Jumat, 30 Oktober 2015

Berlari "terlalu" kencang

"Kakaaaaaakkk... Rasanya pengen berhenti aja. Capek kak. Bosan. Rasanya pengen berhenti dari semua ini. Tiap hari syuro, ngatur kajian, seminar, ngisi, liqo, ngurus ini, ngurus itu. Adek capek kaakkk. :'( Rasanya jenuh. Tolong kak, adek harus gimana?"

Begitu lebih kurang sms seorang adik beberapa waktu lalu kepadaku. Akupun tersenyum menerima sms darinya. Dalam hati aku berkata, 'Adikku sudah besar, kini dia sudah berada di posisi yang dulu akupun merasakannya.' 

Lalu, tanpa pikir panjang, akupun membalas sms darinya, mencoba "menenangkan" dan merasakan apa yang dialaminya. Yang tentu saja, apa yang dia rasakan saat ini, aku sudah lebih dulu merasakannya. Bahkan hingga saat ini, masih sama. Hanya medannya kini berbeda.

"Wah, adek kakak ternyata udah besar ya. Amanahnya sekarang udah banyak. Hehe." Balasku.

"Kakaaaaakkkk...." balasnya lagi, yang membuatku menahan tawa. Karena membayangkan ekspresinya yang sedang protes manja, sambil memanyunkan bibir. Persis seperti setiap kali aku menggodanya.

Tanpa berbasa-basi lagi, akupun mengetik sms balasan. Mengembalikan topik ke pembicaraan semula. Aku tidak memberikan penjelasan, ataupun dalil-dalil atau apalah itu. Karena aku tahu, dia sudah hapal dan tahu semua. Aku hanya membalas dengan mencoba mengambil perumpamaan.

"Terkadang kita berlari terlalu kencang. Sehingga lupa, bahwa perjalanan ini amat panjang. Butuh energi yang banyak untuk mencapainya, butuh strategi yang bagus untuk mensiasati lelahnya. Jika kini lelah kau rasa, maka tidak perlu berhenti. Karena yang perlu kita lakukan hanyalah terus berjalan, tidak harus berlari. Nikmatilah setiap langkah perjalananmu. Rasakan betapa indahnya cara Allah membelaimu, dan menemani setiap ayunan langkah kakimu. Yakinkan diri dan kuatkan hati. Bahwa ini adalah jalan yang kau pilih. Jika lelah memghampiri, yang perlu kau lakukan adalah kembali mengatur strategi, tanpa perlu berhenti atau menepi. Cukup pejamkan matamu sejenak, rasakan cinta-Nya mengalir lembut di setiap helaan napasmu yang kini tersengal. Lalu, tataplah jalan yang membentang di hadapanmu. Dan katakan aku siap dengan strategi baru. :)"


#Tulisan ini bukan untukmu, dia atau mereka. Tapi aku!


-Cici Putri-
@ciciliaputri09


Tidak ada komentar:

Posting Komentar