Kamis, 21 Mei 2015

Rindu Yang Tak Pandai Bersyukur









Hadirnya memberikan berjuta rasa.
Tapi tak jarang, ia juga membangkitkan berjuta kenangan.
Kenangan indah yang membuatmu tersenyum sumringah, maupun kenangan pahit yang membuat dahimu bekernyit.

Ia selalu hadir tanpa diundang,
Bahkan saat kau benar-benar tak menginginkan kehadirannya, ia datang. Karena bagimu, terkadang hadirnya hanya mengganggu.

Jika dia memang kau anggap pengganggu, penghambat rencana hebatmu. Lalu kenapa terkadang justru kau yang menginginkan kehadirannya?
Tanpanya hidup terasa gersang. Begitu kau bilang.

Ada apa denganmu? Kenapa kau jadi seperti orang yang yang tak tahu diri?
Sebegitu mudahnya kah kau mempermainkan dia?
Kau ingin memintanya hadir sesukamu, kapan saja kau mau. Dan kau juga sering seolah ingin mengusirnya, pergi menjauh darimu. Tapi kau sadar, kau tak bisa lakukan itu. Karena memang kau tak kan mampu.

Ah... Tak kusangka. Kau begitu egois.
Kau selalu ingin mengatur kehadirannya sesukamu. Kapan kau mau, kapan kau tak mau.
Sebegitu egoisnya kah dirimu?
Hingga jika ia datang tanpa diundang, kau seolah ingin menentang.
Rasa syukur yang seharusnya keluar, sungguh sangat jarang terdengar.

Aku tak tahu. Apa jadinya dunia ini, jika kehadirannya harus kau yang menentukan.
Dirimu yang masih jauh dari rasa syukur. Dan dirimu dengan emosi yang sering tak teratur. Sungguh tak pantas. Tak layak untuk mengatur itu semua.

Tapi... Kau mungkin tak perlu bekecil hati. Karena kau memang tak sendiri.
Ada dia, mereka dan bahkan aku sendiri yang juga sering bersikap sama sepertimu.
Jarang bersyukur, terlalu berandai-andai untuk bisa mengatur.

Aku malu.
Malu pada-Nya.
Yang selalu mencurahkan rahmat di bumi tercinta.
Tapi begitu banyak manusia yang terkadang justru mengeluh karenanya.

Tuhan.
Ajari kami untuk bersyukur atas nikmat yang kau berikan.
Agar hadirnya bisa membawa kesejukan dan kesyukuran.
Pada diri setiap insan.

Tuhan.
Kini aku rindu akan rahmat-Mu.
Butiran-butiran kesejukan yang turun dari langit-Mu.
Tuhan. Aku rindu hujan.


*Di bawah terik matahari.
Kota pekanbaru
21.05.15
@ciciliaputri09

1 komentar: