Sabtu, 11 Juni 2016

Lapak 1.5 x 0.5 m

Yuhuuu... Cici is back.
Seperti janji kemaren, hari ini In syaa Allah bakal mulai posting-posting cantik lagi. *kibas-kibas jilbab*

Eh, ini judulnya apa banget ya... Sampe ngomongin lapak-lapakan segala. Apa karena di sosmed sekarang pada rame yang buka lapak? *Eh, bukannya kamu juga, Ci?*
Iya, sih. Hahaha. Oke fix. Lupakan. Back to topik.

Jadi gini nih ya... Kadang kita *eh, atau aku aja?* suka ngiri liat orang-orang yang pada punya usaha. Yang usahanya udah gede dan punya cabang di mana-mana. Bisa mempekerjakan orang, bantu orang, buka sekolah gratis, de el el. Duh, pokoknya suka ngiri sih kadang ya... Jadi pengen juga punya lapak kayak mereka.

Tapi, akhir-akhir ini aku jadi berpikir. Hei! Bukankah kita masing-masing sebenarnya sudah diberi lapak oleh Allah? Lapak yang sebenarnya. Lapak yang perniagaannya nggak akan pernah rugi. Lapak yang bakal bisa mewujudkan semua mimpi. Lapak yang bisa kasih kita apa aja. Jangankan penghasilan sembilan, atau sepuluh digit per bulan, bahkan seratus digit sekali pun, bisa diwujudkan. Lapak yang nggak bakal buat kita kecewa. Lapak yang nggak perlu bayar uang sewa. Lapak yang nggak bakal direbut orang. Lapak yang nggak bakal pernah berkurang.

Ukuran lapak ini, kecil memang. Seperti yang tertera di judul. Lapak 1.5 x 0.5 m. Ya, hanya 1.5 x 0.5 m. Tapi, ukuran yang kecil ini, akan mampu merubah segalanya. Mewujudkan semua mimpi yang pernah ada, dan memperbaiki segala cela.

Dan, temen-temen tahu nggak, apa lapak itu? Lapak yang aku rasa, setiap kita pasti punya, asalkan kita muslim tentunya.

Yap. Bener banget. Dialah sajadah. Yang ukurannya lebih kurang hanya 1.5 x 0.5 m saja. Yang kita gunakan setiap hari untuk menghamba dan bersujud pada-Nya. Tapi, sayangnya kita lupa, bahwa dari sinilah semuanya bermula, dari "lapak" 1.5 x 0.5m.

1.5 x 0.5m, ukuran yang sangat kecil jika dibandingkan dengan kedai, kantor, ruko, apartemen, bahkan mall yang kita punya. Tapi, lagi-lagi... ini bukan hanya soal ukuran, lebih dari itu, ini adalah sebuah keyakinan, bahwa dari sinilah semuanya bermula. Dari sini, di atas "lapak" ini, kita akan berniaga dengan Sang Pemilik kekayaan sebenarnya. Perniagaan yang tidak akan pernah rugi selamanya.

Bukankah Dia telah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
Dan (ada algi) karunia yanng lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman 
(Q.S Ash Shaf: 10-13)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu te;ah menjadi) janji yang benar dari Allah dalan Taurat, Injil, dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah itulah kemenangan yang besar. 
(W.S At Taubah: 111)

Dari petikan beberapa ayat dalam dua surat tadi, kita bisa melihat bahwa perniagaan dengan Allah lah perniagaan kita sesungguhnya. Perniagaan yang nggak akan pernah rugi. Dan jika melaksanakan perniagaan ini dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan balasan yang luar biasa. Yaitu pengampunan dosa-dosa, pertolongan dari-Nya, kemenangan yang dekat (waktunya), dan yang paling penting tentu saja, balasan surga dari-Nya.

Masya Allah. Betapa luar biasanya balasan yang Allah berikan kepada kita. Tapi kita? Lagi-lagi masih saja lalai. Masih saja abai atas firman-firman-Nya. Kita lebih suka ngurusin lapak dunia yang nggak seberapa, dan belum jelas keuntungannya, dari pada lapak yang bisa "membeli" dunia. Kita lebih suka iri sama orang-orang yang punya lapak di mana-mana, dari pada orang yang bisa maksimal berniaga di atas sajadahnya. Kita lebih sibuk memikirkan cara terbaik mengelola lapak dunia, daripada lapak yang akhirat kita.

Kenapa ini semua (sering) terjadi pada kita? Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan hubbud dunya (Cinta Dunia). Astaghfirullah...

Padahal sudah banyak firman-Nya yang kita baca, Allah akan memberikan pertolongan, jalan keluar bagi mereka yang bertaqwa. Tapi kita? Lagi-lagi hanya tahu, tapi "tidak mau tahu". Hanya acuh tak acuh. Padahal jika kita bisa mulai memberikan perhatian lebih untuk "lapak" yang satu ini, maka niscaya, sesuai janji-Nya, Allah akan berikan surga untuk kita.

Surga tidak hanya bermakna surga yang akan kita dapat di akhirat kelak, tapi juga bermakna surga (jalan keluar) bagi persoalan-persoalan yang tengah kita hadapi di dunia ini.

*Tapi Ci, itu kan ayatnya tentang jihad, bukan tentang sajadah dan sholat kayak yang kamu bilang.*

Yap. Bener. Emang bener kalau ayat itu tentang jihad dan berjuang di jalan-Nya. Tapi, bukankah para pejuang di jalan Allah adalah orang-orang yang selalu memperhatikan "lapak"nya? Karena (hampir) mustahil, mereka yang bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah, tapi justru abai "mengelola lapak"nya.

So, mulai saat ini, mungkin kita bisa mulai berbenah diri. Maksimalkanlah "lapak" kecil yang sudah kita punya, karena dari sinilah semuanya akan bermula.

Perbaiki sholat kita. Perbaiki cara kita bermunajat pada-Nya. Maka Allah akan berikan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka.

Ya Allah.
Bantu kami,
untuk menjadi lebih baik lagi.
Tidak hanya untuk hari ini
tapi hingga akhir hayat kami.
Aamiin.


#MuhasabahDiri
#HappyRamadhan

-Cici Putri-

5 komentar: