Sejatinya sesuatu itu tidak hilang,
Hanya pergi untuk terus melanjutkan perjalanan
Karena pengembaraan, bukan akhir dari perjalanan
Tetapi, pengembaraan hanya tempat berteduh bagi kehidupan
Mungkin kita semua pernah merasakan
kehilangan. Kehilangan akan sesuatu, misalnya. Apapun sesuatu yang hilang,
kadang menyakitkan. Tetapi… perempuan itu mengajarkanku arti kehilangan.
Ketika
senja sedang menyemai di
ufuk langit, aku melihat perempuan itu duduk di kursi panjang berwarna
cokelat. Ia duduk di tengah-tengah taman bunga. Mata indahnya sedang
menatap bunga-bunga tulip yang sedang bermekaran. Aku berusaha
mendekatinya, menanyakan apa yang
menyebabkannya begitu tenang? Namun, ia tidak menjawab. Ia langsung
pergi meninggalkanku
begitu saja tanpa pamit.
Perempuan itu adalah orang yang selalu
aku perhatikan, aku dekati dan yang selalu aku ingin bahagiakan. Tak jarang, hari-haripun sering aku habiskan untuk bercengkrama bersamanya. Jika perempuan
itu kehilangan, sudah sepantasnya aku turut menemaninya, walau hanya diam
di sampingnya. Mungkin ia kelihatan tenang, namun tidak ada yang mengetahui jika hatinya bersedih, bukan?
Aku penasaran, aku berusaha mencari
tahu apa penyebab perempuan itu bisa begitu tenang, walaupun sejujurnya aku bisa merasakan kesedihan mendalam yang berusaha ia sembunyikan. Ini pertama kalinya aku melihat ekpresi kesedihan setenang itu, bahkan aku belum pernah
melihat seseorang yang begitu tenang di atas kesedihannya, sebagaimana tenangnya perempuan ini menghadapi kesedihan yang ia sembunyikan.
Akhirnya, pagi kembali menemukanku kepada perempuan
itu. Ia sedang berjalan-jalan di sekitar taman bunga. Aku memandanginya. Dia melihatku, lalu dia tersenyum. Aku mendekatinya.
Aku ingin sekali mengajaknya bicara, bertanya tentang rahasia ketenangan jiwa yang ia punya.
Ada apa?” aku berusaha mengajaknya bicara. Menatap penuh cinta ke dalam bola matanya.
“Tidak apa-apa,” jawabnya pelan.
“Kau kehilangan seseorang, kan?”
“Ya, kamu telah mengetahuinya
sekarang,” katanya sembari tersenyum.
“Mengapa kamu tersenyum, bukankah
kamu sedang kehilangan seseorang yang kamu cintai?”
“Apakah jika aku bersedih semua
akan kembali?”
Spontan aku tersadar. Tatapan matanya seakan telah menjawab semuanya. Seolah-olah percakapan barusan benar adanya. Walau akhirnya aku tahu, itu hanya terkaan yang ada dipikiranku. Secara nyata dia memang tidak mungkin berkata-kata untuk menggungkapkan semua rasa yang bergolak di dalam dadanya. Tapi, semua itu. Kesedihannya. Ketegaran dan kekuatannya. Bisa terlihat jelas dari raut wajah dan sorot matanya yang indah.
Coomoy. Kucing betina yang baru saja kehilangan anaknya. Tanpa sadar ia telah mengajariku banyak hal tentang kehilangan dan kesedihan.
"Tidak ada gunanya terlalu bersedih, karena kesedihan akan kehilangan tidak akan mampu membawanya kembali padamu. Ikhlaskanlah... Lepaskanlah semua, karena semua hanya titipan-Nya."
NB : Tulisan ini merupakan tantangan dari sahabat saya Wildan Fuady (Penulis buku "Belajar Bisnis Ala Rasulullah selagi mahasiswa, Why Not?) , yang kemarin ngasih tantangan untuk membuat versi berbeda dari tulisannya. Ini tulisan aslinya cekidot gaes Perempuan itu, mengajarkanku arti kehilangan
NB : Tulisan ini merupakan tantangan dari sahabat saya Wildan Fuady (Penulis buku "Belajar Bisnis Ala Rasulullah selagi mahasiswa, Why Not?) , yang kemarin ngasih tantangan untuk membuat versi berbeda dari tulisannya. Ini tulisan aslinya cekidot gaes Perempuan itu, mengajarkanku arti kehilangan
Kacruuut, Ciciii. Kukira perempuan mana. Ternyata emak kucing! Gubrak XD
BalasHapusHaha... ada emak2 marah.. lol
HapusTp tetep ada hikmah yg bisa diambil kan ya?? Hehe
Menjejak.
BalasHapusaku pernah kehilangan tp ga merasa sedih. Krn waktu itu aku ga ngerti apa itu sedih.
baru terasa sedih n hampa saat belasan tahun kemudian :)
salam owop:)
O wop you diah... :)
Hapus"Perempuan itu adalah orang yang selalu aku perhatikan"
BalasHapusAku kok agak aneh baca kalimat yang itu Ketika tau endingnya hhe
Pesannya bagus, Ci. Dalem :D
Dari Abu Musa bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila anak seorang hamba meninggal dunia maka Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, 'Apakah engkau telah menggenggam anak dari hamba-Ku itu?’ Para malaikat menjawab, 'Ya.' Allah berfirman, 'Apa yang dikatakan hamba-Ku itu?' Para malaikat menjawab, 'Segala puji bagi-Mu dan dia mengucapkan istirja' (inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, pen). Lalu Allah berfirman, 'Bangunkan baginya sebuah rumah di surga dan namakanlah rumah itu dengan nama ‘rumah pujian.’"
Wah..om cuhel luar biasa sekali...
HapusKata tmn aku, itu emg inspirasinya dr kucing yg bru kehilangn anakny yg bru lahir om, jadilah pas aku kasih masukan dia malah nyuruh aku yg buat versi lainnya. Nah, bginilah jadinya.. hehe
Iyaa.. Kalo org betulan masih pas. Ternyata akhirnya kucing hhe
BalasHapus