Bersama milyaran rintik air mencumbui bumi,
ada jiwa yang
merindu.
Entah kapan bisa
bertemu.
Bersama nyanyian bulir
air di atas genting,
ada tangis yang tergugu.
Entah kemana hendak mengadu.
Entah kemana hendak mengadu.
Bersama gelegar suara
petir.
Ada jiwa kian getir.
Nafsu tlah kalahkan otak tuk pikir.
Ada jiwa kian getir.
Nafsu tlah kalahkan otak tuk pikir.
Bersama hujan.
Ada jiwa-jiwa penuh harapan.
Menadahkan tangan.
Berdo'a pada Sang Maha.
Ada jiwa-jiwa penuh harapan.
Menadahkan tangan.
Berdo'a pada Sang Maha.
Karena hanya bersama
hujan,
para pendo'a bisa berpesta,
meminta apa saja,
penuh harapan.
para pendo'a bisa berpesta,
meminta apa saja,
penuh harapan.
Agar Tuhan berkenan beri
ampunan,
Dan wujudkan berjuta harapan,
Yang tersimpan.
Dan wujudkan berjuta harapan,
Yang tersimpan.
Aku suka segala jenis hujan kecuali yang jatuh dari langit matamu.
BalasHapusHujan lagi..aku juga rindu hujan
BalasHapusSuasana hujan termasuk satu yang aku rindu.
BalasHapusSaran.: penulisan puisi awal baris kapital. Biar cantik. Walau gak eyd bgt, tapi harus diperhatikan juga.
Makasi masukannya, Mas.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushujan oohh hujan,,baguuus banget
BalasHapushujan oohh hujan,,baguuus banget
BalasHapusDi kala hujan banyak2 berdo'a :)
BalasHapusHujan selalu menginspirasi ^_^
Salam kenal ^_^
Salam kenal juga, Sri :)
Hapusmemang hujan seringkali menciptakan suasana yang mengasyikkan
BalasHapuscantik..puisinya..
BalasHapusaku juga suka hujan asal nggak pake petir mbak ci..:D
masih memahami betul setiap baitnya.. :)
BalasHapus