Minggu, 07 Juni 2015

Clubista #1 Membantai EYD ala Ruru

Hai... Guys!
Udah pada tahu kan, kalau semalem di grup OWOP kita habis launching program baru? Namannya Clubista alias Club Nulis Kita-kita. Ajang kita belajar dari kita untuk kita. Nah, semalem adalah acara perdana dan kita ngebahas tentang EYD alias Ejaan Yang Dipusingkan. Opps. Ejaan Yang Disempurnakan, maksudnya. Hehe.

Nah, mumpung aku lagi baik banget nih, jadi aku arsipin deh materi semalam dalam tulisan berikut. Untuk chat dari narsum kita dan tanya jawabnya langsung aku copas aja dari grup. Semoga gak salah copas. Hihi. Jadi kalau ada yang mau ditanyakan silahkan langsung ke klinik TongRu. Haha *dikeplak Ruru.

Oke Guys. Langsung aja, ini dia materinya. Cekidot.

Ruru.
Ng, jadi begini Teman-teman.... Saya dapet mandat dari para admin untuk sharing-sharing tentang kepenulisan, terutama tentang EYD karena saya terkenal suka nge'bantai' tulisan orang. Hahaha.... Sebetulnya sih, saya nggak jago-jago amat. *lirik Mbak Thyza, Kiki, dll* tapi akan saya coba sharing sedikit pengetahuan saya *uhuk*

Karena ini acara perdana, bingung euy mau ngapain duluan. Jadi mungkin acara tanya-jawab *ketar-ketir bayangin kalo ada tanya-jawab* nanti aja dulu kali ya. Ru sempet blogwalking beberapa tadi siang buat liat tulisan temen-temen buat liat beberapa kesalahan yang sering dilakuin. Mungkin agak susah sih bahasnya kalo nggak 'bantai' satu per satu gitu, tapi ini beberapa yang Ru coba rangkum....

Oke. Ini beberapa kesalahan yang sering Ru liat:
1. Mengenai penulisan kalimat langsung.
Banyak yang masih sering salah dalam penulisan kalimat langsung. Beberapa contohnya:
a. “ Kaget sih kaget Saa, gak usah nyembur dong!” protesnya.
b. "Yahh... aku kalah deh." Kata Icha cemberut.
c. “Hai Kak, udah pulang?” Sapa adik Aina yang sedang menginjak masa remajanya.
d. “Iya, iyaaaa. Ini lagi pake sepatu” aku sangat tergesah-gesah kala itu.

Ini format penulisan kalimat langsung yang benar:
1. "Blablabla?" tanya A.
2. "Blablabla," jawab B.
3. "Blablabla!" seru C.
Jadi, kata 'tanya', 'jawab', 'seru', 'sapa', 'ujar', dan semacamnya itu huruf awalnya kecil (dan kalo kalimatnya pernyataan, tandanya bukan titik, tapi koma).
Setelah kalimat langsung, huruf jadi kapital kalo jadi kalimat baru. Misal:
1. "Blablabla?" A bertanya.
2. "Blablabla." B menjawab.
3. "Blablabla!" C berseru.
Perhatiin di sini sebelum kutip (si B) itu pakenya titik, bukan koma.

Izzy
iya tuh ru, apa setiap kalimat langsung harus diiringi dgn ktrangan brikutnya yah?

Ruru
Nggak harus pake keterangan "kata A" atau semacamnya. Bisa jadi langsung ke kalimat baru.
Jadi, saat kalimatnya baru, sebelum petik tutup itu tandanya titik (.).

Izzy
Bedanya apa yg pake titik sma koma?

Ruru
Yang pake koma itu keitung satu kalimat. Contoh: "Ayah sedang tidur," kata adik. <-- satu kalimat.
Yang pake titik itu dua kalimat. Contoh:
a. "Ayah sedang tidur." Adik memberitahuku.
b. "Ayah sedang tidur." Kakak memberi isyarat agar kami tidak ribut.

Izzy
Itu dipisah pake enter yah Ru kalo kalimat baru?
Kalo dua kalimat?

Ruru
Nggak harus enter. Kalo pelakunya masih sama dan masih berhubungan, biasanya satu paragraf. Tapi dibuat paragraf baru juga boleh kalo diperlukan.

Nah, kalo kita coba perbaiki contoh-contoh yang Ru ambil dari blog temen-temen tadi:
a. “ Kaget sih kaget Saa, gak usah nyembur dong!” protesnya.
πŸ‘‰πŸ» "Kaget sih kaget, Saa. Nggak usah nyembur dong!" protesnya. (Setelah kutip awal nggak usah pake spasi. Plus ini kalimat lebih pas dijadiin dua kalimat sih)
b. "Yahh... aku kalah deh." Kata Icha cemberut.
πŸ‘‰πŸ» "Yahh ... aku kalah deh," kata Icha cemberut. (Bukan pakai titik, tapi koma. Dan 'k' dari 'kata' hurufnya kecil.
c. “Hai Kak, udah pulang?” Sapa adik Aina yang sedang menginjak masa remajanya.
πŸ‘‰πŸ» "Hai Kak, udah pulang?" sapa adik Aina yang sedang menginjak masa remajanya. ('S' di kata 'sapa' hurufnya kecil.
d. “Iya, iyaaaa. Ini lagi pake sepatu” aku sangat tergesah-gesah kala itu.
πŸ‘‰πŸ» "Iya, iyaaaa. Ini lagi pake sepatu." Aku sangat tergesa-gesa kala itu. (Sebelum kutip akhir pake titik. Aku nya kapital. Dan 'tergesa-gesa' nggak pake 'h'. Hehe)

Nadia
Saya masih suka bingung sama penggunaan kata di(yg disambung atau di-pisah ka ruu.. Patokannya dari apa?

Nana
Dua percakapan dari dua orang. Boleh digabung dlm 1 paragraf ato gak

Ruru
"Menurutku sih ya," Tiara menoleh, "dia nggak ganteng-ganteng amat."
Zu mengernyit. "Tapi menurutku oke, kok."

Begitu?

Nana
Iya. Kan ada yg masih suka bikin 2 percakapan dari 2 orang dlm 1 paragraf

Ruru
Yang Ru liat dari novel-novel yang terbit (sekarang-sekarang ini) sih, percakapan antara dua orang biasanya dijadiin paragraf baru. Tapi seinget Ru novel lama ada yang bikin dalam satu paragraf.

Nana
Menurut sumber yg sayah lupa darimana, sih, gak bole gabung dlm 1 paragraf

Ruru
Lebih enak sih emang dipisah paragrafnya. Lebih jelas. Soalnya kalo masih dalam satu paragraf suka bikin bingung.

Oke. Yang kedua tentang huruf kapital.
Mau copy tentang kapan aja harus pake kapital, tapi banyak. Hahaha... Intinya:
1. Saat kalimat baru
2. Yang berhubungan sama agama (cth: Islam, Kristen, Injil, dll)
3. Gelar/jabatan yang diikuti nama (cth: Presiden Joko Widodo). Kalo ga diikuti nama, nggak usah pake kapital (cth: Ia bertemu dengan presiden.)
4. Nama bangsa/bahasa/suku. (cth: bahasa Indonesia)
5. Untuk menyapa (cth: Hei, Mbak!)
dll. Banyak banget, silakan dibuka buku EYD nya πŸ˜‚πŸ˜‚

Nah, ternyata masih banyak temen-temen yang sering melupakan penggunaan huruf kapital. Ini beberapa yang Ru temuin saat blogwalking:
a. “ Sayang, kamu lagi apa ? udah mandi belum?” sang lelaki mengirimkan gombalan.
b. “Tidak semua orang Islam itu dipilih untuk menjadi generasi yang tafaqquh fid diin ron, tetapi sebagian juga bisa berjuang demi Islam dengan harta dan jiwa ron.
c. “Permisi, mbak?” Seeorang mencolek pelan pundakku.

Tiara
Kalo kalimatnya gini 'Dia melakukan itu ketika masih nongkrong di bangku sekolah dasar' nah kata sekolah dasarnya kapital atau ngga mba Ru? 😚

Ruru
Nggak, Tiara. Kalau disingkat baru pake kapital 😊

Tiara
Baiklah mba 😚 terus mba, Tiara bingun tentang kata sapaan. Kadangan ada yang 'Om' terus ada juga ya 'om', itu gimana ya mba Ru? 😚

Ruru
Iya, Tiara. Untuk kata 'mbak', 'kakak', 'ibu', dll emang perlu perhatian ekstra.
1. Kata-kata itu awalannya kapital kalo di belakangnya ada nama orang. Cth: Mbak Kiki sedang pergi.
2. Kata-kata itu awalannya kapital kalo dipake buat nyapa. Cth: Mau ke mana, Om?
3. Kata-kata itu nggak pake kapital kalo bukan untuk manggil dan nggak ada namanya. Cth: Ke mana kakakmu?

Zu
Ru, misal : jurusan bahasa jepang itu kapital semua? Bahasa Jepangnya aja? Atau Jepangnya aja?

Ruru
Yang Ru liat di contoh-contoh penulisan gitu nama jurusannya aja yang pake kapital, Zu. Cth: jurusan Bahasa Jepang, jurusan Teknik Sipil, jurusan Hukum.

Kiki
"Tuan Asisten Residen, bukankah Anda tahu bahwa saya justru menjadi korban..."
Nambahin dikit contoh yg bener ya, Ru. Cz aku kdg juga sering salah πŸ˜‚. Biar jd #ntms hehe

Ruru
Iya. Karena anda menunjuk pada panggilan ya?
Iya, tapi inget ya, 'kamu' juga panggilan tapi nggak pake kapital. 😁

Oh iya, belum ngebenerin yang tadi diambil dari blog
 a. “ Sayang, kamu lagi apa ? udah mandi belum?” sang lelaki mengirimkan gombalan.
πŸ‘‰πŸ» "Sayang, kamu lagi apa? Udah mandi belum?" Sang lelaki mengirimkan gombalan.
πŸ‘†πŸ» Ini penggunaan spasinya masih salah juga sih. Terus awal kalimat nggak ada kapitalnya semua.
b. Tidak semua orang Islam itu dipilih untuk menjadi generasi yang tafaqquh fid diin ron, tetapi sebagian juga bisa berjuang demi Islam dengan harta dan jiwa ron.
πŸ‘‰πŸ» Tidak semua orang Islam itu dipilih untuk menjadi generasi yang tafaqquh fid diin, Ron, tetapi sebagian juga bisa berjuang demi Islam dengan harta dan jiwa, Ron.
πŸ‘†πŸ» 'Ron' harusnya diawali kapital karena nama orang.
c. “Permisi, mbak?” Seeorang mencolek pelan pundakku.
πŸ‘‰πŸ» “Permisi, Mbak?” Seseorang mencolek pelan pundakku.
πŸ‘†πŸ» 'Mbak' pake kapital karena manggil.

Selanjutnya yang ditanya Nadia nih. Tentang penggunaan 'di-'
Tentang penggunaan awalan 'di-' menurut Ru gampang banget lho bedainnya. Sama aja kayak 'ke-'

Ru heran juga kenapa banyak banget yang sering salah tentang ini
Rumus gampangnya:
1. Kalau menunjukkan tempat, penulisan 'di'-nya dipisah. Cth: di halaman, di taman, di kantor.
Pokoknya kalau TEMPAT pasti dipisah.
2. Kalau menunjukkan kata kerja, 'di'-nya disambung. Cth: disambung, dipisah, dicubit, dibantai.

Tiara
Mba Ru tanya lagi, 'diatas' atau 'di atas', 'ke atas' atau 'keatas' mba? 😚

Ruru
atas kata kerja atau keterangan tempat, Tiara?

Tiara
Misalnya mba 'seperti halnya yang aku tuliskan di atas' gitu mba?

Ruru
iya, kalau 'di atas' pasti dipisah, karena menunjukkan keterangan tempat

Tiara
Kalau 'ke atas' juga dipisah Mba Ru? 😚

Ruru
Tapi untuk imbuhan 'ke' emang agak rancu ya. Kata 'ke atas' sih biasanya ditulis dipisah aja, tapi kata 'keluar' banyak ditulis nyambung. Soalnya 'keluar' udah jadi kata kerja sendiri.
Kalau yang ini, baiknya liat kita mau nekenin apanya aja. Apakah 'ke luar' sebagai keterangan tempat (tujuan) atau sebagai kata kerja.

Kiki
Mengatasnamakan -> bener kagak, Ru?

Ruru
Iyap.

Satu hal yang aneh, akhir-akhir ini banyak orang yang pakai kata 'dimana'. Padahal sebetulnya kata itu nggak ada di bahasa Indonesia.

Nana
Dimana, yang mana,
Hari ini hari dimana bendera ditegakkan
πŸ‘† untuk cth macam ini, ya?

Ruru
Iya. Kalimat kayak contoh dari Nana tadi kan bisa aja diubah. "Hari ini adalah hari (saat) bendera ditegakkan."

Zu
Nah, tapi itu sering banget eke liat di buku, Ru.
Banyak, sampe dianggepnya bahasa yg bener.
Yg bener emng gak ada pemakaian yg kaya gtu?

Ruru
Nggak ada, Zu. Aslinya di bahasa Indonesia nggak ada kata 'dimana'. Itu kebawa dari penerjemahan bahasa Inggris kayaknya.




Nah.. itu dia tadi Guys. Materi tentang EYD dari Ruru. Gimana, udah pusing? Hehe.
Oh ya, selain itu ada kabar gembira juga loh...

Apa, Ci? Kulit sapi ada ekstaknya? Eh.

Haha... Bukan. Ini dia kabar gembiranya. Langsung aja aku copas chat dari Ruru ya.

Ruru
Okee... Jadi, berhubung saya sudah memberi sedikit materi tentang tanda baca & EYD, saya pengen ngasih tantangan buat temen-temen. Saya mau minta temen-temen jadi editor 😊

Tulisan yang diedit bukan tulisan saya, tapi tulisan salah satu penulis yang udah cukup banyak menerbitkan buku. Saya copy tulisannya ke sini, temen-temen tolong 'perbaiki' yaa....

Ini tulisannya:
Dulu aku pernah berjanji pada seseorang ketika pertama kali kami saling mengenal. Kalau kelak pasti aku akan membawanya terbang mengelilingi angkasa dengan sebuat pesawat dimana aku akan menjadi pilotnya dan ia akan duduk disampingku dengan senyumnya yang indah. Itu hal terakhir yang aku ingat, ketika Angel bertanya padaku mengapa aku sering sekali membuat pesawat lipat yang terbuat dari kertas saat kami sama-sama bersama di masa sma dulu dan pesawat kertas itu adalah hadiah perkenalan pertama kami ketika kami berkenalan.

Angel baru saja pindah dari luar kota di sekolah kami. ia duduk disampingku dan sebagai teman pertama di sekolah barunya aku menghadiahkan pesawat kertas itu. ia menerimanya dengan suka cita. Semenjak saat itu kami menjadi teman dekat dan setiap aku bertemu, aku selalu menghadiahkan pesawat kertas kepadanya.

“ Gilang, kamu ngapain sih suka banget bikin pesawat kertas kayak gitu, kayak gak ada kerjaan lain aja. Besok kan kita ujian kelulusan sekolah..”

“ Ya..karena aku pengen banget punya pesawat terbang, siapa tau.. suatu saat nanti aku bisa bawa kamu dengan pesawat.. terus aku jadi pilotnya.”

“loh.. kamu kan pengen tes masuk tentara.. memangnya impian kamu jadi pilot masih bisa..?”

“ masih dong.. aku mau jadi tentara angkatan udara.. doakan ya..”

“iya pasti tapi jangan lupa ya.. kalau nanti sudah jadi pilot pesawat, janji kamu untuk bawa aku terbang.. gak  kamu lupakan..’

Itu hal yang membuatku selalu teringat saat-saat dimana aku berjanji pada Angel. Aku menyimpan rasa cinta yang amat dalam padanya karena sejak lamanya kami selalu dekat sebagai sahabat tapi aku malu untuk mengatakan kalau aku cinta padanya. Beberapa bulan kemudian aku bertekad padanya sehabis ujian kelulusan nasional aku akan menyatakan cintaku. Aku tidak ingin menganggu Angel yang sedang menghadapi ujian nasional sama sepertinya diriku.

Ketika waktu ujian kami lalui dengan penuh perjuangan dimana Angel yang lebih cerdas daripadaku selalu membantuku belajar bersama. Sebagai hadiah atas kebaikan yang ia berikan aku selalu memberikan sepotong kertas yang kulipat berbentuk pesawat kecil dan ia menerimanya dengan suka cita. Sampai ia berbisik padaku

“ kamu tau gak? Pesawat kertas ini, sudah aku kukumpulin dan aku masukin ke kotak toples dan sebentar lagi bakal penuh loh… “

“oh ya, aku pikir kamu buang..”

“enggak dong, itu  akan aku simpan dan aku hitung, sebab setiap pesawat kertas yang kamu buat, adalah saat dimana kita lagi bersama..”

“semoga sampai selamanya ya.. siapa tau kalau aku bikin setiap hari satu. Bisa bikin gudang serumah jadi penuh pesawat kertas..”

Angel tersenyum dan aku memandanginya.. tiba-tiba terlintas ingin menyatakan cintaku padanya.

“angel..”

“iya gilang..”

“kalau aku suka sama kamu.. kamu percaya gak?”

Tiba-tiba angel terdiam.. dari wajahnya aku tau sepertinya ia tidak begitu suka kata-kata itu.

“maaf deh.. kalau aku berlebihan.. aku hanya.. bercanda..”

“gilang.. aku pulang dulu ya.. ayah aku mau bikin acara keluarga.. maaf”

Tiba-tiba angel berlari dariku.. dan aku jadi bingung. Sejak saat itu aku tidak pernah bisa menghubunginnya.  Setiap aku pergi ke rumahnya, ia tidak pernah bisa kutemui. Hatiku sedih. Tapi aku tau, mungkin ia melakukan ini karena ingin menolak cintaku. Karena sekolah sedang libur aku tidak bisa menemuinya di sekolah. Jadi kami hilang kontak. Terlalu bodoh dan naΓ―f bagiku meminta cinta dari seorang yang cantik dan primadona di sekolah. Ia mungkin hanya berpikir aku sahabat. Dan aku pun berusaha tegar dan mulai kehilangan saat-saat bersamanya.
Tulisan di atas adalah potongan cerpen milik Agnes Davonar. Tadinya sih Ru mau ngasih satu cerpen full, tapi kasian kepanjangan nanti #plak

Hasilnya dikirim via email aja. Di badan email aja juga gapapa.
Kalo ada yang mau dikirimin potongan tulisannya via email juga boleh. Hasil dikirim ke email saya: yusa.haruna@gmail.com (kalo ada yang mau minta kirimin yang original punya Agnes juga boleh email dulu ke saya minta kirimin biar langsung diedit)
Nanti dipilih yang paling cepet & paling rapi editannya πŸ˜›



Nah. Itu dia Guys. Kita dapat tantangan dari Ruru baut edit penggalan cerita di atas, dan bakalan dipilih 3 orang yang beruntung. Yang editannya bagus dan cepet dapat hadiah dari Ruru. Horrreeee.... *Mudah-mudahan aku salah satunya. #Ngarep.com
Oh ya, ternyata gak sampai di situ aja. Materi semalem sampe kebawa mimpi sama Ruru, jadi ada tambahan sedikit materi lagi hari minggu pagi. Cekidot again.

Ruru
Sebetulnya ada yang kelewat Ru omongin.
Ttg kalimat langsung, yang jadi 2 kalimat itu nggak harus depannya nama org lho. Cth:
A. πŸ‘‰"Dia nggak sekolah?" tanya Cici.
πŸ‘‰"Dia nggak sekolah?" Cici bertanya
πŸ‘‰"Dia nggak sekolah?" Bertanya, Cici mengedarkan pandangannya ke seantero kelas.

B. πŸ‘‰"Besok aku nggak bisa nih," keluh Nifa.
πŸ‘‰"Besok aku nggak bisa nih." Nifa mengeluh.
πŸ‘‰"Besok aku nggak bisa nih." Mengeluh, bahu Nifa merosot lesu.

C. πŸ‘‰"Jangan lupa ya!" seru Farida sambil melambaikan tangan.
πŸ‘‰"Jangan lupa ya!" Farida berseru sambil melambaikan tangan.
πŸ‘‰"Jangan lupa ya!" Berseru, Farida melambaikan tangannya.
Sama yang kalimat langsung tapi narasinya di depan, itu selalu pake koma:

A. Cici bertanya, "Dia nggak masuk?"
B. Nifa mengeluh, "Besok aku nggak bisa nih."
C. Farida berseru, "Jangan lupa ya!"
Sekian pelajaran tambahannya. Hehehe…

Terus 'pembelaan' sedikit (plus saran?) dari Ru, kalo masalah bahasa baku-nggak baku, saat nulis blog (curhatan) sih nggak masalah. Tapi kalo nulis cerita atau semacamnya, pastiin diperhatiin yaaa....
Dan untuk 3 hal yang Ru bahas semalem, kapanpun tolong dipake. Biar terbiasa tulisannya rapi. 😁


Oke Guys. Dengan berakhirnya materi tambahan dari Ruru tadi, maka berakhir pulalah resume untuk Clubista perdana kali ini. Semoga bermanfaat ya...
Mohon maaf apabila ada kesalahan. Hihi.

Salam Manis (Mangaads Nulis)
@ciciliaputri09

4 komentar: