, alasan utamanya adalah karena Pini tidak punya ponsel pintar. Jangankan ponsel pintar, ponsel yang tak pintar pun dia tak punya. Karena seperti kalian tahu, Pini hanyalah gadis dari keluarga sederhana, gadis penjual kentang. Namun, kesederhanaan--dan paras ayu--yang dimilikinya inilah, yang membuatku jatuh cinta.

Senin, 11 April 2016

MEMULAI

Seberat-beratnya melangkah, lebih berat lagi untuk memulai. Ya. Memulai. Memulai apa saja. Kerja, memasak, menyelesaikan tugas kuliah, menyelesaikan skripsi, menuntaskan tumpukan cucian, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Dan tentunya tak terkecuali menulis.

Butuh tekad dan kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri untuk bisa memulainya.
Mulai memikirkan kerisauan-kerisauan di hati lalu menuangkannya dalam tulisan.
Mulai untuk peka lebih peka menangkap ide-ide yang berkeliaran.
Mulai untuk meluangkan waktu untuk benar-benar menulis, bukan sekedar menunggu waktu luang.

Untuk memulai, akan ada banyak alasan memang.
Mulai dari rasa malas, malu, takut, dan sebagainya.

Namun, jika kita tidak pernah memberanikan diri untuk memulai, maka sudah dapat dipastikan kita tidak akan pernah sampai--pada tujuan kita--menjadi penulis.

Karena, bukankah untuk sampai pada tangga sepuluh, kita harus melewati tangga satu, dua, tiga, dan seterusnya? Maka, mulailah naiki anak tanggamu sekarang. Langkahkan kaki, jangan takut.
Karena, tak kan pernah sampai orang yang tak pernah memulai.

Dan untukmu yang sudah memulai langkah, jangan berhenti. Teruskanlah. Karena jika kamu berhenti, maka akan sulit untuk memulai lagi.

Semangat memulai, semangat meneruskan langkah.

Semoga jejak-jejak goresan pena, mengantarkan kita ke Jannah-Nya.

-Cici Putri-
@ciciliaputri09


Selasa, 05 April 2016

Putri Kentang

Aku tak tahu pasti sejak kapan aku punya kebiasaan seperti ini. Duduk menunggu seseorang tiap sore di teras rumah. Seseorang yang mungkin bagi kebanyakan orang, tidak begitu penting.  Ya, bisa jadi, karena dia memang bukan orang penting seperti para pejabat ataupun artis ibu kota. Namun bagiku, dia teramat penting. Karena dengan memandanginya di setiap sore, membawa gairah tersendiri bagiku, bagi masa depanku tentunya. 

Memperhatikan caranya tersenyum dengan semua orang, membuat hatiku berdesir, apatah lagi saat dia benar-benar menyambutku dengan senyumnya, hatiku meleleh. Ingin langsung kutemui ayahnya, dan mengajaknya ke kantor KUA. Dia gadis bermata bulat, dengan hitung mancung dan bibir merah munggil. Kulitnya tidak terlalu putih memang, namun bersih. Kelihatan sekali dia adalah gadis yang pandai merawat diri. Ah sungguh istri idaman para suami. Kerudung sederhana, yang menjulur ke dada, tidak terlalu panjang memang, tapi cukup menambah anggun penampilan dan pancaran kecantikkannya.

Senin, 04 April 2016

Sendiri Saja


Akan ada masa
Saat kau ingin sendiri saja
Bersama jam dinding mengeja masa

Menghitung detik-detik yang tlah terlewati
Dalam menapaki perjalanan di muka bumi
atau sekadar mereka kembali mimpi-mimpi.

Akan ada masa,
saat kau ingin sendiri saja,
menikmati senja
Mengumpulkan puing-puing asa,
Yang tlah mulai hilang entah ke mana.

Akan ada masa,
Saat kau ingin sendiri saja.
Menikmati mentari pagi tersenyum manja.
Menerpa wajah,
di bawah sinarnya yang begitu ramah.

Akan ada masa
Saat kau benar-benar ingin sendiri.
Bukan untuk lari.
Hanya ingin merasai
Dan menakar ke dalam diri.
Masih adakah cinta-Nya di hati.

Dan...
Akan ada masa
Akan ada masa
kita
Benar-benar akan sendiri,
Dan mati.


-Cici Putri-

Jumat, 01 April 2016

G.A.L.A.U

Galau.
Ini kata sebenernya berasal dari mana, sih? Kenapa dia sering banget menghampiri? Menghampiri para jomblo yang masih sendiri. *Lah, emang ada jomblo yang nggak sendiri?* Hahahaha. Oke abaikan.

Galau.
Galau seorang yang katanya penulis itu, biasanya ketika nggak ada ide, dan ketika ada ide terus bingung mulai dari mana. Nggak tahu deh ini bener apa nggak. Soalnya aku sendiri masih merasa belum jadi penulis, karena bisanya cuma corat-coret yang berakhir tragis. Hiks.

Galau.
Katanya anak intuiting itu susah move on, makanya gampang galau. Tapi, entah kenapa justru yang aku rasain sekarang beda. Galau bukan karena nggak bisa move on, tapi justru karena terlalu mudah untuk move on. Move dari satu ide ke ide lainnya. Belum selesai satu pengen yang lain, loncat sana loncat sini sesuka hati. Untung hati sendiri, bukan hati orang lain. Kalau hati orang lain kan bisa kacau. *Cici, ngomong apa sih? Pliizz fokus* Oke. Ini udah mulai ngelantur. Maafkan saiah pemirsah.

Galau.
Serius deh. Ini beneran lagi galau karena ide udah berjejer, tapi nggak ada yang beres satupun. Mau buat tulisan buat ikutan Give Away-nya Bang Syaiha juga nggak jadi-jadi, padahal deadline tinggal satu hari. Hiks :'(

Galau.
Berkaitan dengan move on, dan kini aku sadar, terlalu mudah untuk move on tidak baik untuk kesehatan tulisan. Karena tulisan hanya butuh kesetiaan, bukan ide yang berjejal tanpa ada kaitan.

Galau.
Makasi sih, udah mau baca tulisan galau super gaje ini. Dan sebelum ditutup (dikira lagi nge-MC), aku cuma mau bilang. Makasi buat Bang Syaiha dan temen-temen ODOP yang udah berhasil bikin aku "galau" tiap hari.

Salam Galau.

Oh ya, buat Gilang... Selamat kamu udah berhasil buat aku pengen cakar-cakar tembok (iri) karena presensi setoranmu selalu nangkring nomor satu. Dan aku entah kapan bisa begitu. Hiks :'(
Eh, eniwei kamu nggak tidur, ya? Ampe (nyaris) tiap hari selalu setoran jan 00.01 WIB?
Hmmm... Baiklah, dari pada ini semakin galau, gaje dan nggak penting, (sekali lagi) mari kita akhiri.

Salam Galau (Lagi)


#UdahGituAja
#MaafUdahBikinKeselKarenaBacaTulisanGaje

Kamis, 31 Maret 2016

Mati Lampu yang (Tak) Dirindu


Saat menyebalkan itu adalah ketika tugas menumpuk untuk segera dikerjakan, lalu mendadak mati lampu. Atau saat kamu kelaparan dan berniat untuk memasak mie rebus yang tinggal sebungkus, pakai magic com mini--karena nggak punya kompor #anakkos, lalu mati lampu. Cek dompet uang tinggal seribu. Oh sungguh tragis. Sabar ya qaqa. Hehehe

Oke. Apapun itu, mati lampu adalah keadaan yang hampir tak pernah ditunggu oleh siapapun. Kalau pun ada yang menanti atau berbahagia dengan datangnya momen mati lampu ini, aku rasa dia adalah penjual lilin. Atau mereka adalah pasangan yang ingin terlihat romantis (Baca: pengen Candle light dinner) dengan modal tipis. :D 

Tapi entah kenapa, walaupun aku termasuk kategori orang kebanyakan--yang tidak merindui hadirnya mati lampu, namun akhir-akhir ini, aku merasa mati lampu adalah momen yang "membahagiakan" bagiku, bahkan aku tunggu-tunggu. Wow. Sebegitu berartinya kah mati lampu hingga harus aku tunggu? *Udah kayak jodoh* #eh

Hmm... sejujurnya bukan mati lampunya yang spesial, tapi karena dengan mati lampu aku bisa melakukakan hal spesial. Yap, apalagi kalau bukan menulis, menyelesaikan deadline dan komitmen yang sudah aku buat, untuk menulis tiap hari--walau tak jarang rasa malas menghampiri. Hihihi.

*Ya ampun... Si Cici, mau nulis malah nunggu mati lampu. Emang nggak gelap apa?*

Hahaha. Jadi, mati lampu yang (terkadang) aku rindukan di sini adalah mati lampu saat di kantor. Karena saat mati lampu inilah aku punya kesempatan untuk menulis. Saat mati lampu nggak ada kerjaan kantor yang bisa dikerjakan, karena semua kerjaan kantor rata-rata mengandalkan komputer yang tentunya butuh listrik. So, momen ini tentunya tidak aku sia-siakan begitu saja. Maka dengan cekatan aku pun memainkan duo jempol di ponsel pintarku. Menuangkan ide--yang entah apa--ke dalam sebuah aplikasi note, yang kemudian akan aku pindahkan (Baca: Copy paste) ke blog nantinya.

So, ketika hati dan tangan ini sudah gatel pengen nulis, tapi di kantor banyak kerjaan, maka mati lampu menjadi momen yang dirindu. #SemogaPakBosNggakBacaPostinganIni. 

Hmm... Mati lampu. Sebenarnya banyak lagi sih ya, yang pengen aku sampein soal mati lampu ini. Tapi kerjaan juga udah nunggu. Sekian dulu deh.

Sssstt... terakhir. Yang pengan aku sampein. Apapun kondisi yang kita hadapi, jangan mengeluh. Hadapi aja. Just enjoy it. Seperti mati lampu yang terkadang (tak) dirindu. :D

#HappyWriting
#OneDayOnePost

Rabu, 30 Maret 2016

Jodoh dikejar Deadline

"Aaaakkk... Ini kenapa, sih? Kenapa harus ada deadline-deadline-an gini?" Aku mengacak-acak rambut, mendengus sebal, manyun. Entah kenapa setiap kali aku kesal atau bingung, reflek reaksiku selalu begini--membuat gerakan yang akan disambut oleh komentar sahabatku, Rina.

"Kamu kenapa lagi sih, Dar? Itu rambut yang tadinya lurus, bisa jadi keriting loh, gara-gara kamu acak-acak gitu terus." Kalimat standar yang selalu diucapkan Rina setiap kali melihat reaksiku yang seperti ini. Tapi kali ini ada yang berbeda, karena otomatic reply-nya itu tidak disertai dengan ekspresi datar atau sebal. Justru kini dia memasang wajah menahan tawa.

"Ini nih, mamaku, kenapa coba pake nyuruh-nyuruh anaknya cepetan nikah? Pake dikasih deadline lagi! Udah kayak tugas kuliah aja tauuk, pake deadline segala." Aku mendengus sebal. Rina malah tertawa, nyaris menyemburkan kuah bakso yang baru saja masuk ke mulutnya.

"Udah aku duga. Haha."

"Maksud kamu?" Aku mendelik.

Selasa, 29 Maret 2016

Sandal Toska

"Jadi sandal kesayangan lo yang hilang kemaren udah ketemu?" tanya Pini yang baru saja pulang dari mengajar private malam ini. Sepertinya dia penasaran, setelah tadi aku memberi kabar bahwa sandal kesayanganku yang hilang beberapa minggu lalu, tiba-tiba ditemukan.

"Iya, gue nemu di balik pintu toilet kampus," jawabku datar.

"Terus, kenapa wajah lo sedih gitu? Bukannya lo seneng sandal lo udah ketemu?" Pini mengambil posisi duduk di sampingku, di atas tempat tidur, sembari melemaskan otot-otot kakinya.

"Ada yang aneh sama sandal gue," kataku sembari menerawang kondisi sandal kesayangan yang kutemukan.

Senin, 28 Maret 2016

Kemarilah

Kemarilah.
Di sinilah aku
Di rumah tak berpintu
Siapapun bisa bertamu
Untuk saling mengenali atau sekedar bertemu.
Tanpa peduli batas dan waktu.


Kemarilah
Selami aksaraku,
Dan kan temukan diriku
Dalam wujud yang mungkin tak sama,
Ini aku yang sebenarnya.

Jumat, 25 Maret 2016

Kulkas, ada?

Setelah kemarin nulis tentang hati yang suka ngedumel dengan yang itu-itu aja, kali ini mau bahas yang berkaitan dengan kajian (lagi).

Hmmm... Jadi ceritanya--entah kenapa--tiba-tiba teringat waktu dulu pernah ikut kajian. Waktu itu bahas tentang apa ya... lupa. Hehehe. Tapi intinya sih, waktu itu Pak Ustadz bertanya sama jama'ahnya (baca:peserta kajian), "Jadi, berapa orang di sini yang sudah ada buku tafsir di rumahnya?"

Dan seketika hening. Peserta kajian saling pandang--sambil menunduk-nunduk tentunya. Karena tak satupun ternyata yang mengangkat tangan untuk menyatakan bahwa dirinya punya buku tafsir di rumah.

Pak ustadz menarik napas, dan melanjutkan pertanyaan, "Kalau kitab fiqih? Siapa yang punya kitab fiqih di rumahnya?" Kembali peserta menunduk dan saling pandang. Pak ustadz menarik napas--lagi.

"Oke. Kalau pertanyaanya saya ganti. Kalau yang ini saya yakin rata-rata pasti angkat tangan dan menjawab ada. Siapa yang di rumahnya ada kulkas?"

Deg. Peserta langsung terdiam--beribu-ribu bahasa. Tertohok dengan pertanyaan yang diajukan. Mereka--termasuk aku, tentunya mulai mengerti ke mana arah pertanyaan dari sang ustadz.

"Ada kan, Bu?" Peserta mesam mesem, cengengesan.
"Kalau tv? Handhpone? Pasti juga ada kan, Bu?" Peserta makin tertohok.
"Kira-kita mahalan mana kulkas sama kitab tafsir, Bu?" Peserta terkunci mulutnya. Merasa tertampar jiwanya.
"Jadi, Bu. Bisa atau tidaknya kita membeli sesuatu, sebenarnya bukan faktor mahal atau tidaknya. Tapi apakah kita mau dan merasa butuh atau tidak. Itu saja. Jika kita merasa lebih butuh kulkas dari kitab tafsir Qur'an dan kitab fiqih, tentu kita akan memprioritaskan kulkas dari kitab-kitab itu. Begitu juga sebaliknya, jika kita merasa kitab tafsir dan fiqih lebih kita butuhkan dalam hidup kita sebagai pedoman dan pencas ruhiyah kita, sebagai jalan kita memahami kalam-kalam-Nya, tentu kita akan prioritaskan membelinya dari pada kulkas, tv, AC, dan lain sebagainya."

Pak ustadz menarik napas sejenak, menatap para peserta kajian. Sepertinya sang ustadz mengerti, bahwa para peserta sedang tertampar jiwanya, maka sang ustadz melanjutkan, "Tidak masalah jika sekarang memang belum ada dan belum merasa butuh, tapi saya akan do'akan, semoga kita semua di sini, termasuk orang-orang yang bisa memilah dan memilih dengan baik, mana yang lebih prioritas dalam kehidupan dunia dan akhiratnya." Pak Ustadz pun tersenyum. Peserta terlihat sedikit lega, termasuk aku.

Dan mulai saat itu, aku sudah mulai bertekad, suatu saat nanti, aku akan beli kitab tafsir dan fiqih. Dan saat tulisan ini dibuat, alhamdulillah...Allah izinkan aku sudah memiliki salah satunya, kitab fiqih. :)

#SemogaNggakSekedarJadiPajangan




Kamis, 24 Maret 2016

Itu-itu aja. Itu-itu lagi.


Pernah ngerasa bosan nggak sih, kalau datang ke sebuah acara atau pengajian, terus ustadznya nyampein ceramah yang udah mainstream banget? Alias itu-itu aja, itu-itu lagi, sama kayak yang udah disampein sama ustadz-ustadz lainnya. Pernah terlintas di pikiran pengen protes atau ngedumel? "Ustadz, please...aku udah tahu. Bisa ganti materi aja nggak sih, Tadz? Itu mulu deh. Sholat lagi, sholat lagi. Sedekah lagi, sedekah lagi." Pernah ngedumel kayak gitu?

Bahkan pernah nih ya...waktu itu, aku ngajakin temen buat datang kajian, terus temenku bilang gini, "Bosan loh kak, datang ke kajian kayak gitu. Paling isinya itu lagi, itu lagi."

Hmmm... aku sih No comment waktu itu. Cuma bisa berekspresi "Oh", kemudian berlalu dengan ekspresi, "Ya udah, terserah kamu. Aku pergi."

Rabu, 23 Maret 2016

"Pesta" Para Pendo'a

Bersama milyaran rintik air mencumbui bumi, 
ada jiwa yang merindu. 
Entah kapan bisa bertemu.

Bersama nyanyian bulir air di atas genting, 
ada tangis yang tergugu.
Entah kemana hendak mengadu.

Bersama gelegar suara petir.
Ada jiwa kian getir.
Nafsu tlah kalahkan otak tuk pikir.

Bersama hujan.
Ada jiwa-jiwa penuh harapan.
Menadahkan tangan.
Berdo'a pada Sang Maha.

Karena hanya bersama hujan,
para pendo'a bisa berpesta,
meminta apa saja,
penuh harapan.
Agar Tuhan berkenan beri ampunan,
Dan wujudkan berjuta harapan,
Yang tersimpan.


-Cici Putri-
@ciciliaputri09

Selasa, 22 Maret 2016

Ini Idenya

Hal terberat ketika harus membiasakan diri menulis setiap hari itu adalah memikirkan ide tulisan--selain meluangkan waktu tentunya. 

Ide. Hanya tiga huruf. Tapi entah kenapa rasanya sulit sekali mendapatkannya, setelah dapat--pun, lebih sulit lagi mengungkapkan dan menuangkannya dalam kata-kata. Bahkan rasanya lebih sulit dari menggungkapkan cinta. #Eh 

Ide. Banyak yang bilang ide itu ada dimana-mana. Ada pas kita sedang naik angkot, naik ojek, naik delman, naik kereta, naik kapal, naik becak, naik sepeda, naik sampan *ini kenapa deh jadi nyebutin nama segala jenis kendaraan? -___-* Hahaha. Santai Gaes. Cuma mau ngetes kesabaran kamu aja, kok. #plakk

Intinya sih, kita semua pasti sepakat yes... kalau ide itu bisa didapat dari mana aja. Baik ketika kita sadar (sengaja mencari ide), ataupun nggak sadar (ide yang datang tiba-tiba). Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Udah kayak jalangkung. Hihihi.

Nah, ketika ide udah nongol--dan biasanya nongolnya suka nggak liat situasi, suka banget nongol kalau lagi ada kerjaan atau lagi bawa kendaraan #DisituSayaMerasaDilema, masalah selanjutnya muncul, yaitu menuliskannya--seperti yang tadi udah aku bilang. Mengungkapkan ide itu (terkadang) lebih sulit dari pada mencari ide. Huft.

Senin, 21 Maret 2016

The Mahmudah-Kepo Imunisasi

Yuhuuu... 
Cici datang lagi. Kali ini bareng mau bagi-bagi ilmu hasil kajian on line di grup kece. Apalagi kalau bukan grup Reuni Andalusia. Grup tempat ngopi (ngobrol pintar) para muslimah sholehah #Eaaa 
Dan setelah beberapa waktu lalu menyimak curcol para mahmudah seputar kehamilan, kali ini kita habis ngebahas soal vaksinasi. Iyap, bener banget, vaksinasi yang (kadang) menimbulkan kontroversi di sana sini. Hehehe. So, biar para mahmudah (mamah muda sholehah) nggak galau, para admin kece ngedatangin pemateri yang kompeten soal permasalahan ini. So, langsung aja kita simak resume hasil diskusinya di bawah ini. Kalau rekapannya rada "kurang rapih" harap maklum yaaah. Karena ini juga butuh perjuaangan. Hahaha. #Alasan

Langsung aja, ini dia materi dan hasil diskusi kemarin. Cekidot~ 

Jumat, 18 Maret 2016

Ketika Cici Ngomongin Buku

Hmm... oke fix. Sebenarnya nggak tahu mau nulis dari mana. Ya udah dari sini aja. *Lah, emang mau dari mana, lagi? Dari lapak tetangga?* Hahaha.

Oke gaes, kali ini aku mau ngomongin soal buku, ya walaupun sebenarnya nggak terlalu ngerti soal dunia per-buku-an sih. *Dunia per-buku-an? Istilah dari mana, tu?* #abaikan. Jadi, ceritanya lagi dikasih tugas buat nulis tentang buku terbaik yang pernah dibaca. Nah, dari sini mulailah kebingungan itu melanda. Yap, bener banget. Karena sendirinya nggak (begitu) ngerti ciri-ciri buku yang baik itu seperti apa. Hmmm... daripada galau yang tentunya aku nggak mau lah yau, maka aku putuskan untuk nulis tentang buku yang meninggalkan sesuatu di hati. *Ceile, sesuatu*Uhuk*

Daaaaan... buku itu adalah...

Kamis, 17 Maret 2016

(Bukan) Hujan

Aku bosan menulis tentang hujan,
membaca kisah tentang hujan,
mendengar mereka mengenang kisah di kala hujan.
Aku bosan.

Kuakui hujan memang menyenangkan.
Karena ia membawa damai dalam jutaan bulir mesra dari langit.
Bersama nyanyian merdu saat ia beradu
dan berkecipak di atas genting.

Namun, bukan hujan yang membuatku bahagia.
Tapi kamu.
Bersamamu, aku tak peduli kemarau ataupun hujan.
Karena bahagiaku ada padamu,
bersamamu.

Hujan mungkin melengkapi,
tapi ia bukan pembahagia sejati.
Karena yang sejati hanya kamu,
Dan aku.
Kawan.


Ilustrasi: Kiriman Nicacaca

Rabu, 16 Maret 2016

Rahasia Lara

Jadi ceritanya beberapa waktu lalu sempayt bikin flashfiction judul "Lara". Buat yan belum  baca bisa klik di sini. Dan nggak nyangka, bener-bener surprise ternyata lumayan banyak yang suka, bahkan kasian ama Lara. Padahal Lara mah nggak lara-lara amat. Hahaha. Daaan... ada juga yang sempat bertanya-tanya, "Itu cerita nyata, ya? Pengalaman Cici?" Hmm... daripada timbul spekulasi, baiklah... mari kita telusuri dari mana asalnya Lara. :D

Selasa, 15 Maret 2016

(Bukan) Nasehat

Kali ini aku bakal bagiin sebuah lagu buat kalian semua. Sebuah lagu yang bikin aku "cukup kuat" saat dulu mengalami ujian yang cukup menguras pikiran dan jiwa. Ampe rasanya... aku nggak tahu lagi mau ngapain. Nyesek banget. Perang dingin. Pergolakan batin. Tapi... itu semua sekaligus pelajaran berharga banget buat aku, hingga aku akhirnya tahu, bahwa Allah itu emang super duper Amazing. Pokoknya Allah itu love banget deh. Thank you Allah for everything you've done to me.

Dan ini dia lagu yang dulu sering aku putar biar aku tetap tegar dan percaya pada-Nya.

Senin, 14 Maret 2016

Oleh-oleh Ketemu Bang Tere


Ceritanya kemarin habis ikutan bedah buku "Hujan" bareng Bang Tere Liye. Hmm... Udah pada tahu dong siapa itu Bang Tere? Nggak perlu dijelasin lagi kan yak? Kalau masih ada yang belum tahu, silahkan tanya uncle, uncle google. Hehehe.

Sebenarnya sih, aku nggak terlalu akrab ya sama (karya) beliau, tapi karena kepo dan pernah baca satu karyanya "Bidadari-bidadari surga" dan aku juga suka sama quote-quote nya di FB, maka jadilah kemarin itu pas ada novel terbaru "Hujan" langsung beli, terus ikutan bedah bukunya, kebetulan aja sih, karena ada yang ngadain and nggak perlu ke luar kota. #HemmatBeib. Hahaha

Oke, tanpa basa-basi (lagi) langsung aja aku mau kasih oleh-oleh dari acara kemarin. *Lalu bingung mau mulai dari mana* Whahaha.

Jadi ceritanya setelah Bang Tere mengupas sedikit tentang buku-bukunya, terutama novel Hujan, maka tibalah sesi tanya jawab, dan aku udah nyiapin pertanyaan dua hari sebelumnya buat ditanyain ke Bang Tere. Niat banget kan, yak? Hahaha. Dan pertanyaan yang ingin aku tanyakan kebetulan sama dengan pertanyaan titipan dari temen di salah satu komunitas nulis yang aku ikuti. So, mereka pasti nunggu-nunggu jawabannya dong, termasuk kamu. Iya, kamu. :D

Awalnya hampir aja putus asa nggak dapet bagian buat nanya, karena you know lah ya... Yang mau nanya banyak banget, malah yang nanya juga kadang pake mukadimahnya  puaanjang banget. Hahaha. Tapi, emang gitu sih ya, suka nggak sadar kalau udah ketemu idola. Aku kadang gitu juga. *Oops*

Setelah berjuang angkat tangan di setiap sesi--untung nggak sampe angkat kaki, akhirnya aku kebagian jatah buat nanya di sesi terakhir dan menjadi penanya terakhir. Fiyyuh...*Lap keringet*

So, langsung aja aku kasih bocoran jawaban Bang Tere soal gimana cara dapetin endorse/ testimoni dari Bang Tere. Berikut jawabannya:

Jumat, 11 Maret 2016

Cici siapa, sih?

Cici itu... gadis minang yang nggak bisa bahasa minang. Bukan nggak bisa sih, tapi rada patah-patah lidah kalau ngomong pake bahasa minang. Tapi, kalau ada yang ngomong  pakai bahasa minang, 99% dia mengerti. Hehe.  Maklum, di ranah minang cuma numpang lahir doang dan tumbuh beberapa tahun di sana, lalu merantau ke negeri seberang (baca: Riau).

Cici itu... gadis berdarah A dengan tipe kepribadian korelis-sanguins, dan terkadang sanguins-koleris. Tapi anehnya, ketika tes kepribadian berdasarkan konsep STIFIn, gadis ini bertipe Intuiting (tipe yang dalam segi psikologi lebih mendekati tipe plegmentis). Intuing konon digambarkan sebagai orang yang banyak ide dan kreatif *uhuk* tapi suka ngayal dan ngeyel, plus kadang suka "jahil". Intuiting punya ikatan dengan "kata", maka semenjak tes STIFIn, Cici makin semangat and PD buat nulis, semacam ada sugesti gitu. Hehehe. Walau sampe sekarang tulisannya masih ya... sudahlah. #tragis. Penah ikut tes MBTI juga, dan hasilnya INFP (Keterangannya cari sendiri, karena sendirinya juga lupa. Hahaha). Konon INFP--katanya tipe kepribadian yang sama dengan J.K Rowling. *pasang kacamata item* Walau suka ikut tes kepribadian dan baca-baca buku/artikel tentang kepribadian dan parenting *uhuk* Cici tipe orang yang nggak suka nelan sesuatu bulat-bulat, karena takut keselek. Hahaha. Artinya, semua bahan bacaan dijadikan referensi dan perbandingan, sebagai acuan utama, Cici lebih suka yang bersumber langsung dari ajaran agama (baca: Islam).

Cici itu... gadis yang suka sama warna pink dan coklat. Hmmm... rada kontras ya... Yang satu warna cerah dan sok imut banget, yang satu warnanya elegan dan membumi banget. Hahaha. Tapi ya begitulah, mungkin Cici adalah gadis yang terlihat manja namun sebenarnya mandiri dan bersahaja. #Eaaaa

Kamis, 10 Maret 2016

Luka-Kembali

Hatiku kacau.
Ada jutaan rasa yang entah apa ingin menyeruak berlarian.

Dadaku sesak.
Oksigen dan karbondioksida berdesakan berebut ruang dalam paru-paru.

Rasa ini, entah apa.
Berkecamuk dalam hati dan pikiran. Rasa kecewa, cinta, khawatir, benci, muak, bosan, harap, atau entahlah, aku tak tahu.
Semua rasa seolah bersatu padu, berjibaku ingin membunuhku dari dalam.

Perlahan.
Namun pasti.
Pengkhianatan menghujamkan pukulan tepat di jantungku.
Napasku mulai tak beraturan.

Lalu benci berhasil menggoreskan perih di dinding hati.
Kecewa membubuhkan asam di atasnya.
Perih.
Antibodi tak berfungsi lagi.
Mungkin ia tlah bosan dan muak dengan luka yang sama.

Kalah.
Aku benci kata-kata itu.
Tapi kini, aku benar-benar kalah.
Aku lemah.
Cinta semu tlah memperdayaku, lagi.
Tuhan,
aku ingin,
kembali.

Rabu, 09 Maret 2016

Tentang Persahabatan

Tak ada yang lebih menyenangkan dari persahabatan,
Walau kadang jiwa nelangsa dalam canda,
Sepotong kata maaf,
mampu kembalikan segala.

Selasa, 08 Maret 2016

Ujian "Termudah"

Hai... Hai... Cici datang lagi. Kali ini mau bahas soal ujian.*Idih apa deh, Ciiii... ngingetin soal ujian. Udah kayak dosen aja. -,-

Hahaha... Sabar, Gaes. Kali ini nggak bakal bahas soal ujian yang jelimet and bikin otak mumet, kok. Keep calm. *pasang kacamata item*

Cuma mau bahas soal ujian hidup. #NyengirLebar. *Lah, malah bahas ujian hidup. Lebih berat lagi. orz.* Hehehe. Nggak usah lemes dulu, dong... Santai aja. Woles. Woles. :D

Karena ujian hidup itu bukan untuk ditangisi, diratapi, apalagi dihindari. Karena kita nggak akan pernah bisa menghindar. Lah, mau menghindar ke mana coba? Wong yang punya dunia dan seisinya Allah. Terus, kita mau lari ke mana? Apa mau lari ke dunia lain? Hehe. Jadi, kalau Allah udah menetapkan sesuatu untuk kita, baik berupa rahmat (yang biasanya kita lihat sebagai sesuatu yang enak-enak buat kita--padahal belum tentu yang enak itu baik), ataupun ujian (yang biasanya kita anggap sebagai sesuatu yang menyesakkan dada--padahal belum tentu yang menyesakkan dada itu buruk), maka nggak ada yang bisa menolaknya. Apapun itu.

"Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(Q.S 35:2)
ilustrasi: nyaplok di google
Jadi Gaes, udah jelas ya... Kalau sesuatu itu udah ditakdirkan untuk kita, maka akan datang ke kita. Tapi kalau Allah masih menahannya, masih memberikan kita ujian-ujian lainnya, juga nggak ada yang bisa melepaskannya. Illah huwa--Kecuali Dia. So, nggak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan di dunia ini, kecuali khawatir gimana keadaan kita di akhirat nanti. :)

Ujian itu harus dihadapi dan dilalui dengan sebaik-baiknya. Karenaaaa... kalau terus-terusan ditangisi--tanpa berusaha mencari solusinya, maka kita nggak akan pernah lulus, nggak akan pernah naik kelas. Sama seperti di sekolahan, kita nggak akan naik kelas kalau belum ikut dan lulus ujian. Kalau kita terusan-terusan menghindar dan nggak berusaha untuk lulus ujian, mau sampai kapan? Dan emangnya mau tinggal kelas mulu? Nggak dong, ya... :D

Senin, 07 Maret 2016

KCM

Ceritanya lagi diminta buat buat tulisan yang intinya menggambarkan alasan "Kenapa menulis". Karena pengen punya judul yang beda--selain sekadar "kenapa saya menulis", maka tercetuslah judul KCM alias Ketika Cici Menulis. Rada mirip judul novelnya Kang Abik, yaa... Emang iya sih. Orang emang terinspirasi dari judul itu, kok. Hehe.

Menurut aku... menulis itu mengekspresikan diri dengan caraku sendiri. Karena ketika menulis, aku bisa jadi siapa aja dan merasakan apa aja, terutama ketika nulis fiksi. Berasa bebas se-bebas-bebasnya. Yaaah... lebih kurang maknanya terselubung dalam tulisanku yang ini nih. Klik di sini.

Menulis itu...

Jumat, 04 Maret 2016

BLANK



Layar putih terhampar
Tuts-tuts diam tak bersuara
Jemari enggan menari

Semua membisu
Diam
Beku
Kaku

Kamis, 03 Maret 2016

Lara

Panggil aku Lara. Aku gadis berusia 23 tahun. Seperti namaku, kisah cintaku juga melara. Karena aku hanya bisa bermimpi tentang cinta. Cinta yang entah kapan akan bersambut.

Ya. Mungkin aku tidak tahu diri, jatuh cinta pada Leo, lelaki super terkenal bak boy band di kampusku. Tidak hanya tampan, Leo juga lelaki yang ramah dan baik hati. Aku kenal betul dengannya, karena rumah kami berdekatan. Sejak dulu kami susah bertetangga. Tapi entah kenapa,

Rabu, 02 Maret 2016

Hari Ke-3

Oh My Allah... Pliz help me... *Nadahin tangan depan kompi*

Ini hari ketigaku ngODOP, alias ikutan program One Day One Post. Oh My Allah... itu orang-orang di grup ODOP pada rajin amat, siiiiih? Pagi-pagi bahkan dini hari udah ada aja yang setor tulisan. Emang mereka rajin apa nggak ada kerjaan, sih? *ditabok warga ODOP*

Gaes, serius ini... rasanya aku

Selasa, 01 Maret 2016

Hidayah

Yuhuuu...
Cici is back--lagi.

Memasuki hari ke-2 ngODOP nih. Rencana masu nulis tentang curhat--lagi, tapi takut ntar pada bosen. *Bagus nyadar, Ci* Hahaha.

Baiklah, Guys. Kali ini aku mau sharing tentang hidayah nih. Konon Si hidayah ini banyak menjadi perbincangan di sana-sini. Nggak cuma jadi perbincangan untuk diperebutkan  dan diambil hatinya *gebetan kali, diambil hatinya* tapi juga menjadi perbincangan karena Si hidayah ini selalu saja menjadi alasan ataupun kambing hitam untuk tidak/belum berbuat baik. Betul, apa bener? Hehe. Padahal Si hidayah sendiri mah, nggak mau jadi kambing hitam. Karena dia lebih suka jadi kambing putih. *apaan coba?* #abaikan

Jadi, Guys... Berapa kali sih,

Senin, 29 Februari 2016

ODOP, Kenapa sih?

Hari ini hari pertama ngODOP (Ngodop: istilah yang baru saja aku ciptakan sendiri. Maaf kalau ngasal. Hahaha). Yap, ngODOP adalah melakukan apa yang sudah dikomitmenkan ketika bergabung di ODOP (One Day One Post). Sebelumnya, mohon maaf ya Bang Syaiha... karena aku mendadak memunculkan istilah ini. Hehehe. Habisnya, nama ODOP mirip sama komunitas Qur'an terkece sejagad raya, ODOJ alias One Day One Juz. Dan, biasa kalau sesama member ODOJ ketemuan atau ngobrol, trus ditanyain, udah ngODOJ (Ngaji 1 juz) belum hari ini? So, biar makin kekinian kayaknya aku bakal pakai juga istilah ini di ODOP. Temen-temen udah ngODOP belum hari ini? *Semoga ODOPer lain nggak protes. Lah, ini bikin istilah lagi--ODOPer* Hahaha.

Ngomong-ngomong soal ODOP

Sabtu, 27 Februari 2016

Cari Mati (?)

Aaaaakkkk...
Ini serius aku daftar program beginian? Oh My Allah... Cici, pliz bangun, Ci! Bangun! *tepok-tepok pipi sendiri*

Hari ini, H-3 menuju program challenge One Day One Post (ODOP) dimulai. Belum mulai aja rasanya udah keringat dingin gini. Oh My Allah... Pliz help me. *dia yang daftar, dia yang syok*

Jadi pemirsah, ceritanya aku lagi ikutan--mungkin lebih tepat mau ikutan, karena program belum mulai--One Day One Post, yaitu program nulis satu hari satu tulisan. Program ini konon yang ngadain namanya Bang Syaiha. Buat kamu yang mau tahu siapa itu Bang Syaiha, coba aja klik blog-nya di sini. Aku juga baru kenal Bang Syaiha beberapa waktu yang lalu sih, kenal karena juga waktu itu ada postingan yang bersiliweran di facebook, soal kepenulisan. Karena kepo, ya udah deh... klak klik sana sini, ampe akhirnya follow blog-nya Bang Syaiha. Teruuusss... Singkat cerita karena merasa kebakar and ketabok sama postingan-postingan Bang Syaiha soal kepenulisan, pas Bang Syaiha bilang ada ODOP Batch 2, langsung deh aku kepikiran untuk daftar. Sempet ragu sih... karena takut nggak bisa. Etapi, kalau nggak dicoba, dari mana kita tahu bisa apa nggak, ya nggak?

Next, aku langsung ikutan step pendaftaran dan hubungi nomor yang tertera untuk mendaftar, nomornya Mba Maya. Dan saat itu, serius deh... masih deg-deg-an. Takut mundur sebelum bertanding. Hahaha.

Kamis, 25 Februari 2016

Untittled

Tak ada yang lebih indah dari senja.
Teja jingga di ufuk barat.
Tenggelamkan sedih dalam pekat.

Tak ada yang lebih romantis dari hujan.
Tetes air yang beraturan.
Memberi irama,
menentramkan jiwa.

Tak ada yang lebih indah dari malam.
Taburan gemintang,
membawa berjuta impian tuk diwujudkan.

Namun,

Rabu, 24 Februari 2016

The Mahmudah-Curcol Hamil

Yuhuuu...
Cici is back! And masih setia di sini tentunya. Dan makasi juga buat kamu. Iya, kamu! Yang setia membaca blog yang isinya super random ini. Hihihi.

Oke readers, kali ini Cici mau bagi-bagi tips buat kaum hawa seputar kehamilan. Eh, salah ding. Lebih tepatnya ini tulisan isinya narasi dan rangkuman dari The Mahmudah di grup kece badai, apalagi kalau bukan Grup Reuni di Andalusia. Wuuiihh... dari namanya udah keren kan, yak? Andalusia. Hehehe. Jadi ini grup, isinya para akhwat alumni UIN Suska Riau. Kalau yang pada mau tahu UIN Suska Riau itu di mana, coba tanya sama peta atau uncle google. :D

So, karena ini grup isinya akhwat-akhwat kece *ngomong cantik sambil benerin jilbab* yang udah pada alumni kampus, jadi wajar dong ya... kalau isinya sebagian besar adalah The Mahmudah alias Mamah Muda Sholehah, dan juga calon The Mahmudah tentunya. *suiiit suiit*.

Ilustrasi: nyaplok di google
 Daaaan... kemarin, ada obrolan seru banget. Obrolan seputar

Senin, 15 Februari 2016

Cinta Setengah Sendok


Yuhuuu...

Cici is back. Apa kabar readers?
Semoga makin kece and disayang Allah... Aamiin.

Itu judul tulisannya apa bangeeeeeeeeet "CINTA SETENGAH SENDOK" udah kayak judul FTv. Hahaha.

Dan sebenernya ini judul punya temen, yang konon katanya mau dibuat jadi cerpen. Karena dia udah terlanjur ngasih tahu judul cerpennya, ya sudahlah... Judulnya aku pinjem dulu, mumpung ada ide buat nulis. :D
Dan alhamdulillah diizinin. *Horrraaaaiii*

So, ada apa sih sebenernya dengan "Cinta setengah sendok?"
Ini maksudnya apa coba? Hmm... Maksudnya apa, ya? Aku juga bingung. Wkakaka. #ditabok

Oke, jadi gini guys. Sebenernya, ide tulisan ini dapet pas aku sedang makan beberapa hari yang lalu.
*Ceile... yang dapet ide pas lagi makan.

Hahaha... ya gitu deh. Jadi ceritanya

Kamis, 28 Januari 2016

Bayang-bayang Marni

Ini adalah Challenge menulis OWOP (One Week One Paper), temanya STORY BLOG TOUR, setiap  member lain yang sudah diberi urutan absen melanjutkan sesuai imajinasinya di blog pribadinya.
Aku Cici mendapatkan giliran untuk membuat episode lima dalam serial STORY BLOG TOUR ini.
Cerita sebelumnya
2. Lisma : Sepenggal Harap
Dan inilah episode lima. Cekidot~
 ***
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi Kardi saat ini. Kecelakaan itu membuatnya harus dirawat berbulan-bulan di Rumah Sakit.

Rabu, 27 Januari 2016

Cakrawala

"Uh! Sebel. Sebeeeeeeeell!!! Kenapa sih, mereka itu pada rese banget? Ngata-ngatain aku mulu bisanya. Iiiihhh... Pengen aku cabik-cabik tuh orang." 

"Eh... eh... Anak mama kenapa ini? Pulang-pulang kok malah cemberut? Terus ngomel-ngomel nggak jelas. Ntar cepet tua loh," goda mama yang mendapatiku ngedumel pulang sekolah, masih lengkap dengan seragam putih biru, bahkan sepatu yang belum dilepas.  

"Iiih... Mama. Orang lagi kesel juga. Malah digodain." Aku memasang wajah cemberut dan pura-pura memalingkan muka dari mama.

"Hehe... Lagian kamu, nggak biasanya pulang sekolah cemberut kayak gini? Ada apa? Cerita dong sama mama," pinta mama seraya duduk dan merangkul pundakku. Ah, mama. Sentuhannya selalu berhasil membuatku nyaman.  

"Itu loh ma...

Selasa, 26 Januari 2016

Lampu Persegi Enam

"Beli. Enggak. Beli. Enggak. Beli. Enggak." Aku mengatupkan jemari satu per satu. Menghitung, mencoba megambil keputusan.

"Maaf Bu, jadi beli tiketnya?"

Ngek. Ibu?

Selasa, 19 Januari 2016

Chatting Rese-Resolusi Part 3

Hai hai... Yang udah pada nggak sabar mau intip lagi chatting-an Tommy dan Bagas, langsung aja. Cekidot~
Masih dari handphone yang sama, handphone Bagas.
Buat yang ketinggalan cerita sebelumnya, bisa baca di sini.

***
04 JANUARI 2016


Tom, gue barusan dapet tulisan bagus nih. Lo baca deh. 12.12
Tulisan apa tuh? 12.13
Punya siapa? 12.13
Anak2 di grup kita?

Minggu, 10 Januari 2016

Misteri Sebuah Kunci dan Sesosok Bayangan

Ini adalah Challenge menulis OWOP (One Week One Paper), temanya STORY BLOG TOUR. Di mana member lain yang sudah diberi urutan absen melanjutkan sesuai imajinasinya di blog pribadinya.
Aku Cici mendapatkan giliran untuk membuat episode ketiga dalam serial story blog tour ini.




Dan inilah episode ketiga. Cekidot~

Kamis, 07 Januari 2016

Chatting Rese-Resolusi part 1


Di sebuah chat room Whatsapp Bagas dan Tommy. Chat room Bagas.

27 DESEMBER 2015

Woi Cuy! Banggguuuuuuuuunnn! 07.45

Gak pake tereak juga kallliii... 07.45
Gue udah bangun dari tadi. Emang kayak lo. Jam segini baru bangun, heh? 07.45


Wkakakkka. Tau aja lo. 07.46
Eh, gimana resolusi lo? Udah akhir tahun nih. Belum ada tanda-tandanya gue liat. Wkakaka. 07.46

Berisik! 07.46
BHAHAHAHAHA *devil laugh* 07.47
Makanya cuy, jangan kaku banget lo sama cewek.07.47
Kalau gitu mulu, ya gak bakal kawin-kawin lo. 07.47

Kayak lo udah kawin aja. Pake ngajarin gue

Chatting Rese-Resolusi part 2

Yuhuuu... Buat kamu yang udah nungguin and nggak sabaran mau ngintip chattingan-nya Tomy sama Bagas, langsung aja Guys. Cekidot ~
Eits, buat yang belum baca episode sebelumnya, bisa baca di sini.


01 JANUARI 2016

Happpyyyy New Year, Broooo... 00.01
Buat resolusi apa lagi tahun ini? 00.02
Resolusi nikah, ya? *oopss 00.02

Lo begadang ya tadi malam? 05.14
Sama Gita?

Selasa, 05 Januari 2016

Menikmati dunia

Kau tahu teropong?
Benda berbentuk silinder memanjang.
Yang dengannya, kau bisa melihat sesuatu dari jarak jauh dengan begitu jelas, melalui lensanya.
Cukup dekatkan lensanya pada matamu.
Maka semuanya, akan terasa begitu jelas dan dekat.

Kau tahu peta?
Sebuah kertas yang berisi coretan dan gambar-gambar.
Kata orang, ini miniatur penampakan alam dua dimensi.
Dengan peta, kau bisa melihat negara apa letaknya di mana, berdekatan dengan apa, berbatasan dengan laut yang mana.
Berapa jauh jarak antara negara satu ke negara lainnya.
Semuanya bisa kau perhitungkan dengan membaca peta.
Dan hebatnya lagi, dengan peta kau bisa tahu kemana harus melangkah, ketika kau kehilangan arah.

Kau tahu perahu?
Alat transportasi yang sudah melegenda dari dulu.
Alat transportasi yang biasanya terbuat dari kayu.
Biasa juga digunakan oleh para nelayan tradisional untuk menangkap ikan.
Hey! Tapi bukan hanya itu.
Bukan sekedar menangkap ikan.
Karena dengan perahu, kau juga bisa melihat dunia.
Menjelajahnya dengan jiwa petualangmu.
Petulangan seperti Colombus, mengarungi dunia untuk membuktikan hipotesanya.

Ah. Teropong, peta, dan perahu.
Kau tahu apa hubungan antara ketiganya?
Jika kau masih sulit untuk mencernanya, baiklah akan kuberitahu padamu.

Teropong, peta, dan perahu.
Tiga benda yang dengannya kau bisa melihat dunia dengan cara yang berbeda.
Tidak hanya sekedar melihat, tapi kau juga bisa menikmatinya. Menikmati dunia "dengan cara yang berbeda".

-Cici Putri-
@ciciliaputri09