Selasa, 28 April 2015

Anak kelima



"Alif... Alif... kamu di mana sayang?" Shella memanggil anak sulungnya.

"Bang Alif lagi main sama temen-temennya, Ma." Jawab Bintang, si anak nomor dua.

"Oh. Masih main ama temennya? Belum pulang juga udah jam segini?" Tanya Shella lagi, sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 17.50.

"Iya Ma, dari tadi siang belum pulang-pulang. Keasyikan main tuh, Ma. Alesannya aja mau latihan buat tanding. Padahal kan intinya sama aja. Pergi main bola." Beny menimpali. Si anak nomor tiga ini sedikit protes sepertinya, karena dia belum diizinkan bermain bebas seperti abangnya.

"Pa, bisa tolong cari Alif gak? Mungkin dia di lapangan kampung sebelah, Pa. Tempat dia biasa main bola. Udah mau maghrib nih... masa belum pulang juga." Pinta Shella kepada suaminya.

"Ok deh, Ma. Papa coba cari Alif ke lapangan ya. Adek, papa tinggal dulu ya. Kamu lanjutin main sama Mama."Jawab Doni sambil meninggalkan si kecil Jeni pada istrinya.

*Malam hari. Shella dan suaminya duduk santai di balkon rumah*

"Pa, itu si Alif gimana ya?? Makin hari makin ketagihan main bola kayaknya. Sampai lupa waktu gitu. Malah sekarang minta dibelikan sepatu bola lagi. Beberapa minggu yang lalu, udah minta dibeliin bola baru juga.  Padahal kan sekarang kita lagi butuh banyak uang, Pa."

"Ya.. maklumin ajalah, Ma. Mungkin karena bawaan dari Mama hamil dulu, Papa suka nonton bola. Jadi anaknya kecanduan bola deh. Doain aja, mudah-mudahan Alif jadi bintang sepak bola terkenal."

"Iya ya, Pa. Bisa jadi. Mungkin karena bawaan hamil dulu." Kata Shella sambil mengelus-elus perutnya. "Tapi Pa, kalau Alif banyak permintaan gini, kita mau dapat uang dari mana Pa? Perlengkapan bola itu kan mahal-mahal, Pa."

"Udah. Yang penting sekarang kita banyakin do'a aja. Papa juga usaha lebih giat lagi. Mama jangan terlalu banyak pikiran. Gak baik untuk si jabang bayi yang di perut mama sekarang." Kata Doni sambil mengelus lembut perut istrinya yang tampak sudah besar itu. Kali ini dia yang berusaha menenangkan istrinya, padahal biasanya Doni yang lebih sering sewot soal keinginan anak-anaknya yang kadang di luar kendali.

"Aduh duh..." Shella mengaduh. Memegangi perutnya.

"Kenapa Ma?"

"Ini. Si dedeknya nendang-nendang Pa."

"Wah.. jangan-jangan anak ke lima kita ini, dia juga bakalan jadi pemain bola, Ma."

"Bisa jadi, Pa"

"Aduh... Piye iki? Bakalan makin banyak pengeluaranku" (Nepok Jidat)

~Cici Putri~
#MalamNarasiOwop

Lukisan jingga



"Cukup! Cukup, Rel! Aku sudah muak dengan semua ini. Puisi, lagu, syair dan apapun bentuknya itu. Aku sudah muak. Muak dengan semua kata-kata manismu. Aku lelah dengan semua ini." Rina kesal. Dia bosan dengan semua kata-kata puitis yang selalu diucapkan Farel kepadanya. 

"Tapi Rin. Itu semua tulus dari hati aku. Memang itulah yang aku rasakan padamu. Aku sangat mencintaimu, Rin." 

"Tidak. Tidak Rel. Ini bukan cinta namanya. Aku bosan. Kau selalu saja mengucapkan kata-kata manis. Puisimu! Anganmu! Semua itu bohong belaka." Rina semakin meninggikan nada bicaranya, membuat orang yang berlalu lalang di taman kampus sore itu menatap heran ke arah mereka berdua. "Dan sekarang, kembali kau menuliskan dan membacakan kisah-kisah manis itu untukku. Kau bilang, kita akan mengarungi samudra pernikahan bersama. Kita akan menatap indah bulan yang sama, tanpa khawatir akan terpisahkan. Kita akan menikmati langit sambil berpegangan tangan. Di perahu yang sama, kau dan aku saling bersama sebagai nahkoda dan aku navigatornya. Ya... ku akui, itu memang terasa indah di khayalanku. Bisa berdua dan menua bersamamu. Tapi, untuk apa itu semua? Jika itu hanya khayalan belaka?? Aku lelah, Rel. Aku lelah. Aku ingin kebersamaan yang lebih nyata. Bukan seperti saat ini" Rina tertunduk, menarik nafas dalam dan terpaku di kursi bambu di taman tempat mereka biasa menghabiskan waktu untuk diskusi. Ada perasaan menyesal dan juga lega, berhasil mengungkapkan semua perasaan yang selama ini ditahannya. Sementara Farel, berdiri, terdiam tanpa kata di samping kursi bambu itu.

"Lalu? Kau ingin kita bagaimana?"

"Aku ingin, kau hentikan semua rayuan-rayuan dan kata manismu itu. Simpan saja untuk dia yang nanti menjadi pendampingmu. Jangan lagi kau tujukan untukku. Toh, dari awal kita juga tidak ada hubungan apa-apa. Hanya pertemanan biasa. Yang mungkin sekarang, sudah mulai menjalar ke pertemanan yang bukan biasa lagi. Aku tidak mau menambah dosa lagi."

"Jadi? Maksudmu?? Kita tidak akan berteman lagi?"

"Kita tetap berteman. Tapi hanya sebatas teman. Tidak lebih. Dan aku mohon, jangan lagi kau kirimkan aku puisi-puisi cinta itu. Simpan saja itu untuk dia yang halal untukmu nanti." 

Hufh... Farel menarik nafas dalam, lalu berkata. "Ok baiklah. Aku mengerti maksudmu, dan sungguh akupun menghargai itu. Kalau begitu, aku akan datang besok ke rumah orang tuamu. Melamarmu." Kata Farel tanpa ragu.

"Ap.. apa?? Kau akan datang melamarku?" Rina terbelalak. Tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Mungkin Farel sudah gila. Pikirnya.

"Ya, aku akan melamarmu, besok. Karena aku tak mau orang lain yang menerima ini. Aku hanya ingin kau yang menerimanya, lukisan yang telah kubuat dengan sepenuh jiwa. Lukisan yang sudah terpatri di hatiku, akan kuberikan untuk dia yang menjadi pendamping hidupku. Dan kini aku semakin yakin, kamulah orangnya. Peganglah ini. Aku akan datang besok menemui orang tuamu." Kata Farel seraya menyerahkan sebuah lukisan bahtera, laut dan bulan nan romantis berwarna jingga. Farel pun berlalu. Meninggalkan Rina yang masih duduk terpaku, dengan lukisan jingga di tangannya.

~Cici~
#MalamNarasiOWOP

Kamis, 16 April 2015

Puzzle kehidupan



Hidup ini seperti puzzle.
Dan setiap kita ibarat kepingan-kepingan puzzle itu.
Dengan ukuran yang mungkin hampir sama.
Tapi tetap saja setiap kita punya warna dan karakter yang berbeda.
Ada kepingan puzzle yg terlihat mirip, tapi ketika disatukan justru tak menyatu bahkan terlihat makin rancu.
Ada kepingan puzzle yang warna dan bentuknya jauh berbeda, tapi ketika didekatkan mereka justru sempurna. Saling melengkapi, saling mengisi.
Jika semua puzzle didekatkan dan dipasangkan untuk saling mengisi agar tercipta gambar yang serasi, maka seperti itu jugalah kita.
Tak ada yang bisa sendiri, tanpa orang lain, we are nothing.
But together, we will be everything.


#Puzzle

@ciciliaputri09

Cinta Buta Ala Mela


"Hmmm Pokoknya besok gue kalau punya suami mau cari yang ganteng, kaya, baik, sholeh, hafiz quran dan sayang sama gue."

"Waduh. Lo serius Mel, mau cari suami yang se-perfect itu?" tanya Rena

"Iya. Emang kenapa?" Jawab Mela enteng.
Raut wajahnya terlihat begitu optimis.

"Waaah... Ck..ck..ck.. Luar biasa lo Mel." Kata Rena sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Luar biasa? Maksud lo gimana Ren?" Mela heran kenapa dirinya dengan modal pas-pasan itu dianggap luar biasa oleh temannya.

"Iya, luar biasa dong. Gue pernah baca buku tentang jodoh-jodoh gitu. Katanya kalau kita pengen punya jodoh yang  baik, sholeh, penyayang dan bla bla bla lainnya maka kita terlebih dahulu harus jadi seperti apa jodoh yang kita inginkan itu, Mel. Karena yang baik untuk yang baik, dan yang jahat untuk yang jahat.  Dan jodoh itu sejatinya adalah cerminan diri kita Mel. Gitu katanya."

Mela melongo. Terdiam berjuta bahasa. Udah gak seribu bahasa lagi, mungkin saking spechlessnya. :D

"Nah, jadi. Kalau tadi lo bilang lo mau punya suami yang ganteng, kaya, baik, sholeh, hafiz quran dan bla bla bla lainnya, berarti lo juga harus seperti itu dulu Mel. Makanya tadi gue bilang lo luar biasa." Rena menjelaskan panjang lebar hingga meluas segela penjuru.

"Oooo gtu yaaa..?" kata Mela. Hanya kata-kata itu yang mampu dikeluarkannya untuk merespon penjelasan yang luas dari temannya itu.

"Nah, jadi sekarang gimana? Lo mau mutusin si Randy? tanya Rena.


"Mutusin Randy? Siapa bilang gue mau mutusin dia? Lo dapat gosip darimana Ren?" Mela kaget mendengar pertanyaan Rena, karena seingat Mela, dia tidak pernah bilang mau putus dengan Randy. Bahkan sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk putus sama sekali.

"Lah, tadi. Kan lo bilang mau punya suami ganteng, kaya, sholeh dan bla  bla itu. Itu artinya lo mau mutusin Randy dong. Karena kan Randy jauh banget dari itu semua Mel. Gak mungkin kan Randy yang kusut, dekil, item dan kuliahnya gak jelas gitu mau lo sulap tiba-tiba jadi pengeran nan sholeh?"

"Hufh..."Mela menghela nafas. "Reeen, Ren. Lo terlalu cepat mengambil kesimpulan. Lo gak tahu apa-apa tentang cinta." Mendadak Mela merubah gaya bicaranya bak seorang pakar penyair cinta. Love is Blind, Ren. Cinta itu Buta. Dia tidak memandang rupa, harta dan kasta. Jika sudah merasakan cinta, maka hilanglah segalanya. Yang dibutuhkan hanya dia, dia dan dia." Kali ini Mela benar-benar seperti orang yang sedang mendramatisasi puisi. "Gue memang ingin punya suami yang ganteng, kaya, sholeh dan penyayang. Tapi apalah daya, cinta gue sudah terpaut padanya, Ren."

"Jadi, lo udah pasrah? Dibutakan oleh cinta dan memilih Randy sebagai suami?" Rena melotot. Tak habis pikir dengan jalan pikiran temannya yang satu ini.

Mela hanya terdiam. Tatapannya jauh ke awang-awang.

"Trus, lo bakalan gak peduli lagi dan menolak kalau ada laki-laki yang lebih baik dari Randy datang melamar lo? Gitu?" tanya Rena lagi.

"Hmm. Kalau yang datang pangeran nan sholeh sih, ya bakalan langsung gue tolak lah."

"Hah?? Maksud lo??" Rena makin bingung.

"Ya bakalan langsung gue tolak si Randy nya.. gue juga mau kali yang kayak gitu. Haha..." Mela tertawa puas. Berhasil membuat kepo Rena.

"Huuuuh. Dasar lo ya."
Plak Sebuah buku mendarat di kepala Mela.

"Aw.. sakit tauuu"

"Biarin. Biar lo nyadar dan bangun dari mimpi lo tu. Trus biar mata lo melek. Gak Blind blind lagi ama si Randy." Rena beranjak. Kesal melihat tingkah temannya itu.

"Eh Ren. Tunggu. Gue cuma becanda kok. Gue udah putusin Randy semalem. Ajarin gue jadi tuan putri dong.. tunggu Ren."

"Bodo. Belajar aja sendiri. Weeeek." Rena mencibir.

"Eh, tuan putri gak boleh gitu, ntar pangerannya gak jadi datang. Hahaha.. "


^cici^

Selasa, 14 April 2015

Gak boleh potong kuku!

Entah kenapa, tiba-tiba sore ini teringat suatu kejadian di Ramadhan dua tahun lalu. Mungkin karena aku baru mendengar lagu-lagu yang membuatku teringat dan rindu dengan Bulan yang spesial ini.
Jadi begini ceritanya. Oh ya, tapi aku berharap setelah kalian membaca cerita ini, jangan pada tertawa ataupun ngetawain aku ya? Cukuplah aku saja yang menertawakan diriku sendiri karena kebodohan yang aku lakukan. haha.. Tapi, kalau mau ketawa juga gak papa sih. Hehe.

Hari itu Alhamdulillah aku diberi kesempatan oleh Allah untuk bisa ikut i'tikaf beberapa hari di Masjid salah satu kampus di Pekanbaru. Kebetulan yang mengadakan i'tikaf ini adalah Rohis kampus, jadi disediakan pula tempat untuk akhwat yang ingin beri'tikaf, dan sebagian besar peserta i'tikaf memang berasal dari kalangan mahasiswa. Hanya sebagian saja dari masyarakat umum.

Siang itu, karena cuaca terlihat cerah, aku memilih duduk di tangga masjid. Memperhatikan beberapa orang anak-anak sedang bermain belarian naik turun tangga. Mereka adalah anak para ummahat (Ibu-ibu) yang ikut i'tikaf di Masjid ini. Wah, luar biasa anak-anak ini gumamku. Masih kecil mereka sudah terbiasa puasa. Jika dilihat dari badannya, aku dapat menebak mereka masih berumur sekitar lima sampai tujuh tahun.

Sesekali sambil melanjutkan tilawah qur'an, akupun mengingatkan pada mereka agar berhati-hati naik turun tangga.  Tapi namanya juga anak-anak, mereka tetap saja bermain, acuh tak acuh mendengarkan perkataanku. Tak sengaja aku melihat tanganku, memandangi jari-jari yang terlihat manis :-D. Wah pantas saja rasanya kurang nyaman, kukuku sudah mulai panjang rupanya. Akupun masuk ke dalam masjid, bertanya pada temanku apakah mereka ada yang membawa gunting kuku. Setelah meminjam gunting kuku milik teman, akupun kembali duduk di tangga, untuk memotong kukuku yang sudah terasa cukup mengganggu. Saat aku tengah asyik memotong kuku, tiba-tiba salah satu dari anak-anak tadi berkata, " Loh. Kakak kok potong kuku? Kan lagi puasa. Nanti puasanya batal." Spontan aku bengong mendengar kata-katanya. Potong kuku buat batal puasa? Masa' sih?

"Siapa bilang potong kuku bikin batal puasa? Gak kok." kataku tak mau kalah. Tapi dalam hati aku jadi berpikir, emang bener ya motong kuku bisa bikin batal puasa? kok aku gak tahu? Mendadak aku seperti orang insomnia. Menjadi ragu dengan pernyataan sendiri.

"Iya. Bener kok. Kalau puasa mana boleh potong kuku. Nanti puasanya batal, ya kan?" Katanya sambil melihat ke arah temannya mencari dukungan.

"Iya. Betul tu kak..." kata anak lainnya.

Aduh. Ini anak-anak apa-apaan sih? Kenapa aku mendadak jadi bego gini ya?
Akhirnya aku memutuskan untuk mencari kebenaran dengan browsing di internet melalui handphone. Tapi, baru saja aku hendak mengeluarkan handphone dari saku, aku teringat. Oh iya. Aku kan udah komitmen sama diriku sendiri gak akan aktifkan paket data selama i'tikaf. Biar aku bisa fokus beribadah dan tidak asyik on line.

Ah. Sudahlah. Bodo amat sama perkataan anak-anak tadi. Akupun melanjutkan keasyikanku memotong kuku-kuku cantik ini. :-D

Ternyata tidak mudah begitu saja untuk  orang sepertiku yang haus akan ilmu, untuk melupakan kejadian tadi dari ingatanku. Apalagi ini menyangkut masalah syar'i. Dalam hati aku kesal sama diri sendiri. Kenapa sih, aku jadi bego gini? Masa' persoalan motong kuku aja aku gak tahu? Apa karena yang mengatakan tadi anak ustadzah, jadi aku merasa ragu dengan pendapat sendiri? Aduh. Serius aku jadi pusing, malu dan merasa bego sendiri.

Akhirnya untuk menguranngi rasa galau ini, aku bertanya pada salah seorang akhwat. Yang dia adalah seniorku dulu di kampus. Namanya Kak Dewi.

"Kak, emang iya ya motong kuku bikin batal puasa?" kataku dengan lugunya.

Spontan kak dewi pun tertawa dan berkata, "Kata siapa Ci, motong kuku bikin batal puasa? Ya gak lah. Haha" Kak Dewi kembali tertawa. Sedangkan aku, tentu saja makin terlihat bego.

Tapi aku tetap cuek. Belagak tahu segalanya, dan dengan PeDe aku berkata.
"Nah. Kan bener. Gak batal puasanya. Berarti Cici benar tadi kak, gak salah." Kataku penuh kemenangan.

"Emang tadi siapa yang bilang kalau motong kuku bikin batal puasa?" tanya Kak Dewi masih dengan raut wajah menahan tawa.

"Itu kak. Anak-anaknya umahat. Dia bilang, jangan potong kuku kak nanti puasanya batal. Gitu katanya kak." Aku menjelaskan dengan lugu dan malu.

"Haha.. Cici cici. Mau aja dibohongin sama anak-anak. Lagian masa' sih seorang aktivis yang batalin puasa aja gak tahu Haha.." Kak Dewi masih saja tertawa geli melihat wajah polos dan kebingunganku.

Serius. Jika ingat kejadian itu. Haha.. Rasanya malu banget. Heran. Kenapa Aku jadi bego gini sih?

Ingin rasanya saat itu, bilang ke anak-anak itu. "Tuuuh... kan bener kata aku. Potong kuku gak batalin puasa. Kalau gak percaya tanya aja sama Kak Dewi. Iya kan Kak?" Pembelaan ala anak-anak yang merasa menang melawan argumen teman-temannya.


 _Sepenggal Kisah di Ramadhan_
 







Senin, 13 April 2015

Ini Jagoanku, Mana Jagoanmu?



Hai semua…
Kali ini aku ingin sedikit berbagi tentang sebuah hadis. Hadis apakah itu?? Ok. Cekidot guys. Ini dia hadisnya.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menginfakkan dua pasang hartanya di jalan Allah maka dia akan dipanggil di surga, ‘Wahai hamba Allah, ini adalah yang baik.’ Barang siapa yang tergolong ahli shalat maka dia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang tergolong ahli jihad maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa yang tergolong ahli sedekah, maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah. Barangsiapa yang tergolong ahli puasa, maka dia akan dipanggil dari pintu al-Royyan.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Nah, dari hadis itu tentunya udah pada tahukan ya? Iya kan, iya deh. Iya dong? Hehe..
Kalau ternyata pintu surga itu ada banyak ya.. gak  cuma satu aja. Ada pintu sholat untuk mereka yang ahli sholat, ada pintu jihad untuk mereka yang ahli jihad, ada pintu puasa untuk mereka yang ahli puasa, dan ada pintu sedekah untuk mereka yang ahli sedekah. Subhanallah… Allah begitu sayangnya kepada kita, sehingga membuatkan pintu-pintu spesial untuk hamba-Nya yang gemar beramal.
 Tidak hanya pintunya yang spesial,tetapi tentunya orang-orangnya yang dapat memasukinya, merekalah orang-orang spesial. Pertama, spesial karena bisa masuk Surga dan bertemu langsung  dengan Allah ‘Azza Wajalla. Kedua, spesial karena tidak hanya masuk surga, tapi juga  diberikan pintu khusus untuk memasukinya, ibaratnya udah dikasih “red carpet” gitu deh... :D
Wah… keren gak tuh??
Kita semua tentunya mau donk, masuk surga? Tapi pertanyaannya, adakah amalan yang membuat kita pantas Allah masukan ke dalam surga-Nya? Surga dengan segala keindahan dan fasilitas yang oke punya, yang gak bakal ada tandingannya di dunia, meski dibandingkan dengan hotel berbintang sejuta sekalipun.. hehe (emang ada hotel bintang sejuta? :D )
Nah sobat, udah tahu kan sekarang bahwa Allah telah menyiapkan pintu-pintu surga sesuai amalan kita. Jadi, tentu  alangkah baiknya jika dari sekarang kita sudah mempersiapkan diri untuk memilih, kira-kira dari pintu manakah kita bisa untuk masuk ke Surga-Nya? Maka dari itu, siapkan jagoanmu?? Apa?? Jagoan?? Jadi harus ada body guard gitu?? Eits… tunggu dulu, bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah kita harus punya amalan andalan (baca: jagoan). Misal, jika kamu lebih gemar berpuasa, maka lanjutin puasanya. Lebih semangat lagi, lebih diperbanyak lagi, dan lebih diperhatikan lagi sunah-sunah puasanya. Atau bagi kamu yang mulai terbiasa sedekah bulanan, maka mulai ditingkatkan lagi, jadi sedekah mingguan, bahkan harian. Eits,, tapi jangan lupa nominal sedekahnya juga ditingkatkan yaa.. :D
Atau bagi kamu yang udah mulai terbiasa bangun sholat malam (tahajud), nah cakep tuh,,, lebih digiatin tahajudnya,, banyakin rakaatnya, panjangin bacaan dan do’anya, tambahin ama dhuha di pagi harinya.. wuuih, pasti keren, dan In syaa Allah kamu bakalan dipanggil dari pintu sholat. Aamiin.
Oh iya Sobat. Ingat ya… Seseorang yang ingin dikatakan ahli puasa, bukan berarti dia meninggalkan ataupun menyepelekan ibadah lainnya loh,,, jadi jangan sampai salah tafsir ya… “Ahli” di sini maksudnya adalah orang yang banyak-banyak mengerjakan satu amalan (ibadah) tanpa meninggalkan ibadah-ibadah lainnya, terutama ibadah wajib yaa... Seperti, ahli puasa itu berarti orang yang banyak-banyak berpuasa, ahli sedekah yaitu orang yang banyak-banyak bersedekah. Nah.. begitu Sobat, sudah paham kan sekarang?
So.. Yuk dari sekarang kita mulai persiapkan “Jagoan” andalan! Sebagai tiket masuk memenangkan surga impian.
Semoga Allah, kelak pertemukan kita semua di Surga-Nya. Aamiin.

Kamis, 02 April 2015

Bukan Puisi Cinta



CINTA
Satu kata berjuta rasa.

CINTA
Tak kan habis perbincangan tentangnya.
Tak kan cukup tinta menuliskannya.
Tak kan mampu warna melukiskan keindahannya.

CINTA
Kata ajaib yang mampu membuatmu melangit.
Walau tak jarang ia juga yang  membuatmu terjungkit dan sakit.

CINTA
Kata sederhana yang tak pernah terdefinisikan dengan sempurna.
Karena setiap manusia merasakan sesuatu yang berbeda tentangnya.
Ada yang senantiasa terseyum  bahagia, walau kesulitan selalu datang melanda.
Karena cintanya selalu terasa bergelora di dalam dada.
Namun tak  jarang, ada yang merana bermuram durja karenanya,
Karena rasa yang melanda, terasa sungguh menyiksa jiwa raga.

OH CINTA…
Siapakah sebenarnya dirimu?
Kenapa semua orang selalu terobsesi denganmu?
Bahkan tak sedikit yang rela berlumuran darah untuk mendapatkanmu.
Hmm,,, ntahlah
Akupun tak tahu itu.
Namun yang kutahu pasti,
Tanpamu dunia ini tak kan ada.
Tanpamu, semua kan berjalan seolah tanpa nyawa.
Tanpamu,semua terasa seperti pagi tanpa sinar mentari,
Tak bergairah tak berambisi.

CINTA
Satu kata yang takkan pernah terdifinisi dengan sempurna
Walau berjuta kata, prosa dan nada bersatu mengungkapkannya,
Karena sungguh ia tak kan sempurna tanpa-Nya
Tanpa Dia Sang pelabuhan cinta Yang Termulia
Pelabuhan cinta teragung sejadat raya.
Dialah Allah Sang Maha Cinta.

Wahai Engkau Allah Sang Maha Cinta...
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu dengan segenap jiwa dan ragaku.
Ajarkan aku melabuhkan cinta karena-Mu.
Pertemukan aku dengan dia yang menambatkan cintanya pada labuhan cinta-Mu.
Izinkan aku, ajari aku, tuntun aku untuk mencinta dan dicinta karena-Mu.
Walaupun ku tahu cintaku tak sempurna seperti cinta-Mu.

Hanya Engkau
Dan memang hanya Engkaulah yang mampu membuat cintaku sempurna.
Karena Kaulah Pemilik cinta Yang Maha Sempurna.

Saudaraku…
Semoga Sang Maha Cinta senantiasa mengalirkan kekuatan cinta-Nya di hatiku, hatimu, dan hati-hati kita
Agar kita mampu merasakan,berpikir dan bergerak dengan cinta yang sebenarnya.

@ciciliaputri09