Selasa, 08 Maret 2016

Ujian "Termudah"

Hai... Hai... Cici datang lagi. Kali ini mau bahas soal ujian.*Idih apa deh, Ciiii... ngingetin soal ujian. Udah kayak dosen aja. -,-

Hahaha... Sabar, Gaes. Kali ini nggak bakal bahas soal ujian yang jelimet and bikin otak mumet, kok. Keep calm. *pasang kacamata item*

Cuma mau bahas soal ujian hidup. #NyengirLebar. *Lah, malah bahas ujian hidup. Lebih berat lagi. orz.* Hehehe. Nggak usah lemes dulu, dong... Santai aja. Woles. Woles. :D

Karena ujian hidup itu bukan untuk ditangisi, diratapi, apalagi dihindari. Karena kita nggak akan pernah bisa menghindar. Lah, mau menghindar ke mana coba? Wong yang punya dunia dan seisinya Allah. Terus, kita mau lari ke mana? Apa mau lari ke dunia lain? Hehe. Jadi, kalau Allah udah menetapkan sesuatu untuk kita, baik berupa rahmat (yang biasanya kita lihat sebagai sesuatu yang enak-enak buat kita--padahal belum tentu yang enak itu baik), ataupun ujian (yang biasanya kita anggap sebagai sesuatu yang menyesakkan dada--padahal belum tentu yang menyesakkan dada itu buruk), maka nggak ada yang bisa menolaknya. Apapun itu.

"Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(Q.S 35:2)
ilustrasi: nyaplok di google
Jadi Gaes, udah jelas ya... Kalau sesuatu itu udah ditakdirkan untuk kita, maka akan datang ke kita. Tapi kalau Allah masih menahannya, masih memberikan kita ujian-ujian lainnya, juga nggak ada yang bisa melepaskannya. Illah huwa--Kecuali Dia. So, nggak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan di dunia ini, kecuali khawatir gimana keadaan kita di akhirat nanti. :)

Ujian itu harus dihadapi dan dilalui dengan sebaik-baiknya. Karenaaaa... kalau terus-terusan ditangisi--tanpa berusaha mencari solusinya, maka kita nggak akan pernah lulus, nggak akan pernah naik kelas. Sama seperti di sekolahan, kita nggak akan naik kelas kalau belum ikut dan lulus ujian. Kalau kita terusan-terusan menghindar dan nggak berusaha untuk lulus ujian, mau sampai kapan? Dan emangnya mau tinggal kelas mulu? Nggak dong, ya... :D

Ngomong-ngomong soal ujian/cobaan, ujian dari Allah itu sebenarnya macam-macam loh. Secara garis besar sih, terbagi dua ya... Ada ujian berupa kesenangan dan ada berupa kesulitan. Atau ada ujian berupa kebaikan ada ujian berupa keburukan, sebagaimana Allah berfirman:

"... Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." 
(Q.S 21:35)

Nah, dari ayat tadi, udah jelas dong ya... kalau ujian itu bisa berupa kebaikan (kesenangan) atau juga keburukan (kesulitan). Lalu, manakah yang lebih kita sukai? Manakah sebenarnya ujian yang lebih mudah kita lewati? 

Hmm... Kalau ditanya mana yang lebih kita sukai, aku rasa mayoritas kita tentu akan menjawab "kesenangan/kebaikan". Bener apa betul? Hehehe. Tapi, kalau ditanya mana yang lebih "mudah" kita lewati, mungkin jawabannya akan beragam. Ya. BERAGAM. Karena ini tergantung bagaimana cara pandang dan apa yang dirasakan oleh hati kita masing-masing. Kenapa? Karena sesungguhnya, bukankah ujian itu untuk dilewati agar kita lulus? Lalu, pertanyaannya (lagi), dari ujian berupa kesenangan dan kesulitan, manakah biasanya manusia yang banyak terlalai? *mulai mikir*
 ..........
*Kemudian hening*
.........

Nah, gimana? Udah selesai mikirnya? Hehehe. Berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan perenungan pribadi (yang masih awam dan ilmunya cetek ini), menurut aku, ujian "termudah" itu justru ketika kita diuji dengan sesuatu yang sulit. Seperti, nilai anjlok, nggak ada duit, nggak ada kerja, sering dicaci, utang nggak lunas-lunas, belum punya ini, belum punya itu, de el el. Kenapa? Karena kalau kita dalam keadaan sempit dan sulit, mau lari kemana coba? Mau minta tolong ama siapa kalau nggak ke Allah? Back to Allah is real solution, kan yak? In syaa Allah nih ya... selagi nggak badung-badung amat, kalau namanya kita lagi diuji dengan kesempitan, pasti baliknya ke Allah. Sholat-nya makin khusyuk, ngaji-nya makin rajin, puasanya makin sering, dan banyak kebaikan-kebaikan lain yang kita semangat untuk lakukan. Karena, pada kondisi down seperti ini, kita bener-bener pengen Allah bantu kita, Allah deket sama kita. 

Contoh yang paling simple-nya gini, coba deh bandingan, lebih khusyuk mana, sholat ketika ada masalah/ingin sesuatu dengan sholat pas kondisi lagi baik-baik dan aman-aman aja ditambah kecukupan harta benda? Ayo, lebih khusyuk yang mana? Jujur ya. Hehehe. *Eh, atau cuma aku yang merasakan ini?* #TetibaMerasaTragisSendiri

Jika kamu merasaka hal yang sama, dengan apa yang (kadang) aku rasakan, kalau gitu kita senasib, dan kamu tentunya sepakat kalau aku mengatakan bahwa ternyata "Ujian termudah adalah ujian kesempitan/kesulitan". Karena dengan Allah memberikan ujian ini, kita jadi semakin dekat dengan-Nya, makin bisa merasakan kebesaran dan keberadaan-Nya. Betapa pada akhirnya kita bisa menemukan makna kasih sayang dan ke-Maha Adil-an Allah pada setiap hamba-Nya. Kalau aku bilang sih, pokoknya "Allah itu love banget." Karena aku sendiri, alhamdulillah udah berkali-kali merasakan, betapa Allah sayang kepada hamba-Nya. Hanya kita (terkadang), tidak bisa merasakan kasih sayang-Nya, karena (terlalu) banyak dosa--yang kadang sulit kita akui. *Ssst... mengakui dosa diri sendiri itu nggak mudah loh*

Untuk bisa benar-benar mengakui dosa-dosa diri sendiri butuh keberanian dan juga kerendahan diri di hadapan-Nya. Dan ini butuh proses--yang lumayan panjang. Bahkan terkadang, ketika kita sudah berhasil mengakuinya (dengan sebenar-benar) pengakuan pun, kita masih sering balik lagi melakukan kesalahan, bahkan kesalahan yang sama. #Tragis. Hiks. 


I'm about to lose the battle and cross the line
I'm about to make another mistake
And even though I try to stay away  
Everything around me keeps dragging me in
I can't help thinking to myself
What if my time would end today, today, today?
Can I guarantee that I will get another chanceBefore it's too late, too late, too late

(Maher Zain-Forgive Me)


Kalau udah bicara soal ujian dan dosa, mendadak jadi merasa tragis sendiri. Kayak lagu Maher Zain tadi--yang sering bikin aku baper. :'( Udah tobat, tapi balik lagi--melakukan dosa. Oh My Allah, kalau inget ini rasanya... jangankan mau minta sesuatu ke Allah, nadahin tangan aja (berdo'a) kadang merasa malu, nggak pantes. 

Tapi, syukurlah... Allah itu selalu dan akan selalu Maha Baik, dan senang menerima taubat hamba-Nya. Bahkan dalam salah satu hadis qudsi, Allah mengatakan, "Jika hamba-Ku mendekati-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekatinya satu hasta, dan jika dia mendekati-Ku satu hasta Aku akan mendekatinya satu depa. Jika dia datang pada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari."

Allah emang Maha Baik dan Sayang kepada hamba-Nya, hanya saja kita sering lupa. Ya Allah... Faghfirlana. So, mulai sekarang, sesulit apapun ujian yang kita hadapi, berbahagialah... karena itu adalah ujian "termudah" In Syaa Allah, jika kita mampu kembali mendekat pada-Nya. Karena ketika diuji dengan kesenangan, manusia justru sering lupa. Bukankah yang kita butuhkan sesungguhnya hanya Dia? Bukan yang lain. Seperti yang pernah dikatakan salah seorang sahabat, Umar Bin Khattab, "Aku tidak peduli keadaan senang atau susahku. Karena aku tidak tahu manakah di antara keduanya yang lebih baik bagiku."

Dan berbahagialah yang sedang diuji Allah, karena ujian itu akan menghapuskan dosa-dosa kita.

“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya”

 (HR. Bukhari)

 Hadapi semuanya dengan senyuman, karena Allah selalu sayang kamu. Seutuhnya. :)
_Cici Putri_

Catatan:
Tulisan ini dibuat agar menjadi pengingat, terutama untuk diri sendiri, dan berharap semoga bermanfaat juga untuk yang lain.

12 komentar:

  1. “Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya”(HR. Bukhari) 😇

    BalasHapus
  2. Allah yang maha tahu kemampuan setiap hambanya :)

    BalasHapus
  3. Terima kasih sdh mengingatkan saya, dan memotivasi saya. Semoga anda sukses.amiin

    Jangan lupa.bw www.siranselpena.com

    BalasHapus
  4. Keren ka cici. Bahasanya ringan dan mudah di pahami��

    BalasHapus
  5. Iya kak wulan. Aku juga mau bilang gitu. Eee....udah keduluan kak wulan.

    BalasHapus
  6. Aku baca tulisan artikel dengan tipe "pembicaraan diri sendiri" dan "penyampaian gerak wajah dan tubuh"

    Itu yang saya tangkap dari tulisan mba cici

    Semoga itu menjadi ciri khas dari tulisan Mba Cici

    BalasHapus
  7. Makasi semuanya... makasi udh bersedia singgah n ninggalin jejak. :)

    BalasHapus