Selasa, 28 April 2015

Anak kelima



"Alif... Alif... kamu di mana sayang?" Shella memanggil anak sulungnya.

"Bang Alif lagi main sama temen-temennya, Ma." Jawab Bintang, si anak nomor dua.

"Oh. Masih main ama temennya? Belum pulang juga udah jam segini?" Tanya Shella lagi, sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 17.50.

"Iya Ma, dari tadi siang belum pulang-pulang. Keasyikan main tuh, Ma. Alesannya aja mau latihan buat tanding. Padahal kan intinya sama aja. Pergi main bola." Beny menimpali. Si anak nomor tiga ini sedikit protes sepertinya, karena dia belum diizinkan bermain bebas seperti abangnya.

"Pa, bisa tolong cari Alif gak? Mungkin dia di lapangan kampung sebelah, Pa. Tempat dia biasa main bola. Udah mau maghrib nih... masa belum pulang juga." Pinta Shella kepada suaminya.

"Ok deh, Ma. Papa coba cari Alif ke lapangan ya. Adek, papa tinggal dulu ya. Kamu lanjutin main sama Mama."Jawab Doni sambil meninggalkan si kecil Jeni pada istrinya.

*Malam hari. Shella dan suaminya duduk santai di balkon rumah*

"Pa, itu si Alif gimana ya?? Makin hari makin ketagihan main bola kayaknya. Sampai lupa waktu gitu. Malah sekarang minta dibelikan sepatu bola lagi. Beberapa minggu yang lalu, udah minta dibeliin bola baru juga.  Padahal kan sekarang kita lagi butuh banyak uang, Pa."

"Ya.. maklumin ajalah, Ma. Mungkin karena bawaan dari Mama hamil dulu, Papa suka nonton bola. Jadi anaknya kecanduan bola deh. Doain aja, mudah-mudahan Alif jadi bintang sepak bola terkenal."

"Iya ya, Pa. Bisa jadi. Mungkin karena bawaan hamil dulu." Kata Shella sambil mengelus-elus perutnya. "Tapi Pa, kalau Alif banyak permintaan gini, kita mau dapat uang dari mana Pa? Perlengkapan bola itu kan mahal-mahal, Pa."

"Udah. Yang penting sekarang kita banyakin do'a aja. Papa juga usaha lebih giat lagi. Mama jangan terlalu banyak pikiran. Gak baik untuk si jabang bayi yang di perut mama sekarang." Kata Doni sambil mengelus lembut perut istrinya yang tampak sudah besar itu. Kali ini dia yang berusaha menenangkan istrinya, padahal biasanya Doni yang lebih sering sewot soal keinginan anak-anaknya yang kadang di luar kendali.

"Aduh duh..." Shella mengaduh. Memegangi perutnya.

"Kenapa Ma?"

"Ini. Si dedeknya nendang-nendang Pa."

"Wah.. jangan-jangan anak ke lima kita ini, dia juga bakalan jadi pemain bola, Ma."

"Bisa jadi, Pa"

"Aduh... Piye iki? Bakalan makin banyak pengeluaranku" (Nepok Jidat)

~Cici Putri~
#MalamNarasiOwop

Tidak ada komentar:

Posting Komentar