Kamis, 16 April 2015

Cinta Buta Ala Mela


"Hmmm Pokoknya besok gue kalau punya suami mau cari yang ganteng, kaya, baik, sholeh, hafiz quran dan sayang sama gue."

"Waduh. Lo serius Mel, mau cari suami yang se-perfect itu?" tanya Rena

"Iya. Emang kenapa?" Jawab Mela enteng.
Raut wajahnya terlihat begitu optimis.

"Waaah... Ck..ck..ck.. Luar biasa lo Mel." Kata Rena sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Luar biasa? Maksud lo gimana Ren?" Mela heran kenapa dirinya dengan modal pas-pasan itu dianggap luar biasa oleh temannya.

"Iya, luar biasa dong. Gue pernah baca buku tentang jodoh-jodoh gitu. Katanya kalau kita pengen punya jodoh yang  baik, sholeh, penyayang dan bla bla bla lainnya maka kita terlebih dahulu harus jadi seperti apa jodoh yang kita inginkan itu, Mel. Karena yang baik untuk yang baik, dan yang jahat untuk yang jahat.  Dan jodoh itu sejatinya adalah cerminan diri kita Mel. Gitu katanya."

Mela melongo. Terdiam berjuta bahasa. Udah gak seribu bahasa lagi, mungkin saking spechlessnya. :D

"Nah, jadi. Kalau tadi lo bilang lo mau punya suami yang ganteng, kaya, baik, sholeh, hafiz quran dan bla bla bla lainnya, berarti lo juga harus seperti itu dulu Mel. Makanya tadi gue bilang lo luar biasa." Rena menjelaskan panjang lebar hingga meluas segela penjuru.

"Oooo gtu yaaa..?" kata Mela. Hanya kata-kata itu yang mampu dikeluarkannya untuk merespon penjelasan yang luas dari temannya itu.

"Nah, jadi sekarang gimana? Lo mau mutusin si Randy? tanya Rena.


"Mutusin Randy? Siapa bilang gue mau mutusin dia? Lo dapat gosip darimana Ren?" Mela kaget mendengar pertanyaan Rena, karena seingat Mela, dia tidak pernah bilang mau putus dengan Randy. Bahkan sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk putus sama sekali.

"Lah, tadi. Kan lo bilang mau punya suami ganteng, kaya, sholeh dan bla  bla itu. Itu artinya lo mau mutusin Randy dong. Karena kan Randy jauh banget dari itu semua Mel. Gak mungkin kan Randy yang kusut, dekil, item dan kuliahnya gak jelas gitu mau lo sulap tiba-tiba jadi pengeran nan sholeh?"

"Hufh..."Mela menghela nafas. "Reeen, Ren. Lo terlalu cepat mengambil kesimpulan. Lo gak tahu apa-apa tentang cinta." Mendadak Mela merubah gaya bicaranya bak seorang pakar penyair cinta. Love is Blind, Ren. Cinta itu Buta. Dia tidak memandang rupa, harta dan kasta. Jika sudah merasakan cinta, maka hilanglah segalanya. Yang dibutuhkan hanya dia, dia dan dia." Kali ini Mela benar-benar seperti orang yang sedang mendramatisasi puisi. "Gue memang ingin punya suami yang ganteng, kaya, sholeh dan penyayang. Tapi apalah daya, cinta gue sudah terpaut padanya, Ren."

"Jadi, lo udah pasrah? Dibutakan oleh cinta dan memilih Randy sebagai suami?" Rena melotot. Tak habis pikir dengan jalan pikiran temannya yang satu ini.

Mela hanya terdiam. Tatapannya jauh ke awang-awang.

"Trus, lo bakalan gak peduli lagi dan menolak kalau ada laki-laki yang lebih baik dari Randy datang melamar lo? Gitu?" tanya Rena lagi.

"Hmm. Kalau yang datang pangeran nan sholeh sih, ya bakalan langsung gue tolak lah."

"Hah?? Maksud lo??" Rena makin bingung.

"Ya bakalan langsung gue tolak si Randy nya.. gue juga mau kali yang kayak gitu. Haha..." Mela tertawa puas. Berhasil membuat kepo Rena.

"Huuuuh. Dasar lo ya."
Plak Sebuah buku mendarat di kepala Mela.

"Aw.. sakit tauuu"

"Biarin. Biar lo nyadar dan bangun dari mimpi lo tu. Trus biar mata lo melek. Gak Blind blind lagi ama si Randy." Rena beranjak. Kesal melihat tingkah temannya itu.

"Eh Ren. Tunggu. Gue cuma becanda kok. Gue udah putusin Randy semalem. Ajarin gue jadi tuan putri dong.. tunggu Ren."

"Bodo. Belajar aja sendiri. Weeeek." Rena mencibir.

"Eh, tuan putri gak boleh gitu, ntar pangerannya gak jadi datang. Hahaha.. "


^cici^

1 komentar: