Kamis, 31 Maret 2016

Mati Lampu yang (Tak) Dirindu


Saat menyebalkan itu adalah ketika tugas menumpuk untuk segera dikerjakan, lalu mendadak mati lampu. Atau saat kamu kelaparan dan berniat untuk memasak mie rebus yang tinggal sebungkus, pakai magic com mini--karena nggak punya kompor #anakkos, lalu mati lampu. Cek dompet uang tinggal seribu. Oh sungguh tragis. Sabar ya qaqa. Hehehe

Oke. Apapun itu, mati lampu adalah keadaan yang hampir tak pernah ditunggu oleh siapapun. Kalau pun ada yang menanti atau berbahagia dengan datangnya momen mati lampu ini, aku rasa dia adalah penjual lilin. Atau mereka adalah pasangan yang ingin terlihat romantis (Baca: pengen Candle light dinner) dengan modal tipis. :D 

Tapi entah kenapa, walaupun aku termasuk kategori orang kebanyakan--yang tidak merindui hadirnya mati lampu, namun akhir-akhir ini, aku merasa mati lampu adalah momen yang "membahagiakan" bagiku, bahkan aku tunggu-tunggu. Wow. Sebegitu berartinya kah mati lampu hingga harus aku tunggu? *Udah kayak jodoh* #eh

Hmm... sejujurnya bukan mati lampunya yang spesial, tapi karena dengan mati lampu aku bisa melakukakan hal spesial. Yap, apalagi kalau bukan menulis, menyelesaikan deadline dan komitmen yang sudah aku buat, untuk menulis tiap hari--walau tak jarang rasa malas menghampiri. Hihihi.

*Ya ampun... Si Cici, mau nulis malah nunggu mati lampu. Emang nggak gelap apa?*

Hahaha. Jadi, mati lampu yang (terkadang) aku rindukan di sini adalah mati lampu saat di kantor. Karena saat mati lampu inilah aku punya kesempatan untuk menulis. Saat mati lampu nggak ada kerjaan kantor yang bisa dikerjakan, karena semua kerjaan kantor rata-rata mengandalkan komputer yang tentunya butuh listrik. So, momen ini tentunya tidak aku sia-siakan begitu saja. Maka dengan cekatan aku pun memainkan duo jempol di ponsel pintarku. Menuangkan ide--yang entah apa--ke dalam sebuah aplikasi note, yang kemudian akan aku pindahkan (Baca: Copy paste) ke blog nantinya.

So, ketika hati dan tangan ini sudah gatel pengen nulis, tapi di kantor banyak kerjaan, maka mati lampu menjadi momen yang dirindu. #SemogaPakBosNggakBacaPostinganIni. 

Hmm... Mati lampu. Sebenarnya banyak lagi sih ya, yang pengen aku sampein soal mati lampu ini. Tapi kerjaan juga udah nunggu. Sekian dulu deh.

Sssstt... terakhir. Yang pengan aku sampein. Apapun kondisi yang kita hadapi, jangan mengeluh. Hadapi aja. Just enjoy it. Seperti mati lampu yang terkadang (tak) dirindu. :D

#HappyWriting
#OneDayOnePost

5 komentar:

  1. Mbak Cicil Kreatippppp ...
    Hihiiii

    BalasHapus
  2. Jadi inget lagu nazar "Duhai mati lampu ya sayang, duhai mati lampu"

    BalasHapus
  3. hahaha, bisa aja yaa, ambl idenya

    BalasHapus
  4. jangan mencela gelapnya malam karena mati lampu, pikirkan hal bermanfaat apa yang bisa dilakukan saat kondisi itu datang.. :)
    setuju mbak..

    BalasHapus