Jumat, 30 Oktober 2015

Berlari "terlalu" kencang

"Kakaaaaaakkk... Rasanya pengen berhenti aja. Capek kak. Bosan. Rasanya pengen berhenti dari semua ini. Tiap hari syuro, ngatur kajian, seminar, ngisi, liqo, ngurus ini, ngurus itu. Adek capek kaakkk. :'( Rasanya jenuh. Tolong kak, adek harus gimana?"

Begitu lebih kurang sms seorang adik beberapa waktu lalu kepadaku. Akupun tersenyum menerima sms darinya. Dalam hati aku berkata, 'Adikku sudah besar, kini dia sudah berada di posisi yang dulu akupun merasakannya.' 

Lalu, tanpa pikir panjang, akupun membalas sms darinya, mencoba "menenangkan" dan merasakan apa yang dialaminya. Yang tentu saja, apa yang dia rasakan saat ini, aku sudah lebih dulu merasakannya. Bahkan hingga saat ini, masih sama. Hanya medannya kini berbeda.

"Wah, adek kakak ternyata udah besar ya. Amanahnya sekarang udah banyak. Hehe." Balasku.

"Kakaaaaakkkk...." balasnya lagi, yang membuatku menahan tawa. Karena membayangkan ekspresinya yang sedang protes manja, sambil memanyunkan bibir. Persis seperti setiap kali aku menggodanya.

Tanpa berbasa-basi lagi, akupun mengetik sms balasan. Mengembalikan topik ke pembicaraan semula. Aku tidak memberikan penjelasan, ataupun dalil-dalil atau apalah itu. Karena aku tahu, dia sudah hapal dan tahu semua. Aku hanya membalas dengan mencoba mengambil perumpamaan.

"Terkadang kita berlari terlalu kencang. Sehingga lupa, bahwa perjalanan ini amat panjang. Butuh energi yang banyak untuk mencapainya, butuh strategi yang bagus untuk mensiasati lelahnya. Jika kini lelah kau rasa, maka tidak perlu berhenti. Karena yang perlu kita lakukan hanyalah terus berjalan, tidak harus berlari. Nikmatilah setiap langkah perjalananmu. Rasakan betapa indahnya cara Allah membelaimu, dan menemani setiap ayunan langkah kakimu. Yakinkan diri dan kuatkan hati. Bahwa ini adalah jalan yang kau pilih. Jika lelah memghampiri, yang perlu kau lakukan adalah kembali mengatur strategi, tanpa perlu berhenti atau menepi. Cukup pejamkan matamu sejenak, rasakan cinta-Nya mengalir lembut di setiap helaan napasmu yang kini tersengal. Lalu, tataplah jalan yang membentang di hadapanmu. Dan katakan aku siap dengan strategi baru. :)"


#Tulisan ini bukan untukmu, dia atau mereka. Tapi aku!


-Cici Putri-
@ciciliaputri09


Kamis, 29 Oktober 2015

OWOP on My B'Day

Aaakkkk... Setelah tertunda sekian lama,  yang saking lamanya sampe nyaris sebulan. Wkakaka. Finally bisa juga ngerekap semua postingan ini sesuai janji (janji sama diri sendiri). *nangisharu*

Jadi, ceritanya beberapa waktu lalu, bertepatan dengan hari ulang tahunku, di bulan September kemarin, aku sempat ngadain challenge buat anak-anak OWOP via grup Whatsapp. Karena aku ngadain challenge dalam momen ulang tahun, udah pasti tema challenge-nya ulang tahun dong. Hehe.

Setelah berkutat dengan HP yang waktu itu sering ngadat, dan beberapa kendala lainnya *alasan* akhirnya hari ini aku bahagia banget bisa mengabadikan semua tulisan teman-teman yang ikutan challenge waktu itu. Thanks Guys. Ini kado istimewa buat aku. Apalagi tulisan kalian itu ada yang bikin aku terharu, dan ada yang bikin aku ketawa-tawa sendiri karena lucu. Hahaha. Pokoknya Thank You so much deh buat yang udah ikut partisipasi. O Wop You.

Bagi kamu semua, yang udah setia baca tulisan di blog  ini, langsung aja simak postingan campur sari berikut. Cekidot.

***

Mahligai angin, engkau semerbak bunga yang tak kunjung tercium bau khas aroma tubuh. Tapi, engkau dapat membelai setiap benda yang ada di bumi. Engkau terus saja berkelana bahkan itu sampai ke ufuk barat. Namun engkau tak sendiri.
Ada udara yang selalu menemanimu.
Engkau telah terbiasa bersamanya. Karena engkau telah menganggap udara sebagai saudara kembarmu.
Sungguh ini adalah hal dimana sebuah cerita dapat menyentuh relung hatiku. Tapi, seketika anganku melambung jauh.
Akankah aku bisa memiliki saudara kembar?
Pelupuk mata selalu berkedip saat hati berucap pada sunyi.
Aku tunggal.
Seandainya aku memiliki saudara kembar, aku tentu bahagia.
Aku akan berkata padanya kalau aku dan dia akan mengukir cerita seindah arwana secantik pelangi, semerdu melodi dan seabadi edelwis.
Ya walau terkadang kami tahu, jodoh atau kematian tidak ada yang tahu. Tapi, kami akan membuat kesepakatan pada jari kelingking. Kamu tahukan.
Kita akan mengucapkan sebuah janji pada kelingking dengan saksi bumi dan jari manis.
Kami juga akan berbagi pada diary. Sampai tak sedikit pun semua yang pernah kami ukir, ketika kami bisa menginjakkan kaki pada bumi, terlewatkan begitu saja.

By Kasih
xxxx

Surat Ulang Tahun

Nak, ini Ibu. Maaf jika tulisan Ibu tidak terbaca dengan jelas. Maaf jika bahasa Ibu belepotan. Tapi Ibu mohon, bacalah tulisan ini sampai selesai. Sampai kamu paham tentang ungkapan cinta Ibu yang begitu luas.
   
Jujur, Ibu tidak ingat kapan kamu lahir. Yang Ibu ingat, semalam sebelum kamu lahir, bulan bulat sempurna. Pertanda bulan hijriyyah memasuki pertengahan. Bulannya tepat bulan Muharram. Masalahnya ialah, Ibu selalu lupa jika harus mengingatnya dalam bentuk masehi. Terakhir kata kakakmu, kamu lahir tanggal 21 Agustus. Di aktemu tertulis demikian.

Ibu bahkan menulis surat ini di sembarang waktu. Mumpung ingat.

Nak, entah sejak kapan kamu menjadi pemarah karena hal-hal kecil seperti lupa mengucapkan selamat ulang tahun. Ibu bahkan tidak tahu mulai kapan kamu merayakannya. Dan kenapa pula harus merayakannya segala? Lengkap dengan potongan kue dan kado. Padahal selama ini keluarga kecil kita tidak pernah membiasakannya. Ibu dan Bapak bahkan tidak ingat kapan ulang tahun kami sendiri.

Sama sekali bukan Nak. Sama sekali bukan karena kami tidak sayang. Tapi karena memang hari ulang tahun, bagi kami, bagi Ibu khususnya, bukanlah sesuatu yang harus dirayakan. Apalagi diucapkan selamat sambil bergembira.

   
Nak, ulang tahun adalah pengurangan setahun waktumu hidup di dunia. Lantas kenapa harus dirayakan dan diberi selamat? Bukankah sebaiknya harus didoakan dengan khusu’ dan tulus? Serta dijadikan hari perenungan untuk dirimu sendiri Nak? Tentang semua kejadian setahun ke belakang?

   
Dan do’a Ibu tidak pernah putus sepanjang waktu. Setiap setelah selesai sholat. Setiap di sepertiga malam. Do’a-do’a yang panjang untuk kebaikan hidupmu dan kebahagianmu dalam menjalaninya.

Jadi untuk apa lagi Ibu mengucapkan selamat ulang tahun? Orang-orang yang merayakan ulang tahunmu belum tentu tulus. Tapi do’a Ibu tidak perlu kau pertanyakan lagi ketulusannya. Ibu hanya tidak ingin kamu menilai ketulusan orang lain sedangkal itu. Hanya dari ucapan ulang tahun.

Cinta dan ketulusan bisa dirasakan dan diungkapkan dengan banyak cara. Dan ucapan ulang tahun adalah cara yang paling mudah dilakukan. Apalagi Ibu dengar dari kakakmu, sekarang sosial media punya fungsi sebagai pengingat ulang tahun. Lalu apa istimewanya?

Ibu harap kamu bisa segera mengubah sudut pandangmu tentang ucapan selamat ulang tahun. Jangan habiskan perasaanmu meratapi orang-orang yang kamu pikir mereka tidak mengingatmu. Padahal tanpa sepengetahuanmu, mereka tidak pernah absen menyertakan namamu di setiap penghujung sholat mereka.

Salam Cinta yang tanpa ujung.
Dari Ibu.

**

Pipi Nay basah. Matanya sembab. Surat Ibunya keterlaluan. Sampai membuat dada Nay sesakit ini. Nay sungguh merasa malu.

Nay tidak tahu menyebut ini apa. Keajaiban? Bahkan surat ibu yang Nay temukan terselip dalam tas, tepat ditemukan hari ini. Saat ulang tahunnya yang ke-19.

Buru-buru ia mengambil handphone-nya di atas meja.
“Halo, ibu.. “ Nay berusaha menormalkan suaranya yang serak.

.Ana. 28 September 2015.

#ChallengeMissCiciManjah


 xxxx
#1
Ulang tahunku yang ke-6

Ada kenangan pada tiap bulir air dari langit yang jatuh. Kita sama-sama teringat pesan bunda agar meneduh sejenak ketika Tuhan menyapa makhluk-Nya dengan hujan. Namun dengan entengnya, langkah kaki kita berkejaran riang. Kutangkap gurat ketakutan di wajahmu saat menatapku yang menggigil kediginan. Tergopoh kau menggendong tubuhku yang suhunya meninggi dengan tiba-tiba.  Sesampainya di rumah, kau menangis sebagai tanda penyesalan karena sengaja melupakan peringatan dari bunda. Seperti yang kita tahu, bunda hanya tersenyum, membelai rambutmu, dan berbisik pelan, “Tidak apa-apa, sudah ... tidak perlu menangis.”

"Selamat ulang tahun, Cici!" Tiba-tiba ayah hadir dengan balon warna-warni di tangannya.

Kemudian empat cangkir cokelat panas buatan bunda makin melelehkan rasa cemas yang tadi bergelayut. Aku bahagia berada di antara kalian, bisikku pada Tuhan. Hujan pun berhenti tanpa pesan sebelumnya.

#2
Ulang tahun ke-11

'Adikku, Princess Cici. Hadiah buku harian ini untukmu. Kuharap kausuka. Dari kakakmu yang super ganteng.'

Bibirku yang tadinya menyungging senyum, menjadi kerucut setelah membaca pesan pada kado ulang tahun darimu. Ah, aku tak pernah ingin kehilanganmu. Tahukah? Entah kenapa, selalu kelu 'tuk aku katakan. Namun tanpa kata-kata, kau sangat pahami diriku. Isyarat tubuhku, kau yang paling hafal. Bagaimana saat aku merajuk manja, tak senang, sedih, atau saat marah. Sebab itulah aku tak dapat berbohong di hadapanmu. Diam-diam aku menyelipkan doa yang membuat pipiku merona di tepi jendela kamar saat hujan menyapa. Sampai ia pergi tanpa pesan sebelumnya.


#3
Ulang tahun ke-17

Kau berbisik, “Pelan-pelan. Jangan sampai suara langkah kakimu gaduh lalu membangunkan ayah dan bunda."

“Siap, Kak! Sebagai princess yang hari ini sedang berulang tahun, aku minta dibuatkan cokelat panas yang paling enak sedunia!" perintahku dengan menirukan gaya seorang puteri raja.

Malam itu dengan berjingkat, kita ke dapur untuk membuat dua cangkir cokelat panas karena dinginnya hujan menyergap tubuhmu yang tengah belajar sampai larut. Aku setia menemanimu sambil berceloteh banyak hal dan bertanya ini itu.

“Tapi, Yah, bunda takut melukainya ... "

Suara Bunda menghentikan langkah kaki kita. Aku dan kau berdiri di depan pintu kamar mereka sembari menempelkan daun telinga. Menguping ...

“Ayah tahu itu. Tapi bagaimana pun, kita harus menceritakan yang sebenarnya. Bahwa Cici bukan anak kita yang sesungguhnya. Ia ditukar oleh ibu kandungnya saat di rumah sakit. Ingat, Nda! Cici hari ini sudah 17 tahun. Ia semakin dewasa ..."

Tanpa pikir panjang, kau menarik lenganku untuk menjauh dari percakapan yang seharusnya bersifat rahasia itu. Aku tahu kau bingung harus bersikap bagaimana. Apalagi aku yang menjadi tokoh dalam perbincangan tadi.

“Aku tak bisa tidur," ucapku lirih.

Kau menarik lengan kananku lagi, lalu kaubawa aku menuju tempat persembunyian kita. Loteng. Aku terisak pelan sambil membenamkan wajah di antara kaki yang kutekuk. Kali ini kita bertukar posisi. Giliranmu yang menemaniku bersama simfoni gerimis yang ritmis. Begitu pilu, menyayat hati. Sampai ia berhenti seperti hujan-hujan pada hari ulang tahunku yang lalu ... ia pergi tanpa pesan atau kata apa pun.

#4
Ulang tahun ke-20

'Princessku, ini novel yang kauidamkan itu. Ah, tulislah sebuah novel juga. Kakak tahu kau suka sekali menulis. Ayolah. Semangaaat! Dan, selamat ulang tahun, Ciciku.'

Aku tersenyum dikulum. Kau memang selalu tahu yang kumau.

Kita memutuskan untuk menyimpan rahasia aksi pengupingan ala detektif malam itu. Tiga tahun berselang. Ayah-bunda pun diam. Tak ada yang berubah. Semua terlihat baik dan normal. Aku juga tidak mau bertanya lebih jauh.

Hanya satu yang berubah. Yakni perasaanku padamu. Sejak kenyataan yang kudengar kala itu, ada sedikit bahagia yang bersemayam dalam diam. Kau bukan kakak kandungku. Itu artinya, aku diperbolehkan memiliki rasa yang lebih padamu.

Oh, mungkinkah ini jawaban atas doa yang dulu pernah kubisikkan pada Tuhan saat hujan turun?
Aku mengatakan pada-Nya, "Kelak, aku menginginkan lelaki yang bisa menjaga cintaku seperti kakak yang selalu melindungiku."

Dia mengabulkan permintaanku seperti memberi buah durian.  Di luar durinya tajam, namun rasa di dalamnya sangatlah  manis dan menyenangkan.

#5

Semburat jingga muncul di ufuk barat sungai Rhein. Empat tahun aku pergi meningglkan rumah dan tanah air. Penyebabnya bukan karena kenyataan tentang pertalian darah, bahwa aku bukan anak kandung ayah-bunda. Tapi karena ...

“Cici sayaaang! Happy birthday, My Girl! Hadiah ini untukmu." seru Kak Rhein antusias petang itu.

"Wow! Coat super elegan ini untukku? Terima kasih, Kak Rhein ..."

"Oh ada satu lagi. Kado untukmu …" kakak pergi ke luar sebentar dan, "kenalkan, ini Sani. Pacar Kakak."

Geludaaar! Seketika petir menyambar dahsyat. Hujanpun turun deras. Kusambut uluran tangan dengan hati beku, padahal tangan kiriku saat itu menggenggam cangkir yang berisi cokelat panas.

Bip bip bip! Aku tersadar dari lamunanku. Lalu kubuka pesan singkat yang masuk ke surelku.

'Princessku, selamat ulang tahun ke 24. Kapan kaupulang? Ayah-bunda juga aku, sangat merindukanmu. Pulanglah gadis kecilku. Kau tak rindu cokelat panas buatan bunda? Oh ya, bulan depan aku dan Sani memutuskan untuk bertunangan. Pulanglah, Dik. Kuliahmu sudah selesai, kan?'

Aku kembali tersadar setelah melintasi petala ingatan. Kulihat parade kegelapan di atas sana segera pentas. Langit bersiap dengan jubah gelapnya.

Aku tak lagi suka mendengar melodi hujan. Sebab makin buatku terjebak dalam labirin kenangan. Namun aku terlambat berteduh dari gerimis. Kubiarkan air-Nya menyentuh lembut wajahku. Mengalir bersama airmata yang tersamarkan. Waktu tak selalu berperan menjadi obat. Ia dapat menjadi trailer drama kehidupan. Aku ingin hujan berhenti dengan pesan sebelumnya, supaya aku bersiap melangkah maju menyusuri waktu, bertemu pelangi yang warna-warni.

-Kiki-
#ChallengeMissCici

  xxxx

Bagiku, tak perlu balon berisi helium yang mampu melayang di udara. Ataupun balon tiup berisi oksigen yang membanjiri lantai rumah. Tak perlu kue bertingkat yang bahkan aku sendiri akan kebingungan bagaimana cara memotongnya, atau tinggi badanku tak sampai untuk meniup lilin di puncaknya. Tidak.

Bagiku, tak perlu juga badut gembul yang lucunya hanya buatan, yang senyumannya hanya polesan dan gurauannya hanyalah tipuan. Tidak perlu banyak orang yang bertepuk tangan sambil bersorak kepadaku. Oh Papa... Kau terlalu memanjakan aku. Mungkin akan lebih bermanfaat apabila semua kegembiraan ini aku bagi dengan mereka. Di sana tempat aku berasal.

Terima kasih, ini adalah ulang tahun paling meriah seumur hidupku. Akan tetapi ini juga menjadi ulang tahun yang paling hambar dalam hatiku. Di sini tempatku, tapi bukan asalku.

Aku hanya ingin berada di sana. Tempat aku berasal. Aku hanya perlu waktu beberapa detik untuk memejamkan mata sambil berdoa dalam hati. Kemudian aku butuh beberapa menit untuk memeluk mereka satu per satu. Keluargaku. Aku mohon padamu oh Papa, bawa aku ke sana barang sejenak.

***

Di langit nampak semburat merah, tapi itu bukan senja. Karena ada kepulan hitam yang mengikuti. Apa itu? Berasal dari sana, dari tempat asalku.

Tanpa meminta ijin dari Papa, aku langsung menyambar sepeda, aku kayuh sekuat tenaga, menuju ke sana.

"Masya Allah," gumamku lirih.

Air mata meleleh begitu saja di pipiku. Aku segera berlari ke bangunan yang sedang terbakar api. Tidak aku dapati seorang pun di sana. Di mana mereka semua?

Aku segera menekan nomor pemadam kebakaran. Tak begitu lama mereka akhirnya muncul. Aku bersikukuh mengikuti mereka meski dilarang. Di halaman depan, aku memungut sebuah papan yang tidak terlalu besar, satu-satunya benda yang masih utuh tidak dilahap oleh api. Bertuliskan "PANTI ASUHAN KASIH".

"Maafkan Papa sayang," sebuah suara mengagetkanku ketika aku hampir saja kehilangan kesadaran karena melihat jasad mereka menghitam dievakuasi setelah api mereda. Suara Papa.

"Aku hanya ingin merayakan ulang tahun bersama mereka Papa, sekarang aku tak akan pernah lagi melihat mereka. Saudara-saudaraku," sahutku sambil terisak.

Ulang tahun terburuk sepanjang hidupku, aku harus kehilangan mereka saudara-saudaraku disaat aku memulai kehidupan dengan orang tua angkatku. Rasanya aku tidak ingin hari ini ada, aku tidak ingin tanggal 29 Februari itu ada. Hanya empat tahun sekali aku menantikannya, tapi mengapa semua kejadian pilu ini yang menghampiri.
Aku benci ulang tahunku!

Dee~290915

  xxxx

Ulang tahun itu candu.


Aku ingin memberikan satu prosa dari hati terdalam untuk sahabatku yang menyemarakkan momen ulang tahunnya.

Yaaa, ulang tahun memang menjadi candu. Candu yang kian menderu agar kebahagiaan tetap utuh.
Ucapan selamat dan doa laksana intan permata, kilaunya terlihat walau kadang tak bisa dimiliki.
Harapan besar pun terpampang, alunan mimpi membuncah, sanubari menggelora.
Memang indah momen special itu, candunya tak pernah tergantikan dengan miliaran kekayaan.

Sentuhan persahabatan membuat bingkai cantik gelora jiwa, rona canda tawa menjadikan persahabatan semakin jelita.

Walaupun harus diakui, bahwa ada onak duri yang menusuk tajam, menyayat perasaan, mencincang perasaan.
Tapi, justru itu menjadi pemanis dalam persahabatan. Karena rasa pahit itu yang bisa membuat kita merasakan manisnya sebuah kenikmatan. Tanpa pahit, maka mustahil akan bisa menikmati rasa manis dalam jiwa.

Ya. Ulang tahun selalu menjadi candu.
Diri yang semakin kuat, emosi menggebu hebat dan semangat selalu membakar, menambah candu untuk menjadi orang nomor satu.

Candunya seperti meneguk segelas es di saat kehausan yang dahsyat.
Nikmatnya tak tergambarkan namun, bisa dirasakan.

Ulang tahun itu candu.
Secandu aku merangkai kata ini.

Selamat ulang tahun "princess". Semoga keberkahan selalu menyertaimu, dan pertolongan Allah selalu datang kapanpun kau butuh.

~Profesor cinta

  xxxx


Cici benci ulang tahun! Benci banget banget! Bukan, bukan masalah nggak ada yang ngucapin tepat pukul 00.00 lalu bilang, "selamat ulang tahun, Cici sayang." Bukan juga karena nggak ada yang kasih surprise lilin bertuliskan 'Happy Birthday, Ciciku..' Atau sebenarnya paling dinanti Cici, seseorang dengan seribu mawar di tengah candle light dinner lalu berlutut dan bilang, "Happy birthday, Dear. Will you marry me?"

Bukaaan... sayangnya bukan karena itu semua Cici membenci yang namanya ulang tahun atau perayaan romantis lainnya. Kalian nggak akan mengerti perasaan Cici. Bukan karena ia masih sendiri. Melainkan karena kalian bukan Cici! Ya, mana mungkin kalian bisa mengerti perasaan seseorang tanpa menjadi orang itu, kan?

Cici menatap sebuah tanggal di kalender. Ya, ulang tahunnya yang berada di bulan september. Cici tiba-tiba menangis.

Pintu kamar pun diketok. Ah, pasti mama! Seperti biasa Mama pasti akan membawakan Cici sebuah kue pertanda ulang tahunnya. Cici menghapus air matanya. Pintu dibuka,

"Selamat ulang tahun, sayang..." ucap Mama sembari mencium kening Cici.

Cici hanya murung.

"Sudahlah sayang... jangan bersedih terus. Ini kan hari ulang tahunmu."

Cici kembali menangis dan semakin keras menangis.

"Bagaimana aku tidak bersedih, Ma. Usiaku selalu berulang dan tidak pernah hilang. Aku tidak ingin ulang tahun, Ma. Aku ingin ilang tahun. Mama nggak akan ngerti bagaimana rasanya. Bagaimana takutnya Cici ketika orang lin bertambah tua sedang Cici tetap berada di usia yang itu-itu saja. Cici takut juga kehilangan Mama karena Mama mengalami ilang tahun, sedang Cici nggak."

Cici berkata sambil sesenggukan.

Ya, benar. Cici adalah seorang puteri yang legendaris. Puteri yang terkena kutukan seorang dukun jahat dan membuatnya tetap berada di usia yang itu-itu saja. Usia 25 tahun. Usia yang sangat nanggung. Mungkin bagi yang memuja kecantikan, umur abadi adalah segalanya. Tapi tidak bagi Cici. Bisa kalian bayangkan, kan? Bagaimana jika umur kalian berhenti di situ dan berulang setiap tahun? Bahkan para pangeran yang mau mempersunting pun jadi takut. Takut ikut terkena kutukan dukun jahat.

"Jangan menyerah, Cici sayang... Kita pasti akan menemukan penawar dari kutukan dukun jahat itu. Percayalah, keajaiban itu pasti ada. Mungkin kutukan ini sedang menunggu seorang pangeran yang akan membebaskanmu dari ulang tahun. Bersabarlah.. *karena yang terbaik memang penuh perjuangan yang besar dan waktu yang tidak sebentar." Mama menenangkan Cici.

Cici pun sedikit lega di peluk Mama.
Iya, Ma... Semoga pangeran itu segera datang menghapus kutukan.. Cici pun terlelap.

Dini Riyani
#ChallengeMissCiciManjah

(*) quotes dari anonim
  xxxx

Nakula & Sadewa

Ketua ekskul basket, Luca, sudah tahu bahwa dua anggotanya yang merupakan anak kembar, Nakula dan Sadewa, memang aneh. Tapi keanehan mereka tidak seajaib apa yang dilihatnya hari ini. Sebelum bel masuk berbunyi, Luca memandang heran pada si kembar yang datang ke sekolah pakai payung. Tak ada hujan, bahkan matahari hari ini juga nggak terik-terik amat, tapi mereka berdua memakai payung seolah tak ingin kejatuhan sesuatu. Mana motifnya polkadot, lagi!

"Nakula! Sadewa! Ooi!"

Luca kenal suara itu. Dia adalah anggota ekskul basket yang lain, Satrio, yang datang ke sekolah bareng Yudha. Ia memperhatikan Satrio dan Yudha yang menghampiri Nakula dan Sadewa dan tak bisa memikirkan hal lain selain merasa heran. Ngapain mereka sok kenal gitu? Ikutan dikira gila, baru tahu rasa deh, pikir Luca.

Tapi Satrio dan Yudha tidak bisa mendekati si kembar. Nakula dan Sadewa membuat payung yang mereka pakai sebagai barikade.

"Eits! Jangan dekat-dekat!" kata Nakula--atau Sadewa.

"Stop di situ tuan-tuan! Atau kalian dalam masalah," ujar yang satunya, entah Nakula atau Sadewa.

Yudha dan Satrio mengangkat kedua tangannya seolah-olah sedang ditodong pistol.

"Waduh....slow bro. Maksudnya apa nih?" tanya Satrio.

Tapi alih-alih menjawab pertanyaan Satrio, si kembar malah melirik ke arah lain, masih dengan sikap waspada. Mereka lalu mengarahkan payungnya ke kanan, kiri, depan, belakang, dan atas, secara bergantian. Semacam tarian payung tapi gagal.

"Siatuasi aman terkendali, kak. Kita lanjut?"

"Laporan diterima. Ayo kita lanjut."

Tanpa menggubris Yudha dan Satrio, Nakula dan Sadewa lanjut berjalan ke kelas. Masih lengkap dengan payung polkadot mereka.

"Apa sih??" tanya Yudha pada Satrio, bingung.

Luca sudah menduganya. Makanya, kalau ada orang sinting, jangan sok akrab dan dekat-dekat, batin Luca.

Lalu keempat anak kelas satu itu pun masuk ke kelas mereka masing-masing. Luca yang sama sekali tidak ingin tahu, juga berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai dua. Semoga pelajaran di kelas bisa membuat Nakula dan Sadewa kembali normal, doa Luca dalam hati. Setidaknya, ia tak ingin ada yang macam-macam waktu latihan basket nanti siang.

"Hhhh...." harapan yang sia-sia tampaknya.

---

Satrio dan Yudha datang lebih dulu ke lapangan basket. Luca menyusul kemudian sambil membawa beberapa minuman botol. Hari ini mereka masih akan latihan dasar. Luca masih merasa anak-anak kelas satu itu benar-benar payah dan awam basket.....

"Nakula Sadewa mana?" tanya Luca pada mereka.

"Belum dateng. Sebentar lagi paling," jawab Satrio.

Yudha menengok ke arah kelas dan berseru, "Ah! Itu mereka!"

Luca pun ikut menoleh ke arah kelas dan mendapati Nakula dan Sadewa yang masih membawa payung polkadot mereka. Tapi kali ini mereka tidak memakainya seperti tadi pagi. Payung yang terbuka itu mereka seret sepanjang jalan. Dan meski dari jauh, Luca tahu kalau wajah mereka berdua menyiratkan kesedihan mendalam.

Nakula dan Sadewa pun sampai di lapangan. Wajah mereka benar-benar menyiratkan kekecewaan mendalam. Tapi baik Luca, Yudha dan Satrio, tak ada yang tahu sebabnya.

"Kalian nggak mau ngelakuin sesuatu?" tanya Nakula--atau Sadewa.

Luca mengernyitkan dahi, "Sesuatu apaan?"

"Apaan kek gitu," kata yang satunya.

Luca makin bingung dibuatnya. "Apaan sih? Udah deh, daripada ngomong nggak jelas gitu, mending sekarang kita latihan."

Nakula dan Sadewa saling pandang. "Semua sia-sia, kak," kata Sadewa.

Ooh, yang itu Sadewa, kata Luca dalam hati.

"Iya. Semua sia-sia. Tak berarti," Nakula sok puitis.

Mereka berdua pun menutup payung polkadot noraknya dan memasukkannya ke dalam tas. Wajah mereka masih sangat....sangat kecewa.

"Kalian kenapa sih?" tanya Yudha. Satrio mengangguk-angguk. Pertanyaan yang bagus.

Nakula menatap Yudha dengan pandangan nanar, "Sebenernya....." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Nakula menengok Sadewa. "Lo aja deh yang ngomong. Gue nggak sanggup," kata Nakula lirih.

Serius. Ini ada apa sih?? Pikir Luca.

"Sebenernya..... kita udah siap-siap menerima serangan terigu dan telur. Tapi....kayaknya orang-orang nggak ada yang tahu hari ulang tahun kami....." kata Sadewa.

"....."

Luca dan dua anggota ekskul basket lainnya benar-benar tak tahu reaksi apa yang harus mereka tunjukkan selanjutnya.

(.____.) --> muka Luca
(.____.) --> muka Yudha
(.____.) --> muka Satrio


  xxxx

"Ciciii!!! Selamat ulang tahun!! Ini cacing buat kamu!"

Aku melihat Cuplis dengan heran. Bagaimana caranya dia bisa berkicau sambil menjepit cacing di paruhnya? Memangnya dia ventriloquist yang bisa bicara dengan suara perut? Kalau iya, burung macam apa dia itu? Harusnya dia sudah masuk Guiness Book of Records!

Cuplis meletakkan cacing merah yang masih menggeliat kepanasan itu di depanku. Aku melihat cacing itu tanpa minat.

"Kenapa kamu ngasih aku cacing?"

Cuplis memiringkan kepalanya. "Kan tadi sudah kubilang, ini hadiah ulang tahunmu. Yeayyy!!" jawabnya heboh sendiri.

Aku Cici si burung kenari. Nama lengkapku Cicitcuit, dan tepat hari ini aku berumur empat tahun. Tapi.... aku tidak pernah menganggap hari ulang tahun itu begitu spesial. Bagi manusia, mungkin. Bagiku yang hanya seekor burung, ulang tahun tidaklah berarti. Masa hidup kami paling hanya 12 tahun. Itupun kalau nggak keburu ditangkap dan dimakan kucing garong.

Cuplis sih kebanyakan bertengger di pohon depan rumah pak RT. Pembantu di rumah itu jarang kerja dan hanya menonton TV sepanjang hari. Pasti Cuplis terpengaruh kebiasaan manusia karena keseringan memandangi kotak ajaib itu.

"Jadi aku cuma bisa makan cacing setahun sekali? Kok sedih banget, ya? Aku jadi nggak mau ulang tahun...." rengekku pada Cuplis.

"Eh.... anu... ya nggak gitu juga maksudnya." Cuplis jadi gelagapan.

"Aku maunya makan tiap hari. Bisa nggak aku ulang hari aja?" pintaku padanya.

Ulang hari? Istilah yang tidak buruk juga. Lagian bagi semua makhluk hidup, seharusnya tiap hari itu spesial. Sebab selama sehari itu kita masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia, meski kita tak tahu apa yang akan terjadi esok hari.

"Ulang hari? Boleh dong! Kalau untuk Cici mah tiap hari nyari cacing nggak masalah, hehe."

Setelah itu kami berdua terbang rendah, mencari santapan lain di hari yang spesial ini.

-nana-
29-09-2015

  xxxx
 
Hadiah


'Met ultah, Ci! Sori, nggak bisa mampir ke tempatmu. Asepnya parah.'

Cici membaca pesan yang baru masuk itu dan tersenyum maklum. Sudah beberapa pesan serupa yang masuk dari teman-temannya. Biasanya kalau ada yang berulang tahun, mereka akan berkumpul di satu tempat sekadar kumpul-kumpul sambil syukuran kecil-kecilan.

'Nggak ada kue ulang tahun buat tiup lilin, sih. Tapi make a wish gih! Nanti kita aminin!'

Pesan dari teman lainnya kembali masuk di chat grup. Ramai deh jadinya. Cici pun membalas.

'Nggak ngaruh keles. Emang lilin bisa nyampein doa?

Sengaja ditambahkan emoticon olehnya, supaya yang disampaikannya meski ucapan serius tapi tidak dianggap terlalu serius oleh beberapa orang yang mungkin saja sensitif soal itu.

'Ujan! Alhamdulillah, ujan!!'

Membaca pesan yang baru masuk membuat Cici segera melongok ke luar jendela.

Alhamdulillah. Semoga hujan kali ini cukup lama supaya asap mereda.

'Make a wish, Ci! Kalo ujan salah satu waktu yang makbul buat doa kan?'

Tersenyum tipis, Cici akhirnya memanjatkan doa.

Semoga masalah asap segera teratasi, semoga aku selalu diberi taufik dan hidayah. Semoga … jodohku segera datang….

TING TONG!

"Ci! Tolong bukain pintu!"

Cici manyun. Princess lagi ulang tahun kok disuruh-suruh sih? Biar deh….

Walaupun manyun, tetap saja Cici beringsut ke pintu untuk membukanya.

Di depan pintu Cici menemukan seorang pemuda ganteng nan rupawan. Seketika Cici terkesima.

"Dengan Mbak Cici?" kata pemuda itu.

'Ya Allah… Mungkinkah…? Mungkinkah Engkau mengabulkan doaku secepat itu??' sorak Cici dalam hati.

"Eh? I-iya. Saya…"

"Oh, dengan Mbak Cici sendiri ya? Ini, ada kiriman." Pemuda itu memberikan Cici sebuah kotak kue sambil tersenyum manis.

'Palingkan mukamu, Ci! Zina mata! Zina mata!! Eh, tapi kalau pandangan pertama nggak dosa kan ya? Nggak boleh kedip dong gue?' Hati Cici mulai kacau.

"Silakan ditandatangan di sebelah sini," kata si pemuda lagi.

"O-oke." Terpaksa Cici memalingkan wajahnya dari sang pemuda demi membubuhkan tanda tangan. Cih.

Setelah mendapat tanda tangan Cici, pemuda pengantar kue itu pun pergi.

Giliran Cici lari masuk kamar, cepat-cepat menyambar handphonenya dan mengetik pesan di grup.

'Siapa yang kirimin gue kueeeeee?? Thank yooooouuuu!! Besok-besok nggak usah kirimin kue, kirimin tukang delivery-nya aja ya ke rumah gueee~~~'

Cici pun mesam-mesem sendiri. Besok-besok kalau ada yang perlu kue, dia pasti akan merekomendasikan toko kue tadi. Kalau perlu dia yang ambil langsung ke sana. Demi bertemu si doi.


-Ruru-
29.09.15

  xxxx
 
"Buat ulang tahunmu bulan depan, kamu minta apa?"

Pertanyaan itu tiap tahun terlontar dari Ibu. Kemudian disusul Ayah.

Dulu aku selalu punya jawaban atas semua itu. Entah hanya sekedar minta masakan kesukaan atau boneka kesayangan. Itu terjadi saat dibangku sekolah. Ketika ulang tahun aku pandang sebagai moment penerimaan hadiah.

Beda cerita ketika aku berada di bangku kuliah. Aku hanya tersenyum saja saat pertanyaan itu terlontar. Karena saat itu hadiah bukanlah sebuah unsur utama saat itu.

Aku membenarkan tempat duduk, menghadap Ibu dan Ayah saat itu.
"Kalo aku minta barang, udah bukan masanya. Kalo aku minta do'a, aku yakin Ayah sama Ibu tanpa dimintapun pasti sudah ngedo'ain anaknya. Kali ini kalo aku boleh minta, aku mau minta sesuatu."

Ayah dan ibu mendengarkan.

"Aku minta sekotak nasehat spesial dari Ayah sama Ibu. Mungkin Ayah Ibu sekarang menganggap aku sudah dewasa. Menganggap aku sudah mengerti semuanya, tahu konsekuensi dari hal yang aku ambil. Sehingga Ayah dan Ibu hanya mengawasiku saja. Padahal masih banyak yang belum aku mengerti, tentang hidup. Dan aku ingin tahu dari Ayah Ibu."

Ibu tersenyum, Ayah mengusap kepalaku.


  xxxx

 Kalau ada hari yang ingin kuhindari selama aku hidup, itu adalah hari ulang tahun.
Selain hari ulang tahun itu menambah digit angka di umurku, memoriku tentang hari ulang tahun tidak pernah indah.


Dulu, saat ulang tahunku yang ke 13, temanku menggiringku ke sebuah sawah besar milik Pak Marwan. Beramai-ramai tubuhku didorong ke dalam sawah dan serta merta tubuhku dipenuhi lumpur. Detik selanjutnya saat aku ingin menangis, riuh komando dari Putra--teman dekatku yang superjahil--membuatku melongok seketika. Aba-aba dari Putra diarahkan agar pasukan yang dibawanya menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dengan ritme lagu Maju Tak Gentar karya C Simanjutak.

Ulang tahun ke 14-ku lebih parah. Sehabis pulang ujian Tata Boga, (atas dasar titah dari Putra) Nana teman sebangku, menggiringku ke belakang sekolah. Dia bilang akan memberikan sesuatu. Karena hari itu hari ulang tahunku dan Nana teman baikku, tentu aku senang bukan main. Seminggu sebelumnya, aku sudah mengatakan pada Nana ada sebuah jam yang sangat kuinginkan, wajahku merekah dan tak bisa berhenti tersenyum mengingatnya.
Sampai akhirnya senyum itu meredup setelah sampai di depan Nana dan Nana menyeringai lebar. Lebih lebar dariku. Lagi-lagi komando dari Putra memekakkan telinga, lalu disusul dengan sisa-sisa bahan makanan seperti tepung, telur, kopi yang dilemparkan ke arahku. Dan lagi, sebelum air mataku jatuh Putra menyanyikan lagu Happy Birth Day dengan suara lantang.

Hari-hari ulang tahunku dijadikan moment yang sakral oleh Putra. Meski aku bersembunyi di bawah kolong tempat tidurku pun, Putra selalu bisa membuatku ingin bunuh diri.

"TANTEE!! Cici ilaaang! Ngga ada di kamar!!"
Saat itu ulang tahunku yang ke 17 dan aku tidak masuk sekolah karena sakit (bohongan). Putra yang sehabis pulang sekolah menjengukku dan tidak menemukanku di kamar, panik.
Ibuku datang juga dengan panik. Setelah bertanya-tanya kepada Putra dengan ribut, jeda sejenak.
Aku yang berada di bawah tempat tidur merasa bingung, kemudian mendengar ibuku mulai tersedu.

"Tante apa benar yang dikatakan Cici sama aku bahwa dia sebenernya bukan anak tante? Apa itu benar?"
Tangisan ibuku terhenti, lalu dengan kaget dia berkata "Siapa yang ngasih tau kamu Putra?!"

Eh? Sejenak kurasakan napasku tertahan dan berdenyut sakit di hati.

Benar, aku mengatakan hal itu demi membuat Putra berhenti mengerjaiku.
Aku bilang padanya, sebenarnya aku bukan anak ibuku, karena insiden di rumah sakit. Berkat film yang aku tonton, aku mendapat ide cerita untuk mengelabui Putra. Mengatakan kepadanya kalau aku adalah anak yang tertukar karena kesalahan suster yang salah menuliskan papan namaku. Mengatakan kepadanya kalau aku selalu sakit setiap mengingat hari kelahiranku. Saat berkata begitu aku berakting dengan sungguh-sungguh dan Putra percaya.

"Saat itu, saat tante dibawa ke rumah sakit, turun hujan besar. Keadaan tante basah kuyup dan kedinginan saat berada di ruang persalinan"
Jeda sebentar dan aku mendengarkan cerita ibu dengan seksama.
"Lalu yang tante tau, dokter dan suster mememinta maaf dan mengatakan bayi dalam kandungan tante tidak bisa diselamatkan...."

Rasanya pedih. Saat itu aku benar-benar merasakan sesak seperti terhimpit dan panas yang semakin di bagian mataku.
"Di saat yang bersamaan, seorang bayi dari seorang single parent baru ditinggal mati orang tuanya..."
Aku tidak sanggup lagi menahan air mata dan sesak di dada, seraya dengan kasar keluar dari kolong tempat tidur dan memeluk ibuku dengan erat.
Begitu di pelukannya, tubuhku malah lemas dan hanya bisa menangis mengulangi kata 'Ibu... ibu...'.
Lalu saat merasa lebih baik aku membuka mata dan menemukan sepucuk kertas lusuh di tangan ibu, yang mengganggu pendengaranku ketika sedang tersedu.

Kuseka air mataku dan samar aku melihat deretan kata di kertas itu. Kupikir sepertinya ada kemiiripan kata dengan cerita yang ibu ceritakan barusan.

Aku merampasnya dan membaca tulisan di kertas itu secara keseluruhan. Benar saja. Itu adalah skrip kata-kata yang dikeluarkan ibuku barusan. Saat melihat ke arahnya dengan marah, ibuku menaikkan kedua pundaknya dengan rasa bersalah dan mengarahkanku kepada Putra yang sedang berdiri di belakangku.

"SELAMAT ULANG TAHUN CICI!!!!"
Langsung saja amarahku memuncak dan mendorong Putra jatuh terjengkang ke belakang.
"Gak lucu, tau!!!"

Lalu hari ini, ulang tahunku ke 19, tanpa Putra yang menjahiliku. Seharusnya ini menjadi hari yang paling tidak kunanti. Bahkan kalau hari ini datang aku selalu menyiapkan seribu cara untuk menghindar dari Putra.
Tapi ternyata di hari ini aku hanya diselimuti rindu setelah membaca sebuah surat yang datang bersamaan dengan sebuah buku. Putra yang sekarang menempuh pendidikan di ITB hanya bisa kutemui sosoknya dalam sebuah surat.

#SelamatHariLahirCici
#SelamatTambahTua
#ChallengeFiction
By : Zu

NB: ada cerita di ulang tahunnya Cici ke 18.
NB 2: nggak tau kenapa jadi cerpen begini. Panjang euy...


  xxxx

Bagaimana kabar ibu hari ini? Alhamdulillah, Ilham dlm keadaan sehat. Bu, ilham rindu sekali sama ibu. Rindu senyum ibu. Rindu belaian tangan ibu.

‌Ibu tahu gak? Besok adalah hari ulang tahunku yang ke-15. Gak terasa ya Bu, sudah hampir enam tahun sya tinggal di panti asuhan ini. Tinggal jauh dari Ibu. Dulu, aku gak mengerti knp Ibu menitipkan aku di panti ini. Saat itu usiaku masih 9 tahun. Berat bu rasanya tinggal tanpa Ibu disisiku. Tapi perlahan aku mulai mengerti, menitipkan aku disini adalah cara ibu agar aku bisa melanjutkan sekolah. Mencapai mimpi-mimpiku waktu kecil yang ingin menjadi guru.

‌bu, sejak kecil ibu slalu mengajariku bagaimana cara berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik. Ibu pesan ke aku disaat ibu menitipkan diriku di panti ini, "nak, syukuri nikmat tinggal di panti ini. Belajar yg tekun, taati peraturan yang ada, berucap yang baik-baik, maka dngan itu kamu udah berterima kasih kpd pengasuh panti ini." bu tahu? Aku mnjalani nasihat ibu semua itu. aku belajar dngan tekun adalah bentuk tanggung jawabku atas nikmat pemberian Allah. Ini amanah buatku ku bu, aku sekolah dari uluran dermawan yg ikhlas menginfakkan hartanya di jalan-Nya. Aku bertekad tidak mau mengecewakan mereka yg telah berbuat baik begitu banyak kepadaku. Disini juga aku berusaha menjaga lisanku. Dengan begitu, banyak santri yang ingin berteman denganku. Aku ingin menghargai orang lain, siapapun itu dngan cara mnjaga lisanku.

‌bu, besok adalah ulang tahunku. Tanda jatah usiaku hidup di dunia ini berkurang. Aku tidak ingin meminta apa-apa bu. Tidak ingin diramaikan, dibeliin kue, meniup lilin, makan bersama. Aku tidak ingin itu semua bu. Bu, Aku tahu kondisi ekonomi keluargaku. Dan aku tak pernah sedih hnya karena tidak ada perayaan di hari ulang tahunku. Aku hanya ingin doa dari ibu agar aku sehat selalu, agar aku mnjadi lebih sabar, agar aku bisa mncapai apa yg aku cita-citakan di tmpat ini, agar aku menjadi anak yng sholeh  yang berbakti kepada orang tua. 

‌bu, terimakasih sudah melahirkanku, merawatku, juga mengasihiku. Cinta ibu begitu besar dan begitu tulus. Aku kadang terharu sendiri mngingat perjuangan dan pengorbanan ibu telah mendidikku ku dan adik-adik. Terimakasih juga telah menitipi aku di panti ini. Bagiku ini adalah takdir Allah yang mesti disyukuri. Disini aku mengerti akan tanggung jawab seorang muslim. Aku bisa mengenal-Nya lebih dekat. Aku bisa meresapi dan memaknai ibadah-ibadah yang ku lakukan. Dan aku mndapat hidayah di tempat ini. Dan aku pun bertekad hidayah yg telah ada didiriku akan tetap ku jaga sampai di penghujung hidupku ini.

‌Ya Allah, ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tua ku. Sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah mengasihiku di wakru aku kecil.
‌ya Allah, saleh-kan aku dan tuntunlah diriku mnjaga kesalehan itu. Karena hanya dengan itu, Engkau akan slalu mendengar doa-doaku. Dan karena itu aku selalu bisa mendoakan kedua orang tuaku.

Imron prayogi
30/09/15
#tantangancici


  xxxx
Aku Cinta Kamu Cinta Aku

"Kita putus!!!" Sebuah kalimat singkat yang akhirnya keluar juga darinya. Aku mengangguk tanpa pembelaan. Hening…

Kakiku gontai melangkah memasuki pekarangan rumah. Sesak. Melesak ke dalam hatiku, kata-katanya yang singkat itu. Di pagi ini. Pagi di hari aku genap 25 tahun. Pagi yang kukira akan berbeda karna aku sudah mulai memupuk keberanianku untuk siap menikah dengannya. Pagi yang…. Ah!

Nyatanya aku sendiri. Enam tahun yang sia-sia…

Dulu, kita teman akrab saat di SD. Setelah terpisah ketika kita duduk di bangku SMP-SMA, kita tak sengaja bertemu dalam tampilan dewasa. Dan, amazing. Aku selalu kagum setiap kali kamu menjadi ketua di organisasi kampus, dan aku, sekretarisnya. Kita memang ditakdirkan bersama, pikirku.

Dan kini, enam tahun kebersamaan itu seakan percuma. Sudah setahun ini kamu berfikir hubungan kita ada yang aneh. Kamu merasa tak ingin lagi pacaran denganku. Dan kamu tiba-tiba ingin menikahiku.

Aku tak tahu apa-apa tentang hidup berumah tangga. Aku takut. Tepatnya aku belum siap. Gusar pikiranku selama setahun. Tapi aku memohon untuk terus bertahan. Jangan tinggalkan aku.

Kamu berbeda sekarang. Setahun ini kamu tak lagi pernah sms aku untuk menyunggingkan senyumku setiap ku sebelum tidur. Tak lagi mengajak jalan. Tak lagi ada tatapan teduh yang memayungi hatiku.

Ada apa dengan kamu… Bahkan setahun ini… kamu pergi ke sudut terpencil yang tak dapat kujangkau.

Aku lelah dengan sikapmu. Ada sepetik pikiran untuk mengakhiri hubungan ini. Tapi aku…. Aku…. Aku memang tak begitu mengerti cinta. Yang kutahu hanya perasaan nyamanku tiap kali bersamamu, memandangmu.

>>
Sebulan kemudian.

"Salam. Cicillia… aku menghadiahkan ini untukmu. Semoga setelah membacanya, aku mendengar jawabanmu."

Secarik kertas menempel di kotak tak bernama yang baru saja tiba di rumahku. Saat kubuka, isinya buku kecil. Tak ada nama penulisnya. Aku segera membacanya untuk menghilangkan penasaranku.

Rintik rinai hujan menemani. Buliran air menetes di pipiku.

"Menikah, adalah cara lelaki mencintai perempuan. Jika kita mencintainya, bukan apa-apa yang dibutuhkan. Tapi lengan kita, yang akan memeluknya tiap kali ia butuh perlindungan. Kaki kita, yang akan bergerak dan bergerak agar permaisuri hati terpenuhi kebutuhannya. Hati kita, yang mendoanya di kala apapun, untuk setia meraja di sana. Dan kita, lelaki. Sama sekali tak menjadi lelaki tanpa kehadiran perempuan kita. Itulah kamu. Dan itu aku."

Aku memejamkan mata, setelah membaca sebait kalimat demi kalimat di akhir buku itu.

>>
Sehari kemudian

"Salam. Aku udah baca bukunya. Aku tau itu kamu." Sms terkirim.

Sms masuk. "Wa'alaikum salam. Iya. Maaf kalo kamu ga suka."

"Aku suka. Bukunya, dan kamu." Sms terkirim.

Sms masuk. "Dan..?"

"Kamu." Sms terkirim.

Sms masuk. "Yes what?"

Diam. Kepalaku berseliweran kata-kata, memilih yang tepat untuk kutuliskan dalam pesan yang akan kukirim padanya.

"Aku kangen kamu. Bisa nggak kita ketemu?" Sms terkirim.

Sms masuk. "Bisa. Aku datang untuk melamarmu ya?"

"Jangan secepat itu. Aku pengen ketemu kamu dulu. Aku kangen." Sms terkirim.

Sms masuk. "Cicillia… Kita udah putus. Kamu masih inget kan?"

Aku mengerenyit.

"Maksud kamu apa? Buku itu, bukan maksud cinta kamu?" Sms terkirim.

Sms masuk. "Cil, kamu masih belum ngerti? Aku menghormati kamu. Aku siap menjadi imam kamu. Dan aku ingin hubungan kita halal."

Astaga. Aku butuh satu jam untuk membalasnya.

"Jadi kamu mau menikah denganku? Kamu gak mau kita pacaran?" Tanyaku tegas.

Sms masuk. "Aku ingin anak-anakku lahir dari rahimmu. Aku memilihmu. Imanku jadi jaminan untuk kebahagiaanmu."

"Kapan kamu dateng ke rumah?" Sms terkirim.

Sms masuk. "Kamu serius Cil? Besok. Aku siap."

"Ok. Aku tunggu."

Aku masih belum tau pasti apa yang akan terjadi. Dan apa yang kulakukan.

Tapi, usiaku kini sudah cukup untuk ku mendewasakan diri. Aku mengerti, mengapa kamu memutuskan hubungan kita saat di hari ulang tahunku. Mungkin kamu ingin aku mengingatnya. Nyatanya, telah setahun kita tak bertemu, kita sudah putus sejak itu. Kamu justru memilih hari ulang tahunku. Kupikir kamu kejam. Tapi, bisa jadi itu adalah hadiah terindah dari kamu.

>>
Hari yang ditunggu.

Aku terperanggah. Kamu ganteng. Dan setelan bajumu, cakep. Aku menatapmu kaku.

"Jadi begini tante… maksud kedatangan saya kemarin, untuk….." seterusnya melengung di telingku. Tiba-tiba

"Kamu sendiri gimana Cil?" Ucap Mama menyentuh tanganku.

"Ya? Ya Ma? Apanya?" Aku kikuk. Aku melihat senyummu di sana. Oh, aku merindukannya….

"Kamu mau nggak? Kalau mama sih oke aja. Asalkan kamu mau. Kan mama udah kenal.. udah tau deh pacar kamu ini pasti baik.." sebelum aku menggerakkan bibirku, kamu bersuara lagi

"Maaf tante. Kita udah lama putus. Saya dateng ke sini bukan sebagai pacar Cicillia, Tante." Ucapmu pelan

"Oh gitu… hebat dong. Iya mama juga setuju nikah aja daripada pacaran. Kalau nikah kan jelas, jadinya mama punya anak baru." Mama tersenyum. Tulus.

Dalam momen ini, aku berharap ada Papa. Tapi rasa-rasanya kata-kata mama tadi sudah cukup menyejukkan hatiku.

"Iya Ma. Insya Allah Cicillia siap menikah." Kamu tersenyum lega

>>
Dua bulan kemudian. Malam pertama kita bersama di dalam satu kamar.

"Aku merindukan hari ini sejak lama, Cil." Tiba-tiba kamu memelukku erat dari belakang pundak, saat aku masih membenahi kado-kado di kamar.

Aku merasakan kenyamanan itu. Aku juga sangat merindukannya….

"Cil. Aku sayang kamu. Sudah lama aku ingin mengatakannya padamu." Ujarmu sambil membalik badanku tepat di depan matamu

Aku diam.

"Cil. Tahun lalu aku sadar kalau kita udah gak bisa bareng. Aku sedih. Tapi" kamu terhenti.

"Kamu pasti bertanya-tanya kenapa aku putusin kamu…" ujarnya membaca mataku

"Maafin aku. Tapi kita memang harus putus Cil. Itu karna aku sayang kamu. Aku gak mau bikin kita ada dalam hubungan percintaan yang kita sendiri gak ngerti maknanya, semu."

Kamu diam.
Dan mengusap pipiku lembut, lalu mencium bekas usapannya.

"Aku merindukan kamu dalam hubungan yang halal. Aku ngerasa pengecut kalo sampe ga bisa bikin hubungan kita jadi bener. Aku sayang kamu. Cil…" ucapmu, memelukku lagi

"Aku minta maaf… Aku…" kamu melepaskan pelukanmu perlahan

"Aku udah bikin kamu tersiksa setahun ini. Makasih ya. Aku nyaman bisa kamu cintai dengan seperti ini. Kita bisa duduk bareng tanpa kikuk lagi. Kita bisa bergandeng tangan bahkan yang lebih dari itu. Aku juga sayang. Tapi aku gak tau gimana sayang itu. Makasih ya. Kamu ngajarin aku cinta. Cinta, yang semoga dengan janji suci kita, bisa makin bikin kita lebih dicintai oleh Sang Maha Cinta." Kamu tersenyum, dan meneteskan airmata.

"I Love You, Dear…." Sambil kamu mengecup jemariku.

#tantanganMbaCi
#ceritainimudah2anbikinMbaCisegeramenggenapkandinn
#LoveYouMbaCi

Crafty Rini Putri
30 September 2015


  xxxx


 Siang hari di sebuah peLataran kampus terjadi sebuah percakapan diantara 4 orang cewek, sebetuLnya bukan hanya percakapan tapi Lebih seperti menggosip karena mereka bicara nya pelan dan sangat peLan sehingga semut pun tak mendengarnya..4 gadis yang berteman semenjak pertama kaLi masuk.kampus itu adaLah Ayu (A),Sukma (S), Dwi (D) dan kiya (K)..
S ; "hey Minggu depan Lista (L) uLangtahun, Mau dikasih kado apa ?"
A ; "apa ya" sambiL garuk garuk tangannya yang terkena aLergi tahu goreng.
K : "Iya ya minggu depan dya uLtah, hadeg uang ku pas mepet ini "
D: "ehhm, sama az, gimna kLau patungan az kita berempat"
Dan semua mengnganggukan kepaLa nya yanh berarti tanda setuju.
D ; " trus apa yang mau dikasih"
A : " dibudget duLu az brapa uang nya "
S ; " patungan 10 ribu saya yaa 4 orng kan dpt 40rb "
Dan untuk kedua kaLinya mereka sepakat setuju.
K :"kira kira dia butuh apa ya?"
D : " udah gini az drpd riber kita nggak tau apa yg Lg dya ingin kan, udah kita Lngsng tanya az ke dya , dya mau kado apa uLatah tahun ini "
A : " bener juga, gk da surprise2 ya "
S ; " itu dya dtng Lngsng tanya az ya "
Dari arah pintu gerbang tampak Lista baru datang dan Langsung berjaLan menuju ke arah teman teman nya.
S ;"Lista minggu dpn kmu uLtah kan?"
L : " Iya, kenapa Lg sibuk mikir mau ngasih aku kado apa ya "
D :" iya, kamu minta apa, ?"
K :" iya ta kamu minta apa, kamu piLih az apa nanti kita yang bayar"
S:" iya kita yang bayar tp budget gak Lebih dr 40rb ya"
L : " ha ha ha ha, baik Lah nanti aq kabari Aku minta "
D : "Satu masaLah seLesai, sekarang waktu nya makan sudah Lapar saya"
Dan mereka bersama sama pergi ke kantin kampus untuk membeLi makan




  xxxx
-MAU NIKAH BESOK!-

"Maunya nikah besok! Pokoknya besok!"
Cici manyun, membuang muka dari mama dan papanya.
Mama papa hanya bisa saling lempar pandang, tak tahu harus bagaimana.
"Kenapa harus besok sih Ci? Lagian sama siapa coba?" Mama tampak berpikir keras. Nafsu makannya hilang. Ayam goreng di hadapannya serasa tak menarik hati lagi.
"Kan besok Cici ulang tahun maaaah. Cici kan udah 18 tahun, udah boleh nikah, udah boleh daftar di KUA!" Cici menjelaskan panjang-panjang sambil tetap manyun.
"Yakalik Ci, nggak besok juga lah... Sama siapa? Persiapannya gimana?" Papa mencoba mengajak Cici berpikir rasional.
"Nggak mau tahu, pokoknya Cici mau nikah besok!" Cici ngambek dan pergi ke kamarnya.
Tinggalah papa dan mama yang tidak tahu harus bagaimana.
Tiba-tiba...
"Aha! Papa punya ide Mah!"
Kemudian papa membuka ponsel pintarnya. Membuka sebuah chat group yang isinya bapak-bapak teman pengajian papa.
'Assalamu'alaikum bapak-bapak bagi yang punya anak lelaki siap nikah besok siang dengan putri saya, tolong japri saya ya. Kriteria sholeh dan baik hati. Boleh di BC ke teman-temannya. Terimakasih.'
Lalu papa senyam senyum, merasa idenya sangat cemerlang!

-depi-

  xxxx



KUE TANAH BASAH ARIA

 "Selamat ulang tahun kami ucapkan... Selamat panjang umur kita kan doakan... Selamat...selamat..eem...emmm selamat..."
Aria menghentikan lagu selamat ulang tahunnya. Wajahnya nampak berpikir keras. Ia lupa apa lanjutan lagu selamat ulang tahun yang kemarin dinyanyikan teman-temannya di pesta ulang tahun aini, teman TPA nya.
"Emm...tiup aja lah...FFUUUH..."
Aria bertepuk tangan sendiri setelah ranting yang ia anggap sebagai lilin ia tiup. padahal sih nggak ada apinya. Namanya juga pura-pura.
Aria memandangi kue ulang tahun mainannya dan bersiap pura-pura memotongnya.
"Aria..."
Aria menoleh ke sumber suara. Ternyata ibunya sudah berdiri di dekatnya.
"Eh Ibu..."
"Ibu cari-cari kamu. Sudah sore loh, belum mandi..." Ibu mengingatkan Aria.
"Eh iya lupa Bu, hehe." Aria beranjak dan meninggalkan mainannya. Sebelum ikut pergi ke dalam rumah, ibu sempat melirik kue mainan Aria yang ia buat dari tanah basah.
 Setelah mandi, Ibu memangil Aria ke ruang tengah.
"Tadi lagi main apa kamu Aria?"
"Oh, main ulang tahun-ulang tahunan Bu..." Kata Aria.
"Kan ulang tahun Aria masih dua hari lagi?" Tanya ibu sambil menyisir rambut basah Aria.
"Iya bu. Kemarin waktu Aria datang ke ulang tahun Aini rame bu. Ada nyanyinya, ada kue dan makanan banyak. Jadi tadi Aria pura-pura bikin kue...hehe."
Ibu diam, tidak menjawab.
"Bu?"
"Hmmm?"
"Kok ulang tahun Aria nggak pernah dirayain kayak Aini sih? Cuma dapet ucapan selamat aja dari ibu..." Ibu kembali terdiam.
***
"Aria...bangun Nak..."
Aria membuka matanya yang masih berat karena kantuk. Dan saat ia membuka mata,
"Selamat ulang tahun kami ucapkan...selamat panjang umur kita kan doakan...selamat sejahtera sehat sentosa... Selamat panjang umur dan bahagia..." lagu yang sama seperti di pesta ulang tahun Aini!
"Tiup lilinnya sayang." Belum genap kesadaran Aira akan apa yang terjadi, kali ini dia harus melakukan adegan yang paling ia suka dari ulang tahun Aini; tiup lilin.
FFUUUUH.
Lilin padam.
"Yeeee... Selamat ulang tahun ya sayang . .." Ibu bersorak dan mencium kening Aira.
"Nak, ibu mau bicara sesuatu padamu," kata ibu kemudian sambil menatap mata Aira.
"Ulang tahun sesungguhnya bukan soal pesta, bukan soal nyanyian dan tiup lilin. Ulang tahun adalah soal kamu menjadi lebih besar, lebih dewasa. Soal usia kita di dunia berkurang satu. Jangan pernah bersedih karena kita tidak pernah berpesta. Bersedihlah kalau kau bertambah besar tapi justru semakin malas sholat dan mengaji. Kau mengerti?"
Aira mengangguk mantap. Entah ia benar-benar mengerti kalimat panjang ibunya atau tidak. Yang jelas ia bahagia karena sekarang waktunya potong kue. Ah, bukan kue sebenarnya, tapi kue-kuean.
Ibu membuat nasi uduk yang biasa ia jual setiap pagi dibentuk dengan wadah bulat agar berbentuk seperti kue. Lalu dihiasinya dipinggirnya dengan wortel, sawi, timun dan cabai merah. Tak lupa lilin di tengahnya, lilin bekas mati lampu pekan lalu.
Ini sudah cukup buat Aria. Cukup sekali. Ulang tahun termewah selama ini, selama hidupnya yang ia lalui hanya bersama ibunya.

-depi-

  xxxx

 Nah, itu dia tadi semau postingan temen-temen yang ikutan challenge dari aku waktu itu (Semoga nggak ada yang ketinggalan). Alhamdulillah walau nggak semua yang sempat ikutan, tapi semuanya antusias. Bahkan saking antusiasnya, atau lebih tepatnya antusias mem-bully aku, sampai ada yang buat dua tulisan. Wkakaka. 

Sekali lagi, thank you so much untuk kalian semua. Semoga kebersamaan ini semakin mendekatkan kita menuju surga-Nya. Aamiin.

O Wop U.

-Cicilia Princess Ardila-

Miss. Tulis

Yuhuuu...

Jadi ceritanya beberapa waktu lalu dapat tantangan nulis duet dari salah seorang temen di grup. Awalnya sih nggak bisa ikutan, karena lagi 'sok sibuk' dan HP lagi ngambek. Hiks. Tapi ternyata eh ternyata, HP aku ngambeknya nggak lama karena segera aku bawa ke dokternya kemarin. Hehe.

So, dengan berbekal todongan dadakan dari Dini, dan deadline yang mepet, finally jadilah cerpen seperti di bawah ini. Selamat menikmati, Guys!

Oh ya, cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang, sudut pandang aku (Cici) dan Dini. Nama-nama tokoh yang ada di tulisan ini juga asli loh. Mereka semua temen-temen aku di grup. Tapi, untuk ceritanya sendiri tentunya nggak, itu hanya fiksi. Buat seru-seruan aja. Hahaha.

Oke, let's cekidot. 

 ***

PoV-Dini

Pagi ini indah. Pagi ini cerah. Pokoknya pagi ini sebunga-bunga jilbab yang aku pakai dah. Tau kenapa? Nana hari ini mau traktir kami berempat nonton film. Yeaaay!!! Nana kesayangan banget deh! Tau aja kantong lagi kosong dan kita pengen banget nonton film itu. Yoiii, walaupun beda-beda emosi, tapi soal film aksi sih kami bakal beraksi. #Eh

Kami janjian di depan Depok Town Square (Detos). Terlihat di sana sudah ada Ruru dan Zu. Eh, tapi kenapa si Zu mukanya ditekuk begitu yak? Aku pun menghampiri mereka.

"Hoi, yang lain mana?" tanyaku.

"Belum dateng," sahut Zu masih dengan muka tertekuk.

"Lo kenapa, Zu?" tanyaku.

"Biasa... Nih, si Miss.Tulis Ruru. Gak bisa liat orang seneng dikit. Gue kan mau cerita tentang gue ketemu cowok cakep di kereta tadi. Eh, dia seperti biasa nyuruh gue nulis. Ilang udah mood gue buat cerita," jawab Zu dengan bersungut-sungut. Duh, Zu! Kalo cemberut jadi tambah gendut. #Ups

"Hahahaha. Lah, elo kan tau banget dia kagak suka dengerin cerita. Miss Tulis kan lebih suka baca cerita. Lo juga sih, lagian ngapain cerita ke dia?" kataku sambil tertawa.

"Abis bete nungguin kalian. Kan enak kalo bisa ngobrol gitu." Bibir Zu sudah sedikit bisa tersenyum.

Ruru yang dibicarakan sejak tadi hanya diam memangku bukunya. Heuh! Sahabatku yang satu ini memang aneh. Sepertinya kebiasaan dia membaca buku membuat dia punya sindrom nggak bisa mendengarkan cerita orang lain. Makanya dia lebih senang orang lain menulis untuknya.

"Ru, lagi baca buku apa?" tanyaku mencoba membuka pembicaraan.

Ruru hanya mengangkat bukunya agar aku bisa membaca judul buku tersebut. Aku dan Zu tertawa berbarengan karena melihat judul buku itu. Bisa dong kalian bayangin kalau judul bukunya 'Nikah, kan?' kalian semua pasti bakal ketawa.

And, as always Miss.Tulis ini hanya bersikap datar, seolah-olah kami cuma angin semriwing yang datang. Sebal sih, tapi mau gimana lagi, kan? Untungnya tak lama kemudian sahabat-sahabatku yang rusuh lainnya datang. Nana dan Cici.

"Sorry ya lama. Gue jemput Cici dulu tadi," kata Nana meminta maaf.

"Hah? Lo jemput Cici dari Pekanbaru?" tanya Zu polos seperti biasa.

"Bukanlah, dodol. Si Cici kan lagi ikut tantenya di Tangerang," jawab Nana sambil menggetok kepala Zu yang disambut tawa kami tanpa Ruru.

"Psst... Ruru baca apa sih? Serius banget," tanya Cici.

Aku bertatapan dengan Zu, kemudian...
"Hahahahaha," tawa kami meledak.

Nana dan Cici yang tak tahu apa-apa, mengernyit sebal.

"Apaan sih?" desak Nana.

"Udah masuk dulu aja yuk. Keburu mulai filmnya. Tar gue ceritain," rayuku pada Nana. Secara, udah panas gilak di luar sini.

***
PoV-Cici
 
"Wah... Keren banget ya filmnya tadi. Pengen deh, punya pacar jagoan kayak si Zacky," komentar Zu ketika kami baru keluar dari bioskop.

"Iya. Udah cakep, baik, jago bela diri lagi. Siapa sih yang nggak mau?" Nana menimpali.

"Hu... maunya. Ngarep niy yee..." kata Dini.

"Alah elo, Din. Emang lo gak mau?" Sungut Zu.

"Loh. Gue kan nggak bilang nggak mau. Tapi gue cuma bilang, kalian pada ngarep." Dini membela diri.

"Trus, emang lo nggak ngarep, Din?" Aku menimpali.

"Ya pengen juga dong. Haha" Dini tertawa garing. Tiga pukulan mendarat di badannya. Ya, hanya tiga pukulan. Minus satu dari kami berempat. Karena seperti biasa, Si Ruru Miss.Tulis nggak bakal ikut-ikutan soal beginian.

"Au... Sakit tau..." Dini cemberut.

"Bodoooo..." paduan suara kompak Zu, Nana, dan aku, komplit dengan cibiran.

"Eh. Eh... liat deh. Si Miss.Tulis beneran no comment ya..." Zu mencolek lenganku. Sedang yang diomongin berjalan santai di depan kami yang rusuh dari tadi. Santai? Lebih tepatnya jalan serius sendirian, sesekali menatap misterius--tatapan yang sulit aku terjemahkan--buku di tangannya.

"Ru, gimana menurut lo film tadi?" Aku mencoba menjajari langkahnya, di depan.

"Biasa aja,"  jawab Ru datar.

Hah? Biasa aja? Aku melotot. Gak percaya. "Kalau pemainnya? Ganteng gak?" tanyaku lagi. Kali ini pasti jawabannya beda, aku yakin.

"Biasa aja," jawab Ru cuek. Ekspresi datar makin menjadi.

Gubrak! Ni anak beneran datar, apa nggak punya perasaan sih? Film segitu keren dibilang biasa aja. Pemainnya yang super ganteng itu juga dibilang biasa aja. Uh! Sebel. Padahal kan aku cuma niat mencairkan ekspresinya yang beku. Uh! Aku berbalik ke belakang.  Zu, Nana, dan Dini memegang perut menahan tawa.

Tiba-tiba...

"Eh. Ada apa tu di sana? Kok pada rame-rame?" tanyaku entah pada siapa.

"Mana, mana?" Zu clingak-clinguk kiri-kanan.

"Bukan di sana. Tapi di sanaaaa..." Nana mengamit dan memalingkan wajah Zu ke arah yang kubicarakan.

"Meet and Greet bareng Eko Candriko, penulis buku Nikah, kan?" Dini mengeja tulisan yang terpampang di banner dekat kerumunan. Lalu tertawa, "Jodoh lo nih, Ru. Penulis buku yang lo pegang sekarang datang ke sini. Haha."

"Serius? Mana?" Ru antusias.

Aku, Zu, Nana dan Dini bersitatap. Heran. Tumben nih anak bisa kasih ekspresi lain, selain ekspresi datar? Apa jangan-jangan dia jatuh cinta?

"Udah, Ru. Buruan sana. Ambil posisi paling depan. Lo mau minta tanda tangan, kan? Siapa tahu dapat tanda hati sekalian." Nana tertawa garing.

Ruru mendekati kerumunan. Sedangkan kami, memilih mendekati outlet ice bubble di dekat podium, warna-warni bubble telah memanggil untuk segera dinikmati.

Di luar perkiraan, bukannya menerobos kerumunan untuk maju paling depan lalu minta tanda tangan, Ruru malah berdiri mematung di barisan paling belakang. Menatap lamat-lamat pemuda yang duduk di podium mini, di depan para fans nya. Hingga acara Meet and Greet itu bubar, Ruru masih berdiri mematung di sana. Matanya masih terpaku pada sosok pemuda di depannya. Entah sadar atau tidak, Ruru kini malah jadi makhluk paling mencolok di area Meet and Greet tadi. Karena hanya tinggal dia sendiri yang masih berdiri di sana, sedangkan yang lain sudah bubar beberapa menit yang lalu.

"Uh, dasar Miss.Tulis banget nih si Ruru. Liat deh!" Nana menyikut lenganku yang tengah asik menghabiskan tetes terakhir ice bubble.

"Aduh. Apa sih, Na?" Aku ngomel.

"Itu, Si Ruru. Gila ya dia. Masa masih di sana aja. Gak tahu apa udah pada bubar?"

"Udah. Kita samperin aja deh. Kasian juga liat dia masih di situ sendirian. Kayaknya udah kesambet deh."

"Hush. Jangan asal ngomong. Udah yuuk ki--" Tak sempat Dini menyelesaikan perkataannya, karena seorang pemuda lebih dulu datang menghampiri Ruru.

"Maaf, mau minta tangan, ya?" Sapa pemuda itu sopan. Yang ditanya gelagapan.

Eko? Kami berempat saling pandang.

***
PoV-Dini
 
Sumpah yak! Baru kali ini banget aku lihat Ruru jadi cewek normal. Gimana nggak? Lihat deh! Mukanya ada ekspresinya gitu. Tersipu malu-malu waktu penulis buku favoritnya nyamperin dia. Kita berempat cuma bisa melongo.

"Guys, ini nggak bisa dibiarin. Kita harus jodohin Ruru sama orang itu!" sahutku antusias.

"Gue setuju banget saran lo, Din. Kayak hidayah buat muka datarnya Ruru tuh." sambut Cici tak mau kalah.

"Tapi gimana caranya? Lihat tuh kelakuan si Ruru." kata Nana membuat kita berempat menoleh ke arah yang sama. Yaps, Ruru masih mematung kayak sapi ompong. Ckckck. Ekspresinya itu loooh... kayak dia ngeliatin buku yang dia suka pake banget. Di mukanya tuh kayak ada tulisan 'Ini punya gue. Ini punya gue!'.

"Kok bengong?" Dari jarak yang agak jauh kami mendengar Eko berkata begitu pada Ruru.

"Eh.. Iya. Aku mau minta tanda tangan." Walaupun samar, kita berempat yakin muka Ruru sedikit memerah.

"Gimana bukunya?" tanya Eko sambil memandang wajah Ruru. Aaaak, Ruruuuu beruntung banget siiih. *sambil gigit tisu*

"Bagus. Aku suka sama gaya tulisannya. Dan terlebih aku suka banget sama EYD-nya. Rapih banget," jawab Ruru sedikit berbinar.

Oke, fix. Kalian semua pasti bakal pengen narik Ruru dari situ terus jitak tuh anak. Kesempatan ngobrol sama cowok, masih aja dia bahas soal EYD. Nana udah hampir ambil langkah ngajak ribut Ruru tapi ditahan Zu. Udah berasa kayak benteng takeshi.

"Waw, baru kali ini ada orang yang memuji bukuku dari segi EYD. Kayaknya kamu tau banyak ya soal kepenulisan?"

Ngek-Ngok. Ternyata Eko sama anehnya kayak Ruru. Kita berempat pun melongo lagi.

"Ng... nggak juga. Aku cuma suka banget baca buku," kata Ruru tersipu.

"Wah, menarik. Oh, ya. Namamu siapa? Siapa tau kita bisa bekerja sama dalam hal kepenulisan." Waw, tawaran yang sangat menggiurkan.

"Ruru. Hmm.. boleh." Yah, Si Miss.Tulis keluar aslinya lagi. Datar.

"Oke. Ada kartu nama, Ru?"

Ruru pun memberikan kartu namanya pada Eko.

"Kayaknya kita nggak perlu usaha jodohin mereka lagi deh. Tuh udah kemajuan banget," kata Zu sambil memperbaiki posisi kacamata yang ditaruh di atas kepala.

Setelah Eko pergi, kami pun menghampiri Ruru. Apalagi kalau bukan untuk menggodanya.

"Ehem.. Cie... Gimana Ru perasaannya?" godaku.

"Iya, Ru. Kok bisa sampe bengong lama gitu ngeliatin doi? Apa bedanya sama penulis lain?" tanya Cici dengan suara manjanya.

"Nanti deh gue tulis di email."

Tettooott... Haaffft, Miss.Tulis beraksi lagi. Untungnya, dia sahabat kita. Coba kalo maling, udah kita gebukin dan kita geret ke kantor polisi buat digantung, eh, diinterogasi.

***
PoV-Cici
 
Tak disangka pertemuan singkat dua makhluk aneh, eh dua insan alias Ruru dan Eko beberapa waktu lalu menunjukkan kemajuan pesat. Bahkan kami para saksi mata sempat ketinggalan perkembangan info ter-update soal mereka.

"Udah kayak seleb aja tuh, si Miss datar dikepoin," Zu menggerutu.

"Iya juga sih ya. Ngapain coba kita ampe kepo segininya, ampe rela nungguin  perkembangan kisah cinta mereka di blognya Ruru? Padahal kan, biasanya disuruh baca aja kita ogah." Nana ikutan ngomel. 

Dan untuk mengurangi kekesalannya, tentu saja seperti biasa cemilan Dini jadi sasarannya. Maka terjadilah aktraksi rebut-rebutan snack antara Dini dan Nana. Selanjutnya, Zu akan datang sebagai penengah di antara keributan mereka. Atau lebih tepatnya Zu sebagai pengambil kebijakan, eh pengambil snack yang jadi rebutan.

"Dari pada kalian berdua ribut, udah siniin snacknya." Zu merebut snack Dini. Dan Nana hanya bisa pasrah.

"Apppah??? Dilamar???" Aku melotot, menatap layar laptop di depanku. Dini, Zu dan Nana sontak kaget mendengar teriakan dan ekspresiku. Bahkan Zu, nyaris menghamburkan snack sesi terakhir yang barusan berhasil direbutnya dari Dini dan Nana.

"Dilamar??? Maksud lo?" Nana menatap heran.

"Iya, dilamar. Ini nih, baca! Miss.Tulis barusan dilamar ama Eko. Dan parahnya, bisa-bisanya dia nggak ngasih tahu kita," kataku sambil menunjuk layar laptop yang di sana terpampang blog Ruru dengan judul 'Lamaran Mister Penulis'.

"Gila nih si Ruru, udah dilamar aja. And gak ngasih tahu kita. Wah, gak bisa dibiarin ini." Zu menggelengkan kepala, nggak terima. Lebih tepatnya mungkin nggak terima kalau ternyata si Miss.Tulis lebih duluan dilamar dari dia.

"Iya, ini nggak bisa dibiarin. Kita harus buat perhitungan sama Ruru. Bisa-bisanya dia gak cerita ama kita." Nana menimpali.

"Buat perhitungan? Perhitungan apa? Kenapa?" tanya Dini polos. Oh My God, Si Dini oon nya kumat, dan tentu saja ini membuat Nana, Zu dan aku semakin kesal. Tulatit kumat di saat yang tidak tepat.

"Tauk ah, Din. Lo tanya aja sama Zu." Nana melengos. Beranjak duluan menuju mobil.

***

"Ru, lo tuh gimana sih? Masa udah lamaran nggak kasih-kasih kabar? Lo anggap kita apa?" Nana langsung nyerocos ketika sampai di rumah Ruru.

"Iya, lo nganggap kita apa? Masa untuk hal sepenting ini lo nggak ngasih kabar ke kita?" Zu menimpali. Sementara aku dan Dini mengangguk-angguk membenarkan kata-kata Nana dan Zu.

"Aku kan udah ngasih tahu. Udah aku tulis semuanya di blog," jawaban Ruru dan muka datarnya, sontak membuat kami semua makin geram.

Dan akhirnya kami sadar, percuma minta penjelasan, karena ujung-ujungnya bakal dijawab: 'Gue udah tulis semuanya.' Fix, seharusnya kami sadar ini dari awal.

***

Hari yang dinanti-nanti itu akhirnya datang juga. Hari yang dinanti-nanti oleh Ruru, tapi tidak buat kami tentunya. Pernikahan Ruru si Miss.Tulis dan Eko Candriko.

Seperti prosesi jelang ijab kabul biasanya, teman-teman pengantin perempuan pada ngumpul di kamar, menemani calon pengantin. Berusaha menenangkan diri sang pengantin wanita yang perasaannya campur aduk, deg-degan dan bahagia.

Tapi, sepertinya kali ini justru berbeda. Pengantin wanita terlihat biasa aja, datar.

Oh My God, Ruuu... ampe prosesi yang seharusnya paling mendebarkan gini aja ekspresi lo masih datar juga? Kami nggak habis pikir.

"Bagaimana pengantin laki-laki? Sudah siap?" Eko mengangguk.

"Wali? Para saksi? Semua sudah siap?" Pak penghulu menoleh ke arah para saksi dan undangan, semua mengangguk. Termasuk kami yang duduk di ruang dalam, bersebelahan dinding dengan ruang tamu yang dijadikan tempat prosesi ijab kabul. Ruru, duduk manis dengan gaun putihnya, kali ini wajahnya sedikit memerah. Mungkin ada bunga-bunga cinta yang kembali bersemi di hatinya. Aku, Zu, Nana dan Dini duduk bersisian, mengapit sang pengantin.

"Baiklah. Karena semua sudah siap, kita mulai saja ijab kabulnya. Silahkan Pak Parjo dan saudara Eko berjabatan tangan," kata Pak penghulu.

"Sebentar, Pak." Eko terlihat gelagapan.

"Loh, ada apa nak Eko?" tanya Pak Penghulu heran. Sedangkan Pak Parjo, ayah Ruru mengernyitkan dahi, tak mengerti.

"Ada yang punya kertas sama pena nggak?" Eko bertanya ke orang-orang di dekatnya.

"Kertas dan pena? Untuk apa nak Eko?" Kali ini ayah Ruru yang angkat bicara.

"Untuk nulis, Pak. Nulis ijab kabulnya. Karena anak Bapak ini, apa-apa harus ditulis. Saya takut kalau nggak saya tulis nanti dia anggap pernikahan ini nggak sah."

Hahaha... Tawa undangan pecah. Terlebih lagi, kami tentunya, yang tahu betul kebiasaan aneh sang pengantin perempuan. Bahkan Nana, nggak bisa berhenti tertawa hingga prosesi akad benar-benar dimulai.

Selesai.

Dicci (Dini dan Cici)
10.10.2015

Dunia Khayal

Bermain di dunia khayal itu asyik. Kamu bisa jadi apapun yang kamu mau. Memerankan tokoh siapapun sesukamu. Bisa tertawa lepas, tanpa beban apapun.
Bisa tersenyum penuh kebahagian.
Kamu juga bisa meminta siapun untuk selalu bersamu. Menemanimu sepanjang waktu.

Di dunia khayal, kamu bebas menciptakan duniamu sendiri. Dunia yang kamu ingini, tanpa ada yang akan mengintervensi, ataupun protes atas pilihanmu. Karena dunia itu, sepenuhnya milikmu.

Menarik bukan?
Menikmati dunia dengan versi yang kamu suka.

Dunia khayal memang asyik. Bahkan sangat asyik. Sehingga tak jarang, selepas kamu bermain di sana, mood kamu bisa berubah. Yang tadinya bad mood mendadak jadi good mood. Karena kamu telah melihat dan merasakan indahnya dunia yang kamu impikan.

Tapi, jangan terlena. Jangan juga terlalu lama berada di sana. Karena sesungguhnya kamu ada di sini. Dalam dunia nyata. Bersamaku, dia, dan mereka.

Ada banyak cerita yang terjadi, karena segala peran bukan kamu rancang sendiri.
Akan banyak kejadian yang membuatmu patah hati, hilang semangat, bahkan ingin bunuh diri.

Namun, betapapun beratnya dunia nyata yang kamu hadapi, jangan pernah takut. Karena kamu selalu bisa membangun "dunia khayal" untuk menemanimu. Membangkitkan harapan dan semangat hidupmu. Karena segala kemungkinan selalu bisa terjadi. Termasuk "dunia khayal" yang bukan hanya mimpi.

#KamisIntuiting



-cici putri-
@ciciliaputri09

Pku,291015


Rabu, 28 Oktober 2015

Chatting nggak dibalas!


Yuhuuu...
Back again with Cici di sini. Makasi banyak loh, buat temen-temen yang udah setia dan meluangkan waktu buat baca tulisan aku yang sering rada 'gaje' ini. Hehe.

Oke guys, kali ini aku mau berbagi soal chatting. Buat kamu semua, pasti udah nggak asing lagi dong dengan yang namanya chatting? Atau dalam bahasa Indonesianya nih, artinya ngobrol. Tapi, chatting yang dimaksud di sini tentu bukan chatting (ngobrol) langsung, seperti kita ngerumpi ala-ala warung kopi ya. :D Melainkan chatting alias ngobrol via media sosial. Seperti BBM, WA, LINE, ataupun sejenisnya.

Lalu, ketika kamu lagi pengen chatting sama temen kamu, lagi mau curhat, kangen-kangenan, diskusi, ngasih nasehat, or sekedar say hai, eh, tahu-tahu chatting kamu nggak dibalas. :( *sakitnya tuh, di sini* Apalagi ternyata temen kamu itu, jelas-jelas lagi on line and update status, eh, tapi bisa-bisanya nggak bales chat kamu. Atau lebih tragis lagi, udah dibaca nggak dibales. Uuuh... Sebel nggak sih? *jambak-jambak rambut tentangga*wkakaka*

Sedih ya guys, kalau kayak gitu. Lagi mau nyampein sesuatu, malah nggak direspon. :(
Biasanya kalau udah diginiin, gimana perasaan kamu? Terus kamu bakalan ngambek nggak? Hehe.
Dan untuk kamu, yang biasanya telat balas chatting temen kamu, baik itu sengaja atau nggak, biasanya kamu bilang apa? Minimal bilang maaf dong ya. Iya, kan? Bilang maaf sebagai bentuk rasa bersalahmu karena udah ngebiarin teman kamu lama menunggu.

Lalu pertanyaannya sekarang adalah, berapa kali sih kamu udah nganggurin chattingan dari Allah? Udah pernah minta maaf? Pernah kepikiran jangan-jangan nanti Allah bakal ngambek, gara-gara chattingan-Nya kamu anggurin? *chattingan Allah? Maksudnya, Ci?*

Jadi gini guys, kita semua pasti tahu kan, kalau ustadz dan ustadzah kita sering bilang, "Jika ingin berbicara pada Allah, maka sholatlah. Jika ingin Allah berbicara padamu, maka tilawahlah (baca Qur'an)."
Nah, lebih kurang gitu. Masih ingat? Atau jangan-jangan baru pada tahu? *melotot* Hehe.

So, dengan kita baca Qur'an artinya kita sedang baca chatting (pesan) dari Allah. Dan chatting ini, chatting spesial loh. Khusus disiapin untuk kita. Malah isinya komplit banget lagi. Tapi, dengan seenaknya, pesan yang komplit and super kece ini kita anggurin. Nggak dibaca, nggak dibalas (nggak diamalin). 

Kira-kira nih ya, kalau kamu udah nyiapin kata-kata spesial sebagai ungkapan sayang kamu ke seseorang, terus kamu kirim ke dia. Tapi, ternyata jangankan dibalas buat ngucapin terima kasih, dibaca pun juga nggak. Perasaan kamu gimana? Pasti kesel dong ya. Rasanya pengen cakar-cakar tembok. Wakaka.

So, pernah kepikiran nggak jangan-jangan nanti kalau chattingnya nggak dibaca, nggak dibalas, Allah bakal 'ngambek' sama kamu? Jadi nyuekkin kamu, terus masa bodo sama kamu. Kebayang dong, apa jadinya kita, kalau dicuekin sama Sang Maha Cinta?

Dicuekin sama temen atau pasangan aja rasanya dunia udah mau runtuh. Apalagi kalau yang nyuekkin Sang Maha Pemilik dunia dan isinya. Bisa nggak napas deh kita. Hidup bakal sempit, galau berkepanjangan, dan hal-hal kacau lainnya bakal berdatangan. Na'udzubillah. Jangan sampai deh ya. :(

Untungnya, Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan tentunya juga Maha Pemaaf. Jadi, walaupun kita sering nyuekkin chattingan dari-Nya, jarang banget Allah langsung 'ngambek'. Dengan sifat Maha Sabar-Nya, Allah masih aja nungguin kita. Nunggu kita untuk baca dan balas chatting-Nya. Nungguin terus, nggak pake bosan, nggak pake ngambek walaupun kita telat baca. Nggak pake marah, kalau kita ujuk-ujuk datang tanpa minta maaf.

Ou em ji... So sweet banget ya... *meleleh*

So, buat kita yang masih sering "lalai" baca and balas chatting dari Allah, dan bahkan lebih sering mendahulukan chatting dari yang lain, yuuk mulai berbenah. :)
Atur waktunya, baca "chatting-Nya". 

Selamat ber-chatting ria, guys.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, dan mampu membalas (mengamalkan) chatting (pesan) dari-Nya. Aamiin.

Salam semangat, dari seseorang yang masih belajar untuk menjadi baik. :)

-cici putri-
@ciciliaputri09

Pekanbaru,281015


 
Baca juga tulisan berkaitan di sini 

Sabtu, 17 Oktober 2015

My Muharam On PK Writerpreneur

Yuhuuu...
Hai Guys! Makasi loh, udah selalu setia baca blog aku. :)
Beberapa hari yang alu, tepatnya pas 1 Muharram 1437 H, atau tahun baru Hijriah, aku mengadakan tantangan nulis untuk anak-anak Pengusaha Kampus Writerpreneur. Dan tantangan yang aku kasih buat mereka adalah "Membuat tulisan dengan menggunakan kata 'Tahun Baru' di dalamnya." Ada hadiah 1 buah buku "Cahaya-cahaya Cinta" untuk 1 orang yang beruntung. Karena yang membuat tantangan ini aku sendiri, tentunya penilaiannya juga berdasarkan pilihan aku sendiri, dan mudah-mudahan ngga salah pilih. Hehe.

Alhamdulillah info tantanngan pun disebar. Rasanya seneng banget bisa berbagi dan ngga nyangka yang ikutan lumayan juga. Ada 27 orang yang daftar buat ikutan, tapi yang mengirimkan tulisannya sebelum deadline berakhir ada 23 orang, jadi ada 4 orang yang ngga setor tulisannya karena beberapa kendala, bahkan ada yang sempat mewek juga gara-gara ngga sempat setor tulisan. Hehe.

Oh ya, tantangan ini diadakan via Whatsapp, jadi nulis dan setornya juga via Whatsapp. Karena aku ngga mau tulisan mereka yang kece-kece ini hilang gitu aja, maka aku inisiatif buat ngerekap di sini. Untuk kenang-kenangan juga buat aku. Yang namanya ngerekap, ya aku beneran rekap aja, sampai-sampai yang pake emoticon nulisnya juga gak aku edit, biar aja ngespam di sini. Wkakaka... *alesan* Ya udah deh, langsung aja cekidot Guys!

*** 
1
Tahun Baru Berbeda

Oleh : Nurias

Di pulau ini aku merasa sendiri, meskipun ditengah keramaian kota. Aku merasa bahwa saat ini pula aku berada di suatu tempat yang asing, berbeda dari kehidupanku 2 tahun yang lalu.

Dulu, aku masih bisa mendengarkan alunan musik tradisional bedug malam itu, tapi sekarang alunan itu hilang entah kemana.

Wah, mungkin aku sedang bermimpi, berada di tempat yang sangat jauh, aku menikmatinya tanpa ada sesal, sekalipun dalam hati kecilku masih bertanya,  "kenapa berbeda dengan biasanya?"

Malam tahun baru, menjadi sebuah kenangan ketika masih berada d rumah. Ibu yang menyiapkan makanan untuk pesta kecil, nenek yang selalu cerewet bilang ini itu. Sekarang tinggal kenangan, hanya sepi sepi dan sepi yang kudapatkan.

Tidur beralaskan tikar, ditemani laporan-laporan praktikum kuliah yang mebuat lelah. Tidak ada makanan, tidak ada ibu, bahkan tidak ada suara bedug. Aku pun tersadar, bahwa sekarang aku berada pada tempat yang berbeda, mengalami tahun baru yang berbeda.


Makassar, 01 Muharram 1437 H ( 14 Oktober 2015)
#RinduIbu


2
TAHUN BARU PENUH ARTI⭐

Oleh : Dian Kusuma


Tahun ini adalah tahun yang penuh arti

Menjadi guru untuk tahun yang sedang kita nanti
Suka dan duka yang telah kita lewati
Semoga memberikan arti untuk hidup yang kita jalani

Selamat tahun baru sahabat sejati
Gemercik air basahi bumi pertiwi
Indahkan dunia layak sang mentari

Dinginnya embun segarkan suasan
Ku sambut tahun baru dengan sejuta warna
Selamat tahun baru sobat semua

Detik berganti menjadi menit
Menit berlalu berganti menjadi jam
Waktu yang singkat seperti mimpi
Jadikan tahun ini lebih indah di banding tahun yang telah lalu

Selamat tahun baru
Tahun baru semangat baru
Tahun lalu biarlah berlalu
Walau hati di rundung pilu
Mari kita sambut tahun baru

Bersihkan diri sucikan hati
Tahun baru kian menanti
Layak mentari terangi bumi
Bangkitkan semangat dalam diri

Puisi menyambut tahun baru penuh arti
Di hari ini aku tidak menangis ataupun gembira
Di hari ini pula aku telah bersyukur kepada TUHAN
YME
Di hari ini pulalah akhir tahun menanti

Di malam hari inilah akan terjadi awal tahun
Banyak kenangan, kesedihan, kegembiraan
Patutkah kita berpesta ria, bergembira
Alangkah baiknya kita merenung untuk asa masa depan

Lihatlah ombak itu datang
Rasakan angin berhembus
Sudahkah anda bersyukur
Jika esok tahun ku telah pergi
Jika esok tahun ku tak lagi bersamamu

Hari inilah ku ucapkan SELAMAT TAHUN BARU
Jangan engkau menoleh kebelakang
Torehlah masa depanmu kedepan


Bekasi, 14 Oktober 2015


3
Istimewanya Tahun Baruku

Karya : NURUL KARTIKA

Ayah, masih ingatkah kau tahun baru kala itu? Kau selalu rutin mengajakku memeriahkan menyambut hadirnya dengan berkeliling kota menikmati pawai yang diselenggarakan pada malam harinya?
Ayah, masih ingatkah kau saat pagi mengganti malam meriah itu, engkau mengajakku melihat matahari pertama di awal tahun yang baru?
Ayah, masih lekat dalam ingatan berjuta harapan yang terpanjat saat menyongsong tahun baru itu...
Cita-cita dan masa depan yang lebih dari apa yang tengah berhasil engkau jalani...
Ayah, tahun baru beberapa tahun terakhir ini terasa berbeda...
Engkau tak ada dalam pandangan, hanya betah bertengger dalam ingatan...
Aku hanya bisa menggenggam lirih nisan yang bertuliskan namamu, Yah!
Tapi, tahun baru ini selalu ada hal yang tetap sama, ada harapan baru dan rasa optimis yang terus membesar...
Keyakinan akan pencapaian impian yang dulu pernah kita rajut bersama...
Impian yang akan berujung pada harapan terbesar bahwa Dia akan mengumpulkan kita bersama kembali dalam damai surga-Nya tanpa pernah terpisahkan lagi!
Bagaimana Ayah, tahun baru gadis kecilmu ini tetap istimewa, bukan?

Palangka Raya, 13 oktober 2015


4
"Momen Hijriyah"
Oleh: Helmi Yani



Selamat pagiiiiiii..... Eh, salah ya, sekarangkan malam yaaa. Hmmm, saking isemangatnya aku lupa mungkin ya, atau malah sengaja supaya selalu semangat! Hehe.


Oh ya, kamu tau kan malam ini malam apa? Eh, gak tau ya? Ya udah deh aku kasih tau yak. Malam ini malam tahun baru 1437 H. Tepatnya sih pergantiannya saat matahari tenggelam tadi, atau maghrib waktu setempat. Nah kamu harus tau guys mengenai penentuan waktu pergantian di kalender hijriyah. Bilang terimakasih ya ke aku pan aku udah kasih bocoran ke kamu, haha. Jangan di anggap serius guys aku becanda aja pun.


Sekarang sudah 1437 H, rasanya sebentar amatkan ya pergantian waktu yang terasa. Perasaan dan rasanya ni 1 Muharam 1436 H baru kemaren, ia baru kemaren, gak taunya sekarang udah berubah aja jadi 1437 H. Tapi kamu jangan heran deh, memang begitu waktu berjalan. Ia berjalan cepat seperti kilat tak pernah datang lagi hanya meninggalkan siapa yang lupa akan menggunakannya dengan baik. Eh, kok malah ngebahas waktu. Tapi tak apa-apa nyambung kok.

Guys malam ini aku mau cerita ni akan pentingnya moment hijriyah. Kamu tau pasti, taulah ya. Kenapa dibilang tahun hijriyah. Awal mulanya dihitung sejak hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Penyebabnya tau kan? Karena di Mekkah Rasulullah sudah terancam kondisinya dan tidak mendapatkan tempat lagi di sana. Padahal tanah Mekkah tanah kelahiran dan kebanggaan beliau.

Namun sulitnya perjuangan dakwah di Mekkah dan mengancam keselamatan beliau akhirnya Rasulullah bersama sahabat harus mengungsi ke Madinah. Untunglah guys, kaum Anshar menerima hangat kedatangan Rasulullah dan kaum Mujahirin. Kaum Anshar sangat bangga akan kedatangan orang yang paling mereka cintai. Nah begitu sih sedikit awal mula tahun pertama hijriyah dihitung.


Namun sebenarnya tidak hanya sebatas itu pemaknaan tahun hijriyah. Kita mesti memaknai tahun hijriyah sebagai momen untuk perubahan. Ya meskipun sebenarnya momen perubahan tidak harus sekali setahun. Hanya saja momen tahun hijriyah juga sangat penting kita melakukan renungan perjalanan sejauh ini.


Ustadz Imronuddin jebolan pondok Al-Anwar ia mengatakan "harusnya pergantian tahun menjadi momen kontemplasi (renungan dengan kebulatan tekad) untuk tahun depan yang lebih baik, penekanan pada tajdidun niat pada perubahan ke masa depan yang lebih baik". Beliau mempertanyakan resolusi perubahan apa yang akan kita tawarkan pada diri sendiri.

Nah, ini dia. Perubahan apa yang akan kamu lakukan di momen malam ini. Perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Coba renungi deh, sudah sejauh mana perbaikan tahun lalu yang telah dicapai. Apakah kondisinya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya atau malah sebaliknya. Inilah saatnya, malam ini pun kita harus renungi perjalanan hidup selama ini. Apakah sudah penuh dengan prestasi, taat, sholeh atau apa?. Yang mesti kita ingat lagi sih pencapaian bukan masalah dunia ya guys, tapi akhirat juga titik tekannya. Sudah sejauh mana kita taat sama Allah tahun lalu.


Malam ini dan malam-malam selanjutnya mesti menjadi momentum buat kita menjadi orang yang lebih baik lagi dari segi segalanya. Ibadahkah, niatkah, prestasikah dan hal-hal lainnya yang ingin diubah.


Memang tidak mudah sih guys melakukan perubahan, namun kamu harus punya tekad dan azzam yang kuat, itu dia kata kuncinya. Tekad yang mengakar. Renungan panjang akan diri selama ini seharusnya membuat aku, kamu dan kita guys menjadi lebih baik lagi. Berguna bagi agama, bangsa dan menjadi anak yang dapat dibanggakan orang tua. Tentunya semua harus karena-Nya guys karena cuma Allah yang bisa menolong kita melakukan perubahan itu, tanpa pertolongan-Nya maka semua akan sia-sia.


Segitu dulu ya guys, ntar kepanjangan nulisnya, capek juga bacanya kan ya? Haha. Oke deh aku mau ucapin nich "Selamat Tahun Baru 1437 H" yaaa. Jangan manyun lagi, jangan sedih-sedih gak jelas lagi, jangan merajuk tak tentu lagi. Pokoknya kamu harus jadi orang yang berhati besar deh tahun-tahun selanjutnya :)



Momen Hijriyah/ Helmi Yani/ PKW Sumatera


Pekanbaru, 1 Muharram 1437 H
bertepatan 13 Oktober 2015 M/ 23:34 WIB


@helmiyani89


5
Perbaikan Terus Menerus
(Continually Improvement) πŸ˜‡

Saya mau bagi-bagi tips nih guys mengenai sikap kita terhadap pergantian waktu, let's check one by one yaa😁

πŸ’¦ Lagi-lagi perenungan QS. Al-Asr selalu berhasil menjewer telinga kita yang sering lalai dengan sang waktu. Tinggal kita pilih saja, mau jadi pribadi yang hobi ngeyel atau jadi manusia yang berfikir. That's your choice 😊

πŸ’¦ Perbaikan berasal dari kata BAIK. Artinya semestinya kita bisa menjaga indikasi baik selalu menyala dalam pribadi kita. Segala aspek tentunya; baik dalam hal akhlaq, ibadah, pemenuhan hak pribadi maupun hak orang lain, menjalankan setiap perintah dan larangan Allah. Semua bernilai baik di sisi-Nya. 😊

πŸ’¦ Manusia itu berpotensi melakukan kesalahan berulang atau bahkan bertambah. Apa sebab? Karena jin sudah berikrar di hadapan Allah untuk menyesatkan manusia sampai akhir kehidupan ini. Jin dan syetan yang jelas-jelas musuh nyatanya manusia akan senantiasa menggoda dan menyesatkan kita. Jadi kita butuh spare waktu untuk instrospeksi, perenungan, bertaubat yang juga kesemuanya dilakukan secara terus menerus. Memohon kepada Allah agar terlindungi dari godaan syetan yang terkutuk. 😊

πŸ’¦ OMG! Ya Allah! Waktu berlalu, tahun telah berganti tahun, tak terasa sudah memasuki tahun 1437H.😱 Sudah sejauh mana kita bermanfaat untuk agama dan semesta ini kawan?😊

πŸ’¦ Saya senantiasa memperbaiki interpersonal (hubungan dengan diri sendiri) dengan bertanya pada diri sendiri; "apa yang akan kulakukan? Dan bagaimana kesudahannya?" Dengan begitu ada harapan yang tumbuh agar apa yang saya lakukan penuh dengan kesadaran dan tanggung jawab.😊

πŸ’¦ Selalulah berbenah, perbaiki niat, banyak bertaubat dan bersihkan diri dari lupa, lalai, malas dan segala penyakit hati. Selalu libatkan Allah dalam setiap aktifitas. Jaga tombol ON selalu berfungsi untuk sistem kontrol keimanan kita. Yuk, perbaiki terus menerus hubungan kita dengan Allah agar hidup ini benar-benar hidup dan penuh berkah. 😊

πŸ‘‰πŸΌ Refleksi Diri Terutama untuk Saya Pribadi 😊

Khadijah Efrison


6
Perjalan 1 muharram

Lelah kakiku melangkah
Mencari semua jawaban tuk mengisi hati
Mengitari menyelami tak pernah henti
Mencari dan terus mencari

Jiwa setengah pergi terbawa mimpi masa lalu
Kelam tiada henti menusuk pikiran
Berbayang banyang menjadi pelecut kesadaran diri
Mencari dan selalu mencari pembenaran diri

Tahun demi tahun berlalu tiada henti
Kekosongan hati tetap menyelimuti
Kesalahan kesalan belum terobati
Dosa dosa masih menjadi kekasih sejati

Titik terjenuh pun mulai menghampiri
Hidah muncul menusuk qalbu
Memberikan secercah cahaya untuk kesadaran
Meski melalui cara yang tak biasa

Ternyata Tuhan masih menyayangiku
Menyadarkanku melepas jerat kebohongan dunia
Mengangkat jiwaku yang lama mati
Menjauh dari ridho sang illahi robbi

Diawal tahun baru ini aku berjanji
Menyerahkan semua hidupku dengan islam
Mengikuti perintah-Nya tanpa sedikit pun keraguan di hati
Demi mencari ridho sang illahi robbi

1 muharram itu awal yang ku kenang
Awal perubahan, awal perbaikan
Merenopasi atap atap hati yang telah bocor
Membentuk kembali benteng benteng iman
Demi mencari ridho sang illahi robbi


Supriyatno
1 muharram 1437


7
PINTU 1347 HIJRIAH

M. Azizul


Dunia Islam selalu memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan dunia lain. Ilmu-ilmu Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist telah membuktikan bahwa segala urusan dunia dan akhirat telah terkandung di dalamnya. Kondisi demikian membuat kebanyakan orang tertarik untuk mempelajari Islam, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan lembaga pendidikan Islam didunia barat seperti Amerika, Inggris, dan sebagainya.
Kemajuan Islam dimulai dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kelahiran Rosulullah SAW mengawali bangkitnya peradaban dunia dan berakhirnya jaman jahiliyah. Rosulullah SAW telah menjadi pemimpin yang menyerukan perubahan dari kebudayaan-kebudayaan yang buruk menjadi kebudayaan-kebudayaan yang memiliki nilai kebaikan.
Sepeninggal Rosulullah SAW kepemimpinan di jazirah Arab digantikan oleh para sahabatnya. Abu Bakar, Umar, Usman, Ali. Dari para sahabat Rosulullah, kepemimpinan Umar bin Khattab yang paling memiliki pengaruh sampai saat ini. Pasalnya pada saat kepeimpinan Umar, Umar membuat suatu kalender baru yang mencirikan keIslaman. Beliau mengumpulkan para sahabat pada tahun ke-16 atau ke-17 Hijriyah dan bermusyawarah dengan mereka kapan akan dimulainya awal tahun baru Islam. Beberapa sahabat mengusulkan bahwa awal tahun hijriah dimulai pada tanggal lahirnya Rasulullah, sebagian lagi mengusulkan awal tahun ini dimulai dari meninggalnya Beliau. Namun kemudian Umar memilih untuk memulai tahun baru Islam dari hijrahnya Rasulullah karena beberapa pertimbangan berikut ini:
•    Hijrah membedakan antara yang hak dan yang batil
•    Hijrah merupakan awal membangun kekuatan umat Islam
•    Hijrah merupakan awal pembentukan negeri Islam dengan kekuasaan yang berdiri sendiri.
Adanya penanggalan yang hanya dimiliki oleh umat Islam saja menjadikan umat Islam seharusnya memiliki kebanggaan tersendiri dalam menggunakan kalender dalam kehidpan sehari-hari. Namun, kondisi mengatakan bahwa hanya segelintir orang yang hafal urutan bulan-bulan hijriah. Apalagi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi demikian sangat memperihatinkan dan perlu mendapatkan pertolongan berupa hidayah dari Allah SWT.
Perayaan tahun baru hijriah perlu dilaksanakan oleh umat Islam. Acara penyambutan tahun baru hijriah menunjukkan bahwa agama Islam memiliki karakteristik tersendiri yang lebih spesial dibandingkan yang lain. Awal masuknya tahun baru hijriah hendaknya menjadi pondasi awal untuk memperbaiki diri untuk lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan menjadi alat untuk introspeksi diri atas segala kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Serta mengingat dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari lima perkara sebelum lima perkara yaitu :
1.    Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2.    Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
3.    Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
4.    Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
5.    Hidupmu sebelum datang kematianmu.
Lima perkara sebelum lima perkara diatas dapat dijadikan sebagai landasan awal dan tolok ukur dalam setiap hendak melakukan segala aktifitas sehari-hari. Karena dengan landasan tersebut seseorang akan sangat berhati-hati dalam setiap bertindak dan berusaha memanfaatkan segalanya semaksimal mungkin tanpa menghasilkan mudharat sedikitpun.
Tahun baru menjadikan kebangkitan baru dengan semangat baru. Berjalannya waktu ketahun berikutnya menjadikan langkah awal untuk mengkoreksi diri atas segala yang telah kita lakukan dimasa lalu. Mengkoreksi diri sendiri dapat dengan menanyakan diri sendiri dengan berbagai pertanyaan antara lain:
1.    Siapakah kita?
2.    Apakah kita sudah bertaqwa?
3.    Apakah kita sudah pantas menjadi khalifah dibumi?
4.    Apakah kita sudah baik dimata Allah SWT?
5.    Apakah kita bersih dari kesalahan dan dosa?
6.    Dsb.
Pengkoreksian diri sendiri (muhasabah) sangat perlu dilakukan setiap insan untuk menghindari rasa angkuh, sombong, ujub, dsb. Muhasabah secara rutin akan menghasilkan seseorang terjaga dari segala sesuatu yang dilarang oleh agama. Karena seseirang yang sering bermuhasabah otaknya akan terus berfikir tentang benar-salah dan baik-buruk atas aktifitas yang dilakukannya.


8
Kemenangan

Apa yang ingin aku capai?
Apa yang ingin aku ketahui?
Untuk apa aku berusah?
Untuk apa aku pantang pada kata menyerah?

Aku ingin menang
Aku ingin selalu menang
Aku ingin selalu di depan

Mereka
Mereka yang sholatnya tak pernah putus
Mereka yang zikirnya selalu tulus
Mereka yang pandangannya tak pernah luput dari ayat-ayat Allah
Mereka yang lisannya selalu bersih
Mereka yang sangat mengidolakan Muhammad
Merekalah saingan berat untukku
Untuk menggapai kemenangan

Menang merebut cinta Allah
Menang merebut kasih sayang Allah,
Menang merebut syurga Allah.

Tuhan
Apakah aku menang tahun ini?
Aku ingin tahu
Atau
Apakah aku kalah tahun ini?
Aku ingin tahu

Tuhan
Aku ingin menang tahun depan
Aku ingin lebih menang dari sebelumnya
Aku lebih ingin menang dari pada mereka

Awal tahun
Awal kemenangan

La Ode Ashar Munazar/PKW MakassarKemenangan



9
Tahun & Baru End!!!
(Bacaan Khusus Juri Lomba)

πŸ‘Ά Bismillaah
Assalamu'alikum Ikhwah..
Apa kabar hati semua?. Semoga senantiasa diliputi mahabbah, rizki yang berkah, penuh dengan rohmah, serta beraromakan mawaddah akan ukhuwwah. Masya Allah.

🎀 Ikhwah fillah...
Ehm, ehm...!
Cek sound... πŸŒΎπŸ‘€πŸŒΎ

😢 Afwan nih, nda' kenalan nda' apa gitu kan... Ehh... tau-tau masuk grup ini. Udah gitu nulis lagi.

πŸ“» FYI, Ana ini termasuk orang yang malas banget soal tulis-menulis (nah ngapain sekarang nulis???!!!). Mmm... maksud Ana nulis tentang citra buruk Ana ke Antum gitu.... (*ngaca diri sambil nyisir rambut). 😝

🚷 Pasalnya waktu Ana bener-bener abis buat kuliah, makan, minum.... kuliah, makan minum!. Udah gitu aja. Oiya, nyambi ngafalin kitab sucinya umat islam nih. Biar nda' kuper dengan Syurga Nya & nanem benih bidadari yang ada di 'sana'. Hehe. (Yang akhwat jangan ngiri ya??!). πŸ˜†

πŸŽƒ Praktis, kepala Ana itu keperes abis-abisan buat nulis. Karena Ana sering gentayangan di dunia luna. Eh maaf, Dunia Maya maksud Ana. Jangan mikir macem-macem loh ya??. Dunia maya tuh FB, WA, IG, BB, TWT, BLOG dll. So, ide buat nulis kayak gini apalagi dengan bahasa malin kundang numpang lewat doang, karena stamina yang Ana punya udah keburu abis buat nulis di jejaring tadi. πŸ˜…

πŸ‘†Menjauh dari itu guys. Ehh iya lupa, enaknya dipanggil apa nih???. Entar Ana bilang 'guys', Antum ngiranya perkumpulan yang suka sesama. Emm... Ana panggil sobat muslim rohimakumulloh aja deh. Biar Ana & Antum sama-sama dapat pahala baca.

πŸ’‹ By the way, tahun baru udah lewat 2 malem lalu nih sobat muslim rohimakumulloh. Tapi hawanya tuh masih sisa sampai sekarang (emang sate apa??. 🍒 Hehe). Antum udah nyiapin apa aja?. Kembang api untuk ramein H+3? Kendaraan pribadi?, minyak wangi?. Atauuu... nda' nyiapin apa-apa karena nggak punya pasangan sehati? (Upps!! Keceplosan. Afwan. Hehe). Juga Kalo Antum udah punya rencana, atau belum punya rencana tapi pengen menyambutnya di hari-hari setelahnya, sebaiknya Antum baca tulisan Ana ini dulu dehπŸ™ˆ. Biar temen-temen ngerti gimana sejarah en hukumnya ngerayain tahun baru dalam Islam. Oke... Menjauh dari itu semua, mari kita renungkan dulu makna tahun baru.

❓Sobat Muslim rohimakumulloh. Terus apa untungnya kita tahu sejarah en hukumnya?. Ya, tentu biar bisa nentuin sikap dong. Seorang muslim itu ketika hendak berbuat, wajib tahu dulu hukum perbuatannya itu. Supaya apa?, supaya nda' salah jalan, apalagi sampe terperosok ke jurang. Jangan sampe deh. 😁

😫 Sobat Muslim rohimakumulloh. Setiap pergantian tahun (baik masehi atopun hijriah hafal kan gimana suasana tahun baru?), selaluuu aja!, dilalui dengan hiruk-pikuk, hura-hura, pesta, ramai suara ledakan kembang api, pawai kendaraan bermotor, maupun pesta obor

πŸ”¬ Dari pengamatan Ana, ada ✌tipe orang yang merayakan tahun baru (terkhusus tahun baru hijriyah) :

☝, orang yang merasa layak merayakan pergantian tahun karena dia merasa cukup sukses menjalani tahun sebelumnya.

2⃣, orang yang merasa mendapatkan harapan baru di tahun yang baru, setelah banyak kegagalan yang dia terima di tahun sebelumnya.

😱 Nah, antum masuk yang mana sobat muslim rohimakumulloh???.

πŸ‘ŒSaran Ana, kalo bisa kita semua termasuk dalam golongan orang "PERTAMA" di atas. Di mana setiap kita merayakan tahun baru, artinya kita merayakan sebuah kesuksesan. Bukan cuma mencari pengharapan tanpa menyesali kegagalan yang sudah kita ciptakan.

❗Let me tell you a secret (aissh...!!!). Orang-orang ini belum tentu punya tujuan tahunan, ko'. Mereka simply sadar bahwa mereka nda' boleh menghabiskan terlalu banyak waktu untuk hal-hal yang nda' bermanfaat & nda' produktif, lalu biasanya punya beberapa tujuan besar yang selalu mereka ingin capai.

πŸ˜‡ Kalo Ana, lebih suka menyikapi tahun baru sebagai batas dari target hidup tahunan yang Ana ciptakan setiap tahun. πŸ“Š Sudah berapa banyak yang Ana wujudin, & berapa banyak yang masih susah buat didapetin. Dengan kata lain, event tahun baru adalah waktu yang pas buat mengintrospeksi diri, agar nda' lupa diri gitu.

πŸ‘¦Sobat Muslim rohimakumulloh. Zaman Ana remaja, tahun baru hanya berarti sebagai waktu yang tepat untuk hura-hura, merayakan sesuatu yang Ana sendiri pun ketika itu nda' tahu gunanya apa. 😒 (Heh??? Serius...???).

πŸ‘‡Iya serius...
Ok, lanjut...

πŸ‘³ Nah, untuk orang-orang di golongan "KEDUA", buat Ana mereka adalah laskar pemimpi. Setiap tahun mereka bikin target baru, tapi semangat berjuangnya cuma bertahan seminggu. Misal, targetnya tahun depan harus langsing 🚹 (hehe. Afwan contohnya ini nda' papa ya?. Mudah-mudahan di grup ini nda' ada yang obesitas!).

πŸ“‹ Minggu pertama rajin fitness & diet, minggu kedua udah males fitness & masih nyoba diet, di minggu ketiga mereka udah berhenti fitness & diet, lalu mikir "Aku mau tampil apa adanya ah". Ya, resolusi tahunannya bertahan kurang dari sebulan & sayangnya, hal itu terulang setiap tahun. πŸ˜„

😷 Kadang tanpa sadar, kita ini jadi manusia yang terlalu sering berharap, tapi jarang berusaha. Akhirnya yang kita petik cuma kecewa. Lalu menyalahkan nasib karena tak pernah memberi apa yang kita minta. (Wuiss... baru kali ini kata-kata Ana bersajak! Hehe). Padahal, Ana percaya bahwa nda' ada mimpi yang terlalu muluk, yang ada cuma usaha yang kurang keras. 😠 Kita kadang haus motivasi, tapi terlalu malas untuk beraksi. Itulah kenapa, om Ana Mario Teguh (clingak-clinguk kanan kiri) masih laris di negeri ini. Mimpi tanpa aksi, namanya angan-angan. Nda' bakal jadi kenyataan. ✨

Kalau diibaratin nih Sobat Muslim rohimakumulloh, sejak dulu kerjaan kita itu (ehem!) cuma bikin target ato tujuan. Kalau ngelihat ke belakang, ada orang-orang yang tujuan & targetnya udah tercapai, 🎰 tapi berani taruhan pasti jauh lebih banyak yang merasa nda' mencapai apa-apa selama satu tahun ini & bahkan lupa tujuan apa yang waktu itu dibikin (emang kelewat dahh!!). 😑

😭 Sobat Muslim rohimakumulloh...
Kalau udah kayak gini, sama aja nda' sih namanya dengan PHP-in diri sendiri?. πŸ˜‚ Gimana nda'?!, udah semangat-semangatnya bikin target, dari yang simpel kayak pengen turunin berat badan, tapi ujung-ujungnya hangat-hangat (afwan) kotoran ayam juga, alias cuma semangat di awalnya, lalu kehilangan motivasi & akhirnya menjalani hari apa adanya juga. 😟

πŸ˜‰ Tapi tenang Sobat Muslim rohimakumulloh... nda' semua orang kayak gitu. Ada juga ko' orang-orang yang kelihatannya sepanjang tahun ada progress terus. Kalau pikiran-pikiran skeptis sih pasti ngomong, “Ah, itu memang dasarnya mereka pinter aja” atau “Ah, si fulan sih emang gaul orangnya, bokapnya aja tajir & banyak koneksi”. Ucapan-ucapan kaya' gini Sobat Muslim rohimakumulloh yang menandakan kalau pikiran kita sempit & kita nda' akan maju-maju. 😳

😀 Sobat Muslim rohimakumullah, tau nda' sih ngerayain tahun baru itu termasuk perbuatan niru-niru budaya orang kafir. Entah tahun baru hijriah ataupun masehi. Bahasa gaulnya, tasyabbuh. Dari dulu tuh ya, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam udah wanti-wanti kalo kita, sebagai umat Islam haram hukumnya ngikutin jejak orang Persia, Romawi, Yahudi en Nashrani. πŸ”

πŸ’¬ Sabda Beliau, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal & sehasta demi sehasta πŸ‘£ sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku Sob), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Maka, para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi & Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?. [HR Muslim no. 2669, dari Abu Sa’id Al Khudri].

πŸ˜“ Lihat deh Sob, apa yang dikatain Rasulullah emang terjadi saat ini. Dari perayaan tahun baru, gaya hidup, makanan, sampe model pakaian, kaum muslimin ngikutin mereka. Coba deh liat model baju cewek-cewek sekarang, dari ibu-ibu sampe remaja, nda' beda dengan baju atau pakaian oang kafir. Minim abis! πŸ‘—πŸ’„❌

πŸ™ Sobat Muslim Rohimakumullah, please! Udah saatnya Antum melek en bersikap kritis. Di balik acara tahun baru yang bener-bener full gaje itu, sebenernya ada kepentingan bisnis para pengusaha besar (emang kate siape??). Iye bang... non... mereka tuh nda' peduli mau maksiat kek, mau generasi rusak kek, nda' ada manfaat kek, mereka mendorong masyarakat untuk membelanjakan uangnya πŸ’° sebanyak-banyaknya. Bagi mereka, mengeruk keuntungan sebesar-besarnya adalah tujuan utama. πŸ’΅

😊 Sobat Muslim rohimakumullah, pembaca setia tulisan panjang Ana. So, sekarang jelas banget kan kalo perayaan tahun baru itu bener-bener gaje?. Perayaan tahun baru (entah hijriah atau masehi) itu budaya kafir yang penuh kepentingan untuk merusak umat Islam. Maka udah seharusnya kaum muslimin nda' terus-terusan latah ngikutin tradisi ini. Sayangnya, pemerintah yang harusnya bantuin mencegah fenomena ini, eh malah membiarkan en terkesan ngedukung.

⚡Sobat, sekali lagi, udah saatnya kita kritis. Ingat lho, setiap perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban. Makanya sebelum berbuat, pikirin dulu sesuai syariat apa nda'?. Allah Ta’ala ridho apa nda' dengan apa yang kita perbuat?. Jangan takut dikatain nda' gaul atau kampungan. Kalau ada temen yang ngatain Antum kampungan karena nda' ikut ngerayain tahun baru, jawab aja, “Biarin kampungan karena nda' ngerayain tahun baru, yang ngerayain malah lebih primitif karena udah ngikutin tren budaya jahiliyah.” πŸ’― Bener kan?. Harus berani bilang gitu.

πŸ‘· Ahhh... udah ahhh... takut nda' kebaca! (nah, buktinya ini ada yang baca sampai sini?!). Ohya?. Alhamdulillah.

πŸ’¦ Oke... tahu nda' kenapa Ana mendadak ngomongin soal motivasi & mimpi di tahun baru hijriah ini?. Yang sejujurnya Ana ini bukan motivator gitu kan??! (Nda' percaya, pantengin gentayangan Ana saja di akun-akun maya Ana! *lumayan promosi kali aja ada yang inbox Ana. Hehe).

🌈 Soalnya Ana mau memotivasi kalian buat meraih mimpi! Tepatnya, mimpi dapat buku GRATIS! πŸ“˜ Muahahaha! Seru kan, tahun baru hijriah bisa punya buku baru...!!!

☀ Yap! Ada buku gratis "cahaya-cahaya cinta" karya Said Al-Khudry. Ana tuh bukan tertarik judul bukunya itu. Tapi nama penanya tuh yang bikin Ana penasaran. Abisnya, masak "Said Al-Khudry"???. Itu kan nama sahabat Nabi yang paling Ana favoritin gitu. Termasuk yang paling banyak riwayatin hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga. πŸ“

πŸ’” Pun, Ana juga bukan karena buku itu bercerita tentang cinta & kemanusian yang tersembunyi di balik bencana yang terjadi di indonesia. Lebihhhhh...... dari itu, Ana mau ngasah kemampuan nulis Ana. Siapa tahu admin grup ini ngajakin Ana duet nulis gitu kan. Hehe. 😝

🎏 Terus tuh, katanya... membaca buku ini akan membuat kita makin peka, peduli & beruntung masih punya kesempatan untuk melakukan apapun di dunia ini. Beehhh... ini nih yang bikin greget!!. Bayangin... adminnya udah baca aja, langsung buat lomba gitu kan. πŸ“― Apalagi kita nanti. Bisa-bisa buat grup motivator penyaing om Ana Mario Teguh. Hehe. πŸ˜ƒπŸ˜€

😍 So, sekarang nda' usah bermimpi lagi. Ayo beraksi. Usaha sekecil ikutan kuis ini pun, lebih baik daripada cuma bermimpi tanpa aksi.

Good luck!.

❔Btw, apa makna tahun baru buat Antum???.

πŸ‘³ Ana mau lanjutin ibadah malam dulu dah (πŸ˜΄πŸ’€).

😏 Modus...

✏ Al faqir ilallah,
Fadlur Rahman Nafis (PKWJ)


10
Tahun baru yg terus terulang

Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam memaknai datang nya tahun baru. Ada yang memaknai tahun baru dengan bergantinya tahun seperti biasa dan tidak ada syarat untuk memaknainya.
Ada juga yang memaknai tahun baru adalah sesuatu yang spesial dan patut untuk dirayakan seperti perayaan yang ada (bakar petasan, kembang api dsb).
Ada juga yang memaknai tahun baru adalah awal dari perjalanan baru, mereka memaknai tahun baru untuk lebih banyak memuhasabah diri dan merenungi kesalahan-kesalaham yang lalu dan menjadikan dirinya lebih baik lagi di tahun yang baru ini.

Ya begitu lah caranya, setiap orang punya cara tersendiri dalam memaknai tahun baru ini.

Namun sejatinya jika kita melihat kembali sejarah tahun baru islam adalah sebuah proses ikhtiar manusia dan ketawakalan hamba terhadap sang penciptanya dalam memperjuangkan dan menebar kebaikan di muka bumi ini.

Hal ini tertulis dalam banyak siroh bahwa ketika para kabilah dimekah berkumpul untuk membuat makar untuk menghentikan dakwah rosulullah saw. Maka allah membuat makarnya untuk menyelamatkan rosulullah dari makar para kafirqurais.

Disinilah proses ikhtiar dan tawakal itu di mulai. Seperti yang kita pernah baca juga bahwa ketika rumah rosulullah di kepung para kafirqurais maka rosul menunjuk ali untuk menggantikan tempat tidurnya. Begitu juga ketika rosulullah berhasi sampai di gua tsuur maka anak nya abu bakar dan salah seorang laki yang di tugaskan mengantari makanan dan seorangnya lagi memberi informasi.

Dan ketika para kafirqurais itu sudah berada di mulut gua tempat rosul dan abu bakar bersembunyi, ketika itu abu bakar ketakutan lalu rosul berkata "latahzan inallaha ma'anna" jangan takut allah bersama kita. Lalu allah tolong hambanya dengan kekuasaanya.

Singkat ceritanya sampailah rosulullah ke madinah. Begitu lah seharusnya kita memaknai tahun baru islam dan tidak memaknai tahun baru seperti orang2 di luar islam.

Aprin sani_pkw sumatra
Blog: aprinsani.blogspot.com


11
Hijriyah yang Tak Meriah

Indonesia adalah negara islam terbesar di dunia. Mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam. Namun, coba saja kau lihat bagaimana sepinya perayaan tahun baru agama islamnya.

Bila kau berkunjung ke beberapa daerah, niscaya tak akan kau dapati sebuah acara atau kegiatan pun untuk merayakan pergantian tahun ini atau coba kau tanyakan pada beberapa orang tentang perayaan tahun baru tersebut mungkin tak banyak orang yang tahu.

Miris ya? Sebuah tempat yang dihuni orang-orang islam malah seolah tenggelam dari hingar bingar keislaman. Kita terlelap terlalu lama. Terbuai oleh acara dan kebudayaan lainnya.

Coba kau bandingkan perayaan tahun baru masehi dan perayaan tahun baru hijriyah. Tahun baru masehi ramai sekali hampir di seluruh peloksok negeri sedangkan perayaan tahun baru hijriyah sepi sekali. Paling hanya ada beberapa perayaan kecil, itupun hanya di beberapa titik saja.

Ah, sungguh teramat menyedihkan. Namun, tak mengapa karena perayaan dengan kembang api memang bukan hal yang perlu dilakukan. Kita hanya perlu menjadi pribadi yang baru sebaru tahun baru.

Ada beberapa hal yang bisa kita praktikan. Hal-hal ini biasa dilakukan oleh Rosulullah SAW, yaitu: hidup sederhana, penuh kasih sayang, dan memperbanyak rasa malu.

Kita tentu tahu bahwa nabi selalu menambal baju yang sobek untuk dikenakan kembali dan menyambung tali sandal ketika putus sementara kita yang memiliki banyak baju dan sandal masih sering tak bersyukur.

Kita tentu tahu bahwa nabi selalu mengasihi semua orang bahkan musuhnya. Beliau tak rela musuhnya terluka dan kalau sakit ialah yang pertama menjenguknya. Sementara kebanyakan dari kita akan berbahagia kalau musuh celaka bahkan menjenguk pun hanya kepada orang terdekat saja. Dimana rasa kasih sayang kita?

Nabi selalu malu kalau tidak melakukan ibadah yang terbaik. Meski sudah dijamin masuk surga Rosul tak pernah lelah beribadah untuk Allah SWT. Sementara kita yang tak punya jaminan masuk surga tapi ibadah pun kadang semangat kadang tidak. Ah malunya!

Sudah ini saja yang ingin saya bagi. Tiga hal keramat yang membuat hidup selamat.
Selamat tahun baru, semoga menjadi pribadi yang baru.

Siti Bagja_PKW Banten


12
Cantik
Karya: Hidayatul Hasanah_PKW Soloraya

Detik kian berlalu
Sebuah cerita mengiringi langkah kaki
Sejarah membentangkan makna kehidupan

Hari nan suci telah tiba
Dewasa?
Ya, kedewasaan telah terpatri
Umur dunia kian dewasa
Begitu pula denganmu, Cantik?

Cantik, ini tahun baru
Keimananmu kian melaju
Tingkahmu semanis madu
Luar biasa, Cantik

Cantik, dewasamu penyejuk kalbu
Bibir tak henti berdzikir dengan tawadhu
Cantik,
Kau memang cantik
Cantik paras dan kepribadianmu

Kartasura, 15 Oktober 2015


13
*Hijriyah, Hijrahku*
Oleh : Muthmainnah Sannuga / Pkw sulsel

Rabb...
Aku tidak bangga dengan umurku semakin tua ataupun tambah dewasa
Aku tidak bangga dengan karirku semakin melejit
Aku tidak bangga dengan semua yang kumiliki
Karena itu semua milik-Mu
Rabb...
Masih jelas diingatanku detik-detik aku menghabiskan waktu menyambut tahun baru
Masih jelas diingatanku bahwa aku lupa pada hakikat tahun baru
Masih jelas semua yang kulakukan sepanjang tahun
Rabb...
Kini Kau izinkan aku menapakkan kaki ditahun selanjutnya
Adakah secercah ampunan kau berikan kepada jiwa yang hina ini
Dengan izin-Mu aku ingin berubah
Rabb...
Detik-detik pergantian tahun barumu
Umurku mulai menghitung mundur
Tak tau detik mana yang menjadi penutup hariku
Aku ingin berubah
Rabb...
Jemputlah aku dalam sujud terlamaku
Jemputlah aku dalam ibadah terbaikku
Walau aku menjemput tahun baruku tak seindah Karunia-Mu
Karena Engkaulah pemilik keindahan
Dzat Yang Maha Indah
Rabbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqiir


 14
"Ajak aku Hijrah bersamamu"

Oleh : Tumiesn
Blog : tumiesn.blogspot.com

Manakala pekat bergemuruh
Berdendang diantara kegelisahan hati
Kepandangi langit yang hitam pekat
Seketika air mata tumpah menyesali diri

Allah begitu maha Cinta
Dia kirimkan aku seorang sahabat berwajah ayu nan teduh
Ia ulurkan tangan, peluk tubuhku yang rapuh dan berlumur dosa

Ia ajakku beranjak dari kebodohan
Ia temaniku berjalan menuju jalan-Nya
Ia ajakku hijrah
Ia adalah rejeki bagi perjalananku

Hijrah..
Terimakasih sahabatku
Kau temani aku hijrah dan temukan jalanku
Terimakasih telah ajakku hijrah bersamamu


15
_Buktikan Cintamu_

Malam itu terdpt banyak hal yg terpkirkan, pikiran dan hati berkecamuk, terjadi percakapan pada diri sendiri, hingga tak terasa air matapun mengalir mengingat, membayangkAn , dan memikirkan atas dosa2 yg telah dilakukan selama satu tahun terakhir dan bgitupun tahun2 sblmnya.

Adakah kita pernah membayangkan seandainya setiap dosa yg dilakukan oleh aku, kAmu, dan kita semua, itu di ibaratkan bangkai yg busuk maka tdk akan ada makhluk di dunia ini yg akan berani mendekati kita saking baunya, tapi Allah maha pengampun atas setiap dosa yg kita lakukan, sepanjang kita bertobat kpd-Nya.

Tahun baru hijriyah adalah tahun untuk berhijrah menjadi pribadi yg lbih baik lagi dari sblmnya, seperti hijrahnya Rasulullah saw.

Tahun hijriyah adalah hari yg sangat cocok untuk bermuhasabah diri, membuat resolusi akhir tahun, menargetka. Yg blum tercapai di tahun sblmnya dan menjadi pribadi Emas dgn merasakan nikmat dan manisnya iman, karena sesungguhnya Allah mencintai kita semua, krn rahmat dan kasih sayang-Nya itulah Dia memberikan rasa cinta dlm hati kita. Perasaan cinta pada keimanan dan menjadikannya terasa nikmat dan indah bagi org2 yg beriman. Sehingga sudah sepatutnyA kita membuktikan rasa cinta kita juga kpd Allah dgn kembali berhijrah menjadi pribadi yg Emas.

Maryati_ pwk makassar


16
Peluk malam

Aku ingin memelukmu malam ini
Membuang rindu yang akan segera kulahirkan
Tak perlu ada bidan atau dukun karena aku mampu

Aku butuh pelukmu malam ini
Bukan pernak pernik merah, kuning, atau warna campurannya
Hanya untuk beberapa detik, tidak lama

Aku bermimpi memelukmu malam ini
Tidak dengan kekosongan yang aku miliki karena kau selalu tak hadir dalam istimewa nyataku
Mendekatlah walau kau tak mungkin tetap

Ayah, aku tak suka lebaran, tak suka malam tahun baru, bahkan aku tak suka hari ulangtahunku
Tak ada engkau disisiku seperti mereka yang bangga memeluk erat seorang lelaki tua disampingnya
Cepat pulang ayah.....
Aku rindu dalam hangat yang tak terkira

Fatimah Kusuma_pkw jaktim
Blog: Fatimah-kusumaa.blogspot.com


17
"Empat Belas Tiga Puluh Enam"

Kita semua cuma numpang
Pada bumi
Pada Langit yang menjadi saksi

Sementara, abadi tidak lagi
Aku dengar banyak kesunyian membakar hati
Sampai-sampai kabut membatasi langit melihat para penumpang ini

Aku dengar banyak kebahagiaan yang kering oleh bahan bakar api
Sampai-sampai suara tidak lagi berguna untuk berteriak

Satu satu dua dua tiga tiga
dua puluh dua puluh
satu lima satu lima
empat belas tiga puluh enam hijriYYah

Ada yang baru
Tahun selalu baru
Rotasi
Pada orbit masing
Asy-Syam dan Al-Qamar
Pada edarannya

Pada langit yang menjadi saksi
Kita hanya menumpang sementara
Pada tanah yang mewangi
Pada udara yang membuat roma berdiri
Pada air, untuk bersuci


Kita hanya menumpang sementara
Kita menghias
Kita juga yang menelanjangkan se-per-dua lima tanah bumi
Dengan api
Dengan kobaran kerakusan
Dengan besi tajam
Rusak-kan permata hijau

Pada Muharram ke satu ini
Mari bertanya pada diri
Sudah cukupkah berbakti pada agama ini?


-Negeri Menara Petronas, 15 Oktober 2015-
Rakhmania


18
-Kaleng Rokok-

"Bagaimana, Pak, apa rumahnya hampir jadi?"
"Iya, Bu, mungkin beberapa hari lagi. Tadi hampir semuanya sudah terpasang keramik."

"Ya sudah, hari ini akhir tahun, Pak. Jangan lupa baca doa akhir tahunnya"
"Lho? Besok satu Muharram? Tahun Baru Hijriyah? Yowes, Bapak mandi dulu."

Setelah membaca doa akhir tahun Pak Muslih duduk didepan rumah sembari meregangkan otot-otot setelah seharian bekerja dan menanti Adzan Maghrib.

Pak Muslih biasa bekerja di proyek pembangunan rumah. Sudah puluhan tahun dia bekerja sebagai buruh bangunan. Cangkul, sekop,dan peralatan tukang lainnya merupakan alat yang digenggamnya setiap hari hingga membuat tangannya kasar dan kapalan.

Sistem upah harian mampu menghidupi isteri dan puteri tunggalnya menjadi keluarga sederhana. Mampu menyekolahkan puteri tunggalnya sampai sekarang duduk dikelas dua Madrasah Tsanawiyah.

"Kalau besok belum ada uang untuk Pipit, pakai tabungan Ibu dulu saja, Pak"
"Tabungan mana, Bu? Yang dikaleng rokok dalam lemari itu?."

Ibu Izah cuma mengangguk menjawab pertanyaan Pak Muslih sekaligus mengiyakan.

"Tapi, kan?" tanya kembali Pak Muslih kepada isterinya.

Hingga jam dua siang Pak Muslih belum juga mendapat pinjaman uang untuk puterinya yang berada di pondok. Memang setiap hari Jumat dia libur bekerja, jadi hari itu dia tidak mendapatkan uang dari pekerjaannya sebagai buruh bangunan.

"Sudahlah, Pak. Pakai ini saja" Bu Izah menyodorkan kaleng rokok tabungannya disaat Pak Muslih kebingungan mencari teman atau saudara yang bisa memberikan pinjaman.

"Semoga Allah meridhai niat baik Ibu untuk menyantuni anak yatim sepuluh Muharram besok."

Segera Pak Muslih memindahkan uang dalam kaleng rokok ke plastik bekas gula pasir untuk diberikan kepada Pipit puterinya yang sedang mondok.

Pak Muslih pergi menumpang mobil pick up tetangganya yang hendak pergi ke pasar guna men-supply sayuran. Sesampainya di pasar, dia lanjutkan dengan ojek untuk mengantarnya sampai pesantren tempat puterinya mondok.

"Ini Nak, uang untuk jajan kamu. Gunakan sebaik-baiknya ya. Kalau sisa masukan celengan."

Sambil tersenyum Pipit menerima uang dari Bapaknya yang dibungkus plastik bekas gula pasir sebesar seratus ribu rupiah dalam bentuk pecahan uang kertas dan recehan yang dikumpulkan Ibunya untuk menyanytuni anak yatim.

"Bapak pulang dulu, Pit. Salam buat Pak Kiyai. Jangan lupa shalat"
"Iya, Pak. Salam buat Ibu. Maaf belum bisa pulang."

Setelah Maghrib tidak ada lagi angkutan umum yang beroperasi. Satu-satunya transportasi yang bisa membawa pulang Pak Muslih sampai rumahnya hanya ojek. Di perjalanan dia hanya memandangi mega merah yang mulai menghilang sambil berkata dalam hati, Alhamdulillah.

"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam, eh, Mas No. Silahkan masuk, Mas."

"Muslih belum pulang ya?" tanya Mas No kepada Bu Izah.

"Belum, Mas. Masih siang gini. Aku buatkan teh dulu ya, Mas"
"Eh, tidak usah. Saya kesini cuma mau mengembalikan ini, Mbak. Kemarin Muslih pernah bantu saya pas anak saya sakit. Maaf baru kesini sekarang" sambil memberikan amplop kepada Bu Izah dan bergegas pamitan.

"Terimakasih banyak Mas No, nanti saya sampaikan ke Mas Muslih"

"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..."

Bu Izah membuka amplop pemberian tadi sambil berjalan menuju kamar.

"Alhamdulillah, mungkin ini rezeki anak yatim besok tanggal sepuluh Muharram."

Diletakkannya amplop berisi dua lembar pecahan uang lima puluh ribu rupiah itu dibawah kaleng rokok persis didalam lemari.

@cepearsalan
PKW-Jateng


19
~Yuuk Baper ! ~

Lho kok malah ngajakin baper sih, kalau lu baper itu mah DL broo alias derita lo, gitu aja kok repot ". Pernah ngga kalian denger kata ini ?
sedih yaa, orang mau curhat malah diomelin tambah jleeb πŸ”ͺujung- ujungnya si korban bilang "sakiiitnya tuuh disiinii.... πŸ‘‰πŸ»πŸ’”

Pasti kalian juga ngga asing kan dengar kata "baper" yang hampir di mana - mana ada , bahkan ada juga slogan poster "buanglah baper pada tempatnya " *ngagul*

wait.. wait.. by the way, baper itu apa sih ? Hmm.. apa sejenis makanan? atau sejenis kata kerja?
Itu mah wafer dan laper hhaha..
jadi inget iklan ini "Ngga asik lo kalau lagi laper", sst sensor yaa πŸ™ˆ

Terus kalau gitu, baper apa sih? makin bingung nih, berusaha tenang (calm) ✨😌

πŸ’‘Yaapz, baper itu singkatan dari "bawa perasaan" keadaan dimana seseorang terlalu membawa perasaannya dalam suatu hal, atau bisa disebut juga sensitif. Indonesia itu kreatif banget ya, sampai kata- kata sederhana aja disingkat dan menjadi bahasa gaul masa kini hhehe

Biasanya orang yang baper itu ngga seru kalau diajak bercanda, sedikit- dikit bawa perasaan, terus galau deh, hhehe

 "Eh kok gw liat foto kucing, jadi inget mantan gw ya? " pernah ngga sih kalian dengar pernyataan ini? apa-apa yang di luar nalarnya pun bisa jadi bahan ajang baperannya . Bayangin coba, ngeliat foto kucing aja jadi inget mantannya, mungkin rupanya sama #eh πŸ™Š
apa jangan.. jangan mantannya kucing ahhaha:D nah lho kan baper lagi πŸ™Š
atau ada juga baper lihat pasangan duduk di atas pelaminan  malah jadi kepengin nikah juga ahhaha πŸ™ˆ 
sambil mupeng *muka pengen *

 Nah, lebih berbahaya lagi kalau virus baper ini bisa menular kemana aja, tanpa pandang bulu hati- hati loh 😜 makanya saran dari saya kalau udah kena cepat- cepat diminimalisir biar ngga over dosis πŸ˜†✌🏻

Terus apa maksudnya dengan judul di atas kalau bapernya di minimalisir ? Kenapa
pakai ngajak- ngajak segala? Eiits, stay calm bro, sist. Kata baper yang saya tuliskan ini bukan sekadar baper biasa  tapi baper yang luuuaar biasaa 😎 baper yang nantinya bikin kita semangat dan termotivasi.

 Bahkan baper ini dianjurkan mencapai batasnya alias over dosis hhehe  ^_^ karena apa? Karena.. Jreng.. Jreng.. Baper ini special Tahun Baru Hijriah 1437 M.

Loh kok Tahun Baru Hijriah malah ngajak baperan? harusnya kan sekarang jadi hari dimana bermuhasabah diri kepada Allah kalau diajak baper malah  tambah galau lagi πŸ˜”.

 Nah justru itu, baper disini itu singkatan dari "Bawa Perubahan" dimana nantinya kita dibawa  semangat mengawali hari baru, ibarat kita adalah kertas putih yang belum tertulis, dan baper sebagai isi pulpennya yang akan mengisi tujuan hidup kita 😊

Berbicara Tahun Baru Hijriah yang diambil dari kata "Hijrah" yang bermakna "berpindah" maksudnya proses berpindahnya sesuatu langkah yang lebih  lebih baik atau berubah ke arah yang lebih baik. Bahasan baperan kali ini, saya ingin  mengingatkan  tentang hijrahnya Rasulullah, suri teladan kita, kekasih Allah. Spesial for you saya akan membahas tentang 7 tips baper ala Rasulullah 

😱Penasaran kan, Simak yuk πŸ‘‡πŸ»

1. Kejelasan Akan Tujuan πŸ”œ

Kejelasan akan suatu hal akan membangun visi dan misi mencapai kesuksesan. Tanpa kejelasan, visi dan misi tidak akan mencapai apa yang diinginkan,  sebagai contoh jika ada yang menanyakan kepada kamu dengan pertanyaan seperti ini "kamu mau berubah?" pasti kita akan jawab "Ya, saya ingin berubah" terus ditanya lagi "Berubah jadi apa"? beberapa pasti ada yang menjawab berubah menjadi keinginannya atau menjawab "menjadi lebih baik" ,terus ditanya lagi " Baiknya seperti apa?" Nah loh bingungkan? hhehe..

Kebingungan itu akan  terjadi ketika kita tidak memiliki arah kejelasan dalam hidup. Bayangkan jika Rasulullah tidak punya kejelasan dalam hijrahnya pasti akan terjadi kekacauan dalam pikirannya hendak kemanakah langkahnya bersembunyi, disaat kaum kafir Quraisy mengejar untuk  membunuhnya.

Oleh karena itu kita harus membuat langkah yang SMART dulu. Dengan adanya langkah yang smart Rasulullah akhirnya berhasil membawa kesuksesan membangun kota Madinah sebagai pusat penerintahan dan penyebaran Islam. MasyaAllah.

2. Miliki Tekad yang Kuat ✊🏻

Banyak yang ingin berubah, tetapi hanya sekadar ingin. Tidak ada usaha untuk melakukan perubahan. Berkaca pada sikapnya Rasulullah mempunyai tekad yang kuat hingga segala macam cobaan, aral maupun rintangan ia hadapi.

 Bahkan sebelum beliau hijrah ke Madinah, ia bersembunyi di Gua Tsur karena pengejaran kaum Quraisy tak pernah henti-hentinya. Berbekalan       kesabaran diiringi tekad yang kuat, beliau mampu mengalahkan ketakutan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang mengatakan, “Wahai Rasul, seandainya salah seorang diantara mereka menemukan bkita, maka habislah kita. Jika aku mati, apalah diriku. Namun bila engkau yang mati, wahai Rasul, maka tamatlah riwayat dakwahmu”.

Rasulullah menjawabnya dengan bertanya, “ Apa yang ada di benakmu jika berduanya kita disini juga ada Allah yang ketiga diantara kita?”

 MasyaAllah begitu indahnya jawabannya, di tengah kesedihannya, beliau tetap percaya akan ada pertolongan dari Yang Maha Penolong.

 Maka turunlah surat At-taubah ayat 10 : "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita".

Hingga Allah membalas tekad doanya yang kuat dengan memerintahkan seekor laba- laba besar membuat jaringnya untuk melindunginya. MasyaAllah..

Ketika kita dihadapi  suatu masalah, ingatlah dalam tekad kita memperjuangkan hijrah kita dan yakinlah bahwa Allah bersama kita πŸ˜‡

3. Hati ❤

Ada apa dengan si hati? Hayoo.. πŸ˜„

"Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa (segumpal daging) itu adalah hati. (H.R. Bukhari Muslim)

Dari hadist ini sangatlah jelas jika ingin baper ala Rasulullah , maka bawalah hati ini berubah menjadi lebih baik. Bersihkan hati kita dari lumpuran dosa,perasaan negatif, berburuk sangka, lemah, takut, ragu dan dari kemalasan πŸ˜–πŸ˜£

 Perbaharuilah hati kita dengan sikap yang optimis, pancarilah dengan cahaya kebaikan, energi-energi positif dan semangat yang baru pastinya 😊 ✨

Rasulullah pun juga mengajari kita dalam hijrahnya. Masih ingatkah kisahnya, bagaimana beliau mempersatukan dan mempertalikan jiwa antara kaum Ansar dan kaum Muhajirin , dan bagaimana beliau mengajarkan kaum Madinah saling bersedekah, bahu membahu dalam perjuangan menegakkan kalimatNya hingga terjadilah hadiah besar dari Allah yaitu Fathu Makkah 😊 semua ituh akibat dari perjuangan dan hatinya yang selalu mengarahkan kebaikan, mampu mengisi ruang hati dengan mahabbah kepadaNya

Hijrah yang benar akan membawa pada kesuksesan luar biasa karena Allah Yang Maha Kuasa tidak akan segan-segan membantu semua hamba-hambaNya yang berhijrah menuju kepada kebaikan.

 Tidak hanya itu, Allah akan memberikan jalan-jalanNya, yakni jalan-jalan yang luar biasa yang tidak akan bisa dicari kalau hanya mengandalkan kemampuan manusia semata.

Naah sekian dulu tahapan tips baper ala Rasulullah, nantikan di tips-tips berikutnyau pada part berikutnya maksudnya hhehe πŸ˜„

#to be continue

Mari awali tahun baru 1437 H dan 2016 M dengan fokus, energi, dan semangat membara. πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯

Ini Baperku πŸ˜‹, Mana Bapermu πŸ˜‹ ?

yuuk aah baper πŸŽ’✊🏻

Aprilia Susanti, di Tanah kebaperan Hijriah 1437


20 
Roda waktu

Hari begitu cepat berlalu. Jam seakan berputar dengan cepat. Entah apa saja yang telah kita perbuat, hingga tak sadar segalanya telah lewat. Kita seringkali membuang waktu untuk hal yang fana, tanpa kita ingat hari esok yang lebih abadi yang semakin mendekati.

Jam terus berputar, hari terus berganti, tahun demi tahun pun terus berlalu. Dan kita masih tetap berdiri di tempat yang sama?

Hingga tahun baru tiba. Yang kita lakukan hanyalah merayakannya dengan euforia yang tak bermakna. Bukan malah berkaca atau mengevaluasi diri untuk kedepannya bagaimana. Terutama tahun baru hijriyah, yang mengisyaratkan kita utk segera berhijrah. Menjadi pribadi yang lebih baik dengan belajar banyak dari kehidupan sekitar.

Waktu selalu mengajarkan kita bhwa segala sesuatu akan berlalu. Ia berputar terus kedepan dan tidak akan pernah bisa kita mundurkan. Masihkah kita terus menerus menyiakannya? Masihkah kita terus mengacuhkannya? 

-Virta Putri -/PKW Yogyakarta


21
Tahun yang Iri
-PKW Pusat-

Betapa kita terpenjara
Dalam jeruji pikiran sendiri
Yang melenakan dan melalaikan
Padahal waktu sejatinya berlalu

Demi waktu, sudahkah kita bermuhasabah? Ketika sebagian diri kita meriah bersama pawai obor dan sorak lomba lomba. Lalu ada bisikan, "Menyambut Tahun baru. Tak apalah."

Kemeriahan telah menjadi sihir yang menawarkan jalan penuh lampu, tawa dan warna. Sehingga doa yg seolah-olah hanya menjadi hal yang harus dituntaskan orang saleh, menjadi tak mampu bergerak. Terpenjara dalam ruang, tak bisa terbang.

Padahal tahun yang pergi tak datang dua kali. Kita masih enggan untuk bercermin di waktu. Alih-alih itu, kita justru menjadi bahagia, mendengar gemuruh petasan di langit atau  berjingkrak jingkrak di kebun binatang, lupa bahwa usia tak menunggu untuk menua.

Tahun baru selayaknya menjadi ajang merenung dan merancang proker baru. Meniatkan diri untuk saling menasehati dalam kebaikan dan menatapi kesabaran. Sehingga tahun sebelumnya menjadi iri pada tahun yang akan datang.


_DS_


22
Muharram, Bulan Pembebas
-PKW Jatim/Jakarta-

Heii... Lihatlah! Kini malam kembali memamerkan keelokannya. Menawan. Sungguh sambutan yang luar biasa untuk malam-malam tahun baru hijriah yang sempurna. Gemintang di langit lepas tak ubahnya kerlap kerlip lampu kota yang nampak dari sini. Dataran tinggi di kaki gunung welirang. Indah.

Detik yang melesat begitu cepat, serasa membuatku kembali terseok untuk mengejarnya. Begitu banyak hal yang datang begitu saja, bahkan tak jarang pula yang pergi tanpa permisi. Mulai dari impian, harapan, cita-cita, dan lain sebagainya. Semuanya begitu cepat berlalu, sebagian terwujud, sebagiannya lagi harus direlakan kandas dan karam di tengah keganasan persaingan. Namun, semua itu hanya serpihan kecil yang terbang saat tertiup angin jika dibandingkan dengan kisah para Nabi dan Rasul.

Kau tahu? Ada banyak kisah menakjubkan yang Allah takdirkan terjadi di bulan Muharram. Sebuah bulan yang menjadi awal dari segala bulan hijriah, dimana ia juga menjadi bulan paling mulia setelah Ramadhan (حديث Ω…Ψ±ΩΩˆΨΉ Ω…Ψ±Ψ³Ω„) . Berbagai kisah perjuangan para Rasul yang tentunya sudah sering kita dengarkan dan atau baca dalam buku-buku sejarah islam.

Banyak impian-impian yang kembali memenuhi ruang imajinasiku dalam pengawalan tahun 1437 Hijriah ini. Aku memang selalu memiliki segudang mimpi, yang jika dituang ke dalam samudra, ia akan penuh, yang jika digambar diangkasa, ia tak kan cukup mewakili semua kata.

Apa kau masih ingat? Sebuah kisah tentang keselamatan Nabi Nuh dari banjir yang menenggelamkan seluruh orang-orang kafir di muka bumi ini pada bulan Muharram. Selayaknya Nabi Nuh yang selamat dari intaian taufan, aku pun berharap di tahun baru yang penuh kemuliaan ini bisa sampai ke pulau seberang dengan selamat, menjumpai-Mu. Ketika carut marut dunia tak lagi terelakkan.

Aku ingin senantiasa merasakan kesejukan di tengan berbagai tempaan kehidupan yang cukup mengundang keringat untuk bercucuran. Selayaknya kisah Nabi Ibrahim saat kemurkaan Raja Namrud kian membara dan dibakar hidup-hidup. Beliau tetap merasakan dingin dan sejuk di tengah jilatan api.

Selayaknya Nabi Ayyub yang terbebas dari penyakit dan kembalinya keluarga beserta harta benda beliau di bulan Muharram, Aku pun punya harapan yang tak jauh beda. Semoga awal tahun ini juga menjadi penyembuh diri dari segala penyakit lahir batin, serta memperoleh keluasan rizqi yang berkah. Serta dipersatukanNya kembali tulang rusuk yang terpisah.

Dan jika Nabi Musa terbebas dari kejaran Fir'aun pada bulan mulia ini, aku pun berharap mampu terbebas dari lautan dosa ini. Segala carut marut aktifitas yang melenakan, hingga ia melenakan hati yang rapuh.

Dan selayaknya Nabi Yunus yang trbebas dari dalam perut ikan yang gelap gulita, semoga di pengawal tahun hijriah ini, aku bisa mendapatkan segala pencerahan dan titik terang darri semua yang terpanjatkan.

Semoga tahun baru ini menjadi moment yang benar-benar istimewa pula untukkku. Selayaknya para Rasul mulia yang mendapatkan kemenangannya di bulan mulia ini :)

-Aisyah El Fayruz-


23
Semua berkumpul dalam satu pembahasan yang sama,
Kiranya apa yang lebih mahal dari apa-apa yang mereka miliki.
Sudah berjam-jam mereka mendebatkan apa yang paling mahal  ada yang mengatakan, pastilah yang mahal adalah barang-barang elektronik, yang lain membantah, bukan, sepeda motor yang lebih mahal, bukan! mobil yang lebih mahal, bukan !! Rumah yang lebih mahal !, bukan !!!  kau tau gedung gedung itu harganya mahal. Bukan !! yang mahal itu cinta, bukan !! Yang mahal itu sahabat, bukan!! yang mahal itu keluarga... Seketika semua hening mendengar jawaban yang satu itu, yaitu keluarga, semuanya membenarkan jawaban itu seraya mengiyakan dan setuju bahwa keluarga adalah yang paling mahal yang mereka miliki, akan tetapi tiba-tiba, "Bukaaan !! semuanya tersentak kaget, bertanya-tanya apa yang orang ini pikirkan, apakah ada yang lebih mahal dari pada keluarga.
Bukaan !!! yang paling mahal adalah waktu. Tadi kita menyebutkan satu persatu mulai dari barang elektronik, motor, mobil, rumah, gedung kalau kita tidak punya waktu untuk menikmatinya, ya untuk apa? Begitupun dengan cinta, sahabat dan keluarga, kalau tak punya waktu untuk mereka untuk apa? Bahkan mendoakanpun tak bisa karena tak punya waktu untuk berdoa. Jadi waktu adalah yang paling mahal dalam hidup kita.
Semua terdiam dan mengingat-ingat apa yang mereka miliki selama ini, lantas mereka mengatakan, "Benar sekali kau wahai saudaraku.."

Waktu tak terasa berlalu, 1436 H ke 1437 H terasa begitu cepat berganti.
Waktu tak akan kembali, sebanyak apapun harta yang kau miliki, sekeras apapun ku berlari menghampiri, sekuat apapun kau memaksa ia untuk berhenti dan seindah apapun kau merayunya ia untuk kembali, ia tak peduli, akan tetap berlalu meninggalkanmu entah kau bersamanya dengan hal-hal kebaikan atau keburukan, ia tak akan peduli. Tetap meninggalkanmu.

Kini kita bertanya-tanya pada awal tahun ini, kita mau kemana agar waktu tak berlalu begitu saja, sebab waktu mahalnya tak tergantikan hingga benar-benar waktu dan kita terpisahkan dan bertemunya kita dengan kematian.

_Santoso Permadi_


***