Senin, 07 Maret 2016

KCM

Ceritanya lagi diminta buat buat tulisan yang intinya menggambarkan alasan "Kenapa menulis". Karena pengen punya judul yang beda--selain sekadar "kenapa saya menulis", maka tercetuslah judul KCM alias Ketika Cici Menulis. Rada mirip judul novelnya Kang Abik, yaa... Emang iya sih. Orang emang terinspirasi dari judul itu, kok. Hehe.

Menurut aku... menulis itu mengekspresikan diri dengan caraku sendiri. Karena ketika menulis, aku bisa jadi siapa aja dan merasakan apa aja, terutama ketika nulis fiksi. Berasa bebas se-bebas-bebasnya. Yaaah... lebih kurang maknanya terselubung dalam tulisanku yang ini nih. Klik di sini.

Menulis itu...
cara lain mengelola emosi dan menasehati diri sendiri. Kalau lagi marah, kesel, tapi nggak bisa meluapkannya karena berbagai hal, maka aku pilih untuk nulis. Nulis nasehat agar aku bisa mengendalikan marah. Nulis nasehat bagaimana seharusnya aku menyikapi persoalan yang aku alami. Dan alhamdulillah... setelah beberapa kali mempraktekkannya, ternyata ini lumayan berhasil. :)

Menulis itu... cara lain berbagi peran dan hikmah dalam kehidupan. Karena ketika menulis, aku bisa menjelajah seluruh dunia, tanpa batas. Ya, tanpa batas. Kita bisa berbagi lintas kota, propinsi, negara, dan seluruh penjuru dunia melalui tulisan. Apalagi di zaman serba canggih sekarang, orang-orang bisa mengakses apa saja, di mana saja, termasuk mengakses dan membaca tulisan kita. So, jika tulisan kita mengandung hikmah dan pelajaran, kenapa tidak kita tuliskan lalu bagikan? 

Menulis itu... cara lain bagiku melihat dan menghibur diri sendiri. Dengan membaca kembali tulisan-tulisan yang pernah aku buat, aku kembali mengenali diriku. Memutar kembali memori tentang berbagai hal yang pernah aku alami. Membuatku kembali merasakan berbagai hal, mulai dari yang menyenangkan hingga yang menyedihkan. Karena, hanya penulislah yang tahu, bagaimana dan apa yang ia rasakan saat ia membuat sebuah tulisan. Maka, ketika ia kembali membacanya, memori itu akan berputar--lagi.

Menulis itu...  memintal aksara dalam warna berbagai rasa.
Menulis itu... kamu.
Menulis itu... aku.
Menulis itu... kita.

“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/heripurnomo/motivasi-menulis-apa-kata-para-penulis-hebat-dari-masa-ke-masa_5517f3428133118f669deb9e
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/heripurnomo/motivasi-menulis-apa-kata-para-penulis-hebat-dari-masa-ke-masa_5517f3428133118f669deb9e
Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/heripurnomo/motivasi-menulis-apa-kata-para-penulis-hebat-dari-masa-ke-masa_5517f3428133118f669deb9e
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.
(J.K Rowling)


 


10 komentar:

  1. Kak Cici, aku kalau galau juga lebih milih nulis, hehehe
    *nggak ada yang nanya deng

    BalasHapus
  2. Menulis itu... memintal aksara dalam warna berbagai rasa.
    Menulis itu... kamu.
    Menulis itu... aku.
    Menulis itu... kita.


    *saya suka saya suka😆

    BalasHapus
  3. Mantaaap #next odop ajakin dong #sambilmikirBisagayah #haha

    BalasHapus
  4. Mantaaap #next odop ajakin dong #sambilmikirBisagayah #haha

    BalasHapus
  5. "Karena, hanya penulislah yang tahu, bagaimana dan apa yang ia rasakan saat ia membuat sebuah tulisan. Maka, ketika ia kembali membacanya, memori itu akan berputar--lagi." setuju bangeeettt!
    semangat teruuusss ODOPnya kak Cici ^^

    BalasHapus