Jumat, 29 April 2016

Khawatir

Dalam menjalani hidup ini, terkadang kita sering merasa khawatir dan takut. Khawatir kerjaan tidak beres, lalu dimarahi bos. Khawatir saat telat bayar SPP lalu alpa study. Khawatir tidak dapat jodoh. Khawatir tidak ada uang untuk makan. Khawatir ini dan itu. Bahkan, tidak jarang kekhawatiran itu hanya sekedar kekhawatiran saja, dan masih praduka belaka. Tidak ada korelasi, bahkan bukti sama sekali jika itu benar-benar akan terjadi. Ah, kita memang terkadang terlalu khawatir.

Khawatir dan takut jika begini, nanti pandangan orang akan begini pada kita. Khawatir jika tidak begini, maka akan jadi seperti ini dan itu. Khawatir ini itu, khawatir jika begini begitu.

Semua rasa khawatir, hadir bergantian. Dan lagi-lagi, tentunya tidak jarang rasa khawatir ini telah menguras pikiran dan energi kita, karena kita bereaksi secara berlebihan.
Lalu sebenarnya kenapa kita khawatir? Apa sebenarnya yang membuat kita khawatir?
Bukankah kita tahu bahwa Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar kempuannya? Lalu kenapa kita khawatir jika nanti kita--katakanlah--tidak lulus ujian pada waktunya. Tidak dapat pekerjaan seperti keinginan orang tua, sehingga kita dipandang sebelah mata. Lalu kenapa? Kenapa jika semua itu terjadi? Bukankah yang terpenting Ridho Sang Ilahi? Maka, jika kita yakin "Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar kesanggupannya", lalu kenapa kita masih mengkhawatirkan ini dan itu? Bukankah tugas kita hanya menjalani, dan memastikan kita lulus ujian kali ini? Sehingga Allah Ridho dan sayang pada kita.

Yah, mungkin kita masih mengkhawatirkan hal-hal seperti ini, karena kita masih kurang yakin akan janji-Nya. Jika kita sudah yakin ini ujian, dan Allah pasti berikan jalan--karena memang seperti itu janji-Nya--maka tidak ada yang perlu (terlalu) dikhawatirkan, apa pun itu. Karena cukuplah satu saja yang menjadi (beban) kekhawatiran kita, "Bagaimana kelak posisi kita di sisi-Nya."
Akankah kita bersama para nabi dan sahabat? Ataukah kita justru terbuang dan terlaknat?

Ah. Entahlah...
Mungkin kita masih perlu menata kembali rasa khawatir ini, dan mengelolanya dengan lebih baik lagi. Agar keyakinan kita akan janji-Nya kian terpatri dalam hati.

Dan mungkin,
Ketika khawatir (yang berlebihan) melanda, kita sering lupa apa solusinya. Padahal, jika kita tahu... ia sangatlah mudah. Namun, memang perlu keyakinan yang kuat untuk menerapkannya. Hingga solusi yang sederhana ini, bisa menjadi luar biasanya efeknya.

"Ingat Allah saja, dan serahkan semua pada-Nya."

Ya, itulah kuncinya. "Serahkan dan pasrahkan semua pada-Nya."

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S 13:28)
Just trust HIM, and everything will be okay. ^^

-Cici Putri-
@ciciliaputri09

7 komentar:

  1. Berusaha sekuat tenaga, sisanya serahkan kepada yang kuasa. Jauhkan rasa khwatir

    BalasHapus
  2. Kajian yg sangat mendalam. Mengingatkan kita agar tetap tenang.

    BalasHapus
  3. Aakk... jdi motivator buat dedek... tidk penting org lain memandang kita sblh mata, tp yg pnting posisi kita dimata Allah.. smoga kita termsuk org yg selalu di ridhoi Allah.. aaminnn ... smngaat kaka

    BalasHapus
  4. Khawatir karena tidak yakin jika Allah akan menolong kita

    aku sering merasa khawatir

    BalasHapus
  5. Terkadang aku juga masih sering khawatir...

    BalasHapus
  6. Ka cici keren bikin tulisan yang sangat bermanfaat buat orang lain

    BalasHapus