Kamis, 10 Maret 2016

Luka-Kembali

Hatiku kacau.
Ada jutaan rasa yang entah apa ingin menyeruak berlarian.

Dadaku sesak.
Oksigen dan karbondioksida berdesakan berebut ruang dalam paru-paru.

Rasa ini, entah apa.
Berkecamuk dalam hati dan pikiran. Rasa kecewa, cinta, khawatir, benci, muak, bosan, harap, atau entahlah, aku tak tahu.
Semua rasa seolah bersatu padu, berjibaku ingin membunuhku dari dalam.

Perlahan.
Namun pasti.
Pengkhianatan menghujamkan pukulan tepat di jantungku.
Napasku mulai tak beraturan.

Lalu benci berhasil menggoreskan perih di dinding hati.
Kecewa membubuhkan asam di atasnya.
Perih.
Antibodi tak berfungsi lagi.
Mungkin ia tlah bosan dan muak dengan luka yang sama.

Kalah.
Aku benci kata-kata itu.
Tapi kini, aku benar-benar kalah.
Aku lemah.
Cinta semu tlah memperdayaku, lagi.
Tuhan,
aku ingin,
kembali.

3 komentar: