Dua
tahun,
Ada
730 hari sudah terlewati.
Dua
tahun.
Ada
17.520 jam yang berputar silih berganti.
Dua
tahun.
Ada
1.051.200 menit yang terulang berkali-kali.
Dua
tahun.
Berjuta-juta
detik berbilang, tak terhitung lagi.
Dua
tahun.
itulah
waktu yang sudah ku lalui bersama mereka di sini.
dalam
sebuah kebersamaan yang makin hari semakin sayang tuk ku tinggali.
Dalam
sebuah hubungan kerja yang ku rasa lebih seperti keluarga.
Di
sini. Bersama meraka dua tahun waktu ku lalui sudah.
Suka
duka? Tentu saja itu ada.
Rasa
jenuh? Tak jarang itupun datang tanpa diminta.
Ingin
keluar? Jujur saja, terkadang terbersit juga.
Tapi,
semakin aku ingin mencari pengganti, tuk keluar dari sini.
Semakin
kuat pula alasanku untuk bertahan.
Bukan.
Bukan karena jaminan masa depan yang banyak diberikan.
Karena
di sini tak aku dapatkan jaminan yang demikian.
Karena perusahaan ini juga masih di permulaan.
Melainkan
ada pada rasa saling pengertian yang selalu ku dapatkan.
Ada
pimpinan yang lebih tepat ku rasakan sebagai kawan.
Ada
atasan yang saling memahami,
bukan
sekedar basa basi penjaga gengsi.
Dua
tahun
Sungguh
waktu yang mungkin tak sebentar
Jika
kau lalui hanya dengan berdiam diri
Tapi
di sini,
Sungguh
rasanya aku bisa menemukan semua,
Menjadi
apa yang ku suka,
Walau
terkadang tak jarang
Rasa
sulit datang menghimpit
Bukan
karena punya hutang yang melilit,
Tapi
karena orang sekeliling yang kadang berpandangan sempit.
Sering
menganggap orang sebelah mata,
Jika
ia bekerja bukan di perusahaan ternama,
Ku
akui hal itu bukan tidak penting,
Terlebih
jika orang tuamu sangat berharap itu.
Ya,
jujur saja mungkin keluargaku salah satunya.
Bagaimana
tidak. Si juara umum sedari sekolah hingga kuliah
Harus
berakhir, di pekerjaan yang tidak begitu wah.
Tapi
biarlah.
Ku
biarkan mereka dengan persepsinya
Karena
bukankah aku yang menjalani semuanya?
Toh,
tidak sedikit teman-temanku yang bekerja di perusahaan ternama tetap saja
mengeluh dan ingin keluar dari pekerjaannya.
Hal
ini sudah cukup bagiku untuk menjadi alasan,
Kenapa
aku tetap bertahan.
Ya,
karena aku bisa menjadi diriku, tanpa perlu banyak tekanan.
Sungguh,
dari lubuk hati yang terdalam aku bersyukur
Sangat
bersyukur atas semua ini
Sekali
lagi di sini.
Kebersamaan
ini. Di keluarga ini.
Aku
berhasil menemukan diri, bakat dan potensi.
Walaupun
sesungguhnya jobdes yang kujalani tidak sesuai dengan passion yang dimiliki.
Tapi
syukurlah, sekali lagi aku bersyukur.
Karena
atasanku tidak terlalu banyak mengatur.
Oh..
sungguh. Aku kembali amat sangat banyak bersyukur.
Karena
sudah terlalu banyak nikmat yang tidak bisa diukur.
Dua
tahun
Aku
tidak tahu, berapa lama lagi aku akan berada di sini.
Mungkin
sebulan, dua bulan, atau bahkan masih bertahun-tahun lagi.
Entahlah.
Akupun
tak tahu pasti.
Tugasku
sekarang hanya menjalani,
Atas
semua anugrah yang Allah beri.
Semoga
Allah selalu menuntunku ke jalan yang diridhoi.
Hingga
aku layak ke surga-Nya nanti.
Aamiin.
Spesial
thanks to my Boss. Mr. Aswirman.
Cause
you have helped me find my self and let me to be me.
May
Allah Bless you and family.
Pekanbaru,
20 Maret 2015
Aku ... iri. Hahaha....
BalasHapusNggak juga sih. Soalnya di tempat kerjaku juga sebetulnya oke. Banyak yang kusyukuri, tapi tetep aja nggak sreg.
Semoga terus menyenangkan kerjanya ya, Ci~ ^^